Bab 22. Dua Istri

1030 Kata

"Tapi cuma kamu wanita yang ingin saya nikahi, Bunga. Saya tak ingin menikah dengan wanita lain selain sama kamu," lemah Aska seraya menundukkan kepala. "Salah sendiri kenapa Tuan harus melakukan hal itu? Seharusnya, kalau Tuan mau bertindak itu ya di pikir dulu. Tuhan menganugerahi manusia otak buat berfikir, otaknya di pake jangan di simpen di dengkul, gimana sih?" sinis Bunga tiba-tiba saja merasa kesal, membayangkan Aska tengah b******u dengan seorang wanita membuat hatinya terasa panas membara. "Kamu kesel?" Aska tersenyum cengengesan. "Nggak!" "Kamu cemburu?" "Siapa bilang? Jangan ngarang deh!" "Boong!" "Siapa yang boong?" Bunga menatap sinis wajah Askara Wijaya. "Udah akh, aku masih banyak kerjaan." Bunga seketika bangkit. "Mau ke mana?" tanya Aska seraya menarik telapak tan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN