"Kamu tenang aja, Aska. Mami janji gak bakalan buka hati Mami buat pria manapun. Hati Mami udah mati rasa," jawab Anita seraya menyandarkan punggung berikut kepalanya di sandaran jok mobil. "Maaf, bukan maksud saya ngatur hidup Mami. Saya cuma mau Mami bahagia, Mami adalah satu-satunya orang tua saya." Aska menatap lurus ke depan. "Jangan lupakan Daddy kamu, Aska. Ingat pesan mendiang Kakek-mu, beliau tetap Daddy kamu terlepas dari apa yang udah dia lakukan di masa lalu." Aska hanya tersenyum ringan seraya menghela napas panjang. Perjalanan pun berlanjut tanpa sepatah katapun lagi, baik Aska maupun Anita larut dalam lamunan masing-masing. Sementara hujan mulai mereda menyisakan kabut pekat yang menghalangi pandangan mata. Aska semakin memperlambat laju mobil yang ia kendarai demi kesel