Sembilan

1878 Kata

“Na,” panggilan dari seseorang yang sudah berdiri dibelakang mengagetkan Yana. Radja sudah berdiri dengan bantuan tongkat. “Lagi telfon siapa?” Yana berusaha tersenyum dan menyembunyikan kegugupannya. Dengan susah payah dia mengatur debaran d**a yang tak menentu. “Ini ponakanku mas.” Dia beralih ngomong sama ponsel lagi. “Udah dulu ya Dek, ini suami mbak udah pulang.” Terdengar tawa cekikikan dari sebrang telfon. Tanpa nunggu persetujuan Kai, Yana segera mematikan telfonnya. Meletakkan ponsel diatas meja dan membantu suaminya duduk. “Aku buatin minum ya mas.” Tawarnya. Radja menatap Yana dengan sumringah, tatapan yang berbeda dari sebelum-sebelumnya. “Boleh.” Segera Yana pergi ke dapur untuk membuat minum. Dengan hati yang penuh kelegaan karna berhasil menyembunyikan kegugupannya. Memb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN