PART [27] . . . Jalang Murahan? Melinda tidak menyangka suaminya akan berkata seperti itu di hadapan Nara. Anak kandungnya sendiri. Setelah bertahun-tahun berusaha sekuat mungkin meyakinkan bahwa Nara tidaklah penting bagi kehidupan mereka. Akhirnya senyuman di wajah Melinda tercetak jelas. Masih dengan kedua tangan terlipat, menatap angkuh Nara yang kini membeku di depan mereka berdua. Hatinya tentu saja senang, sekuat mungkin menahan senyuman. Kali ini waktu Melinda untuk bergerak, dia tidak boleh terlihat senang karena perbuatan suaminya. Bergerak memegang pundak laki-laki itu, “Sayang, kenapa kau menamparnya seperti itu?” ujarnya dengan nada khawatir. Laki-laki itu masih meluapkan kekesalannya, “Biarkan saja!! Dia memang pantas menerimanya! Sejak kemarin kelakuan anak ini tidak