Chapter 6

1530 Kata
Mungkin beberapa orang berpikir, sebagai royal family, atau orang dengan status yang tinggi seperti bangsawan, akan hidup nyaman dan diam saja dan dikelilingi para pelayan selama dua puluh empat jam yang siap segera jika mereka membutuhkan sesuatu, namun enggan menggerakkan tubuhnya sendiri. Namun nyatanya adalah tidak seperti itu. Kehidupan mereka, para bangsawan sudah diatur sedemikian rupa dari awal mereka membuka mata hingga menutup mata mereka kembali. Baik suka ataupun tidak suka, itulah yang akan tetap terjadi dengan status tinggi yang memberatkan pundak mereka. Seperti apa yang dialami anak satu satunya dari mantan raja yang kini juga tengah bersiap di kamarnya sendiri. Claude terbangun dengan rambut perak tergerai acak yang malah semakin membuatnya terlihat mempesona. Enggan membuka matanya lebih dahulu, ia lebih memilih duduk dengan mata terpejam sembari membiarkan banyak orang dengan suara tak asing memasuki kamarnya atas izin dari sang pengawal –Victor, yang tentu saja paginya dimulai lebih awal dibandingkan sang raja- dan menggeret troli mewah berwarna keemasan kesisi kasur dimana dirinya menghadap. Sisi kasur yang mana berhadapan langsung dengan jendela besar yang tirainya sudah dibuka itu membuat Claude bisa melihat pemanangan pagi yang indah dari taman taman disekitar kerjaan. Setidaknya ini awal yan baik untuk memulai aktifitas. Ini pukul tujuh lebih tiga puluh menit pagi. Dimana ia rutin –sebenarnya arus- terbangun pukul segitu sedari ia kecil. Sebuah aturan tak tertulis yang sudah diwariskan kakek nenek moyangnya yang lebih dahulu menjabat sebelum dirinya. Pun, dengan rutinitas rutinitas lainnya selagi pelayan menyiapkan air rendaman untuk sang raja membersikan diri. Selagi menunggu bathub diurus oleh pelayannya sejak kecil, Claude terbiasa memulai paginya dengan treats untuk memberika energi memulai aktifitas dengan cookies low sugar sebelum memulai sarapannya. Ini dimulai sejak dahulu karena mungkin para anggota kerajaan akan lapar ketika bangun tidur, namun jam sarapan bersama masih lah beberapa jam lagi. Juga, sebuah teh dengan kadar asam yang kurang agar tidak menyakiti lambung si peminum sembari orangnya sibuk mendengarkan berita di televisi yang menayangkan kejadian kejadian lama atau baru saat dirinya terlelap. Selesai dengan acara treatsnya, ia mandi dan pelayan lainnya akan memanggil penata rambut untuk membantu sang raja menata rambutnya. Seorang raja yang menjadi wajah atau cerminan awal negara mereka tak mungkin tampil tak peduli diri. Negara mereka adalah negara yang memiliki image cukup hingga tak adanya pengemis dan pengangguran disana –meskipun Claude tahu betul bahwa banyak orang di negara mereka yang hidup amat sangat pas hingga seluruh gaji mereka hanya akan habis untuk kebutuhan sehari hari. Ya... tapi setidaknya negara mereka minim penjahat dan nol orang untuk pengemis dan pengangguran. Biarkan pria itu menikmati mandinya lebih dahulu sebelum otaknya kembali berasap memikirkan nasib rakyat dibawah kuasanya. Ketika sang penata rambut sudah merasa bahwa tugasnya selesai, Claude akan memakai atribute atribute kepala negaranya untuk melakukan kunjungan diplomatik. Bukan hanya itu, keterikatan diplomatik, pesta diplomatik, atau menghadiri presenting award dari negara negara lainnya. Hidupnya hanya berputra mengenai politik dan politik. Sedari ia masih kecil. Tahun lalu saja, ia menghadiri lebih dari tiga ratus lima puluh acara politik, yang mana artinya adalah satu kali dalam sehari. Dimana acara politik bisa menghabiskan waktu berjam jam yang terkadang membuatnya ingin muntah karena muak. Tiga ratus lima puluh itu paling sedikit, biasanya ia bahkan harus menggunakan pesawat kerajaan untuk mengunjungi acara diplomatik di tiga negara berbeda di satu hari yang sama. Normalnya, jika sang raja –atau ratu- tak dapat menghadiri acara acara tersebut, sisa anggota kerajaan lainnya akan menggantikan orang yang tidak bisa hadir. Dalam konteks ini misalnya kakak atau adik, atau pasangan dari kakak dan adiknya. Namun sialnya, Claude terlahir menjadi anak satu satunya, dari sepasang orang tua yang juga anak satu satunya, dan dua pasang kakek nenek yang juga anak satu satunya!! Bayangkan saja. Ia tak punya paman atau bibi, tak memiliki sepupu dan sebagainya. Mungkin beberapa orang akan merasa beruntung, apalagi dengan tahta yang mewah dan menggiurkan, mungkin akan banyak orang yang memilih untuk menjadi anak tunggal saja agar tidak ribut nantinya. Namun, bagi Claude yang sudah diberikan beban sejak kecil, hal hal seperti ini terkadang membuatnya lelah. Amat sangat lelah. Pukul delapan lebih tiga puluh menit pagi adalah waktu paling maksimal Claude bersiap siap dibantu oleh semua orang. Karena ia harus segera bergerak menuju ruang makan dan pelayan akan memberikan sarapan yang biasa mereka buat sehari harinya. Tipikal sarapan ringan namun cukup untuk memulai hari. “Selamat pagi, ayah” “Selamat pagi juga, anakku” Mereka memulai sarapannya dengan tenang dan damai. Alunan musik live dari violin dan pinao seakan memanjakan indra pendengaran mereka. Tidak, mereka tidak setiap hari disuguhi penampilan seperti ini, kok. Hanya diteiap hari minggu disetiap minggunya, sang mantan raja memanggil pemain musik klasik dan menitahkan mereka untuk mengiringi sarapan singkat keduanya hingga selesai. Dengan catatan, siapapun yang masuk kearea kerajaan, harus memastikan setiap informasi yang mereka dengar tak keluar area istana sampai waktunya kerajaan yang akan mengumumkannya sendiri jikalau memang bahasan tersebut adalah bahasan yang berhubungan dengan negara mereka. “Kau tak ada dinas, kan, hari ini??” tanya sang ayah yang sudah selesai dengan sarapannya, dan kini memilih untuk menunggu pelayan lainnya membawakan dia sepotong kue empuk dengan rasa keju yang sudah ia sukai sejak lama. Sang anak yang tiba tiba ditanya sedikit melirik kearah sekretarisnya –yang posisinya tak jauh dari sana- untuk mendapatkan jawaban berupa gelengan yang singkat. Mohon maaf, meskipun ia raja, bukan berarti ia handal dalam segala hal. Sama seperti manusia lainnya yang jika memiliki banyak jadwal akan memiliki manager atau sekretaris yang membantunya. “Tidak” jawabnya singkat. Ah, omong omong, jika ada yang bertanya tanya kapan para pelayan dan lain lain menyantap sarapan mereka, maka jawabannya adalah sehabis kedua orang paling penting ini selesai sarapan. Mereka akan bergantian menyantap sarapan mereka ditempatnya masing masing. Berbeda dengan sekretaris, pengawal (dan supir, jika saat itu sedang ada perjalanan dinas) mereka mau tak mau harus mengisi kekosongan perut mereka sebelum sang pemeran utama bangun dari lelapnya. “Jadi kau hanya akan ada di ruang kerjamu saja, kan??” tanya sang mantan raja kembali yang diangguki singkat oleh keturunan satu satunya itu. Pukul sembilan pagi hingga lima sore adalah jam kerja resmi yang ia miliki. Jadi, meskipun tak ada dinas dilomatik, ia akan terkurung di ruang kerja pribadinya dengan sang sekretaris memberikan sebuah box berwarna perak bercorak merah yang sudah diisi oleh dokumen dokumen resmi, state pappers and letters dan lain lain agar segera dibaca sang raja dan ditanda tangani hal hal yang perlu. Dengan jenis pulpen yang memiliki tinta khusus, tidak diperjual belikan secara bebas –hanya dibuat dan digunakan oleh royal family- agar tidak terjadinya pemalsuan dokumen bertanda tangan raja. Karena, dalam sehari, hampir kurang lebih tiga ratus dokumen dan surat yang harus ia baca dan tanda tangani. Pihak kerajaan tak mau kecolongan dengan alibi alibi penipu yang misalnya akan mengatakan bahwa mungkin raja melupakan hal yang sudah ditanda tanganinya. “Ada apa, ayah?” tanya sang anak yang masih belum mengerti arah pembicaraan sang ayah yang tiba tiba terdiam itu. Matanya tak sengaja bergulir kearah jam. Sepuluh menit lagi sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, yang mana ia sudah seharusnya ada di ruang kerjanya. Menjadi orang nomor satu di negara mereka tak membuat ia bisa semena mena mengkorupsi waktu. Mengkorupsi waktu kerja seperti itu mungkin saja akan berpengaruh besar kepada rakyatnya baik secara langsung maupun tidak langsung. “Aku ingin kau makan siang nanti tidak disini, melainkan di resturant yang sudah aku berikan alamatnya kepada supir pribadimu” ujarnya pelan namun tegas. “ada seorang gadis dari kenalanku yang akan menemanimu, nanti. Aku sudah mereservasi meja untuk kalian” Sial. Masalah menyebalkan ini lagi. “Ayah, bukankah aku sudah bilang bahwa aku akan mengurusnya sendiri??” Bukankah terlihat menyedihkan sekali menjadi seorang raja yang bahkan harus dicarikan pasangan oleh sang ayah?? Padahal, mungkin jika Claude menunjuk sepuluh perempuan sebagai calonnya, lebih dari setengah dari mereka akan menerima senang hati.Tapi justru itu masalahnya. Claude enggan memilih siapapun untuk menjadi pasangannya kelak –yang mana harus memegang beban sebagai ratu pula- hingga akhirnya sang ayah harus turun tangan mencarikan banyak wanita yang dikiranya pantas untuk bersanding dengan anaknya. Itupun, sudah puluhan orang yang dibawa ayahnya, namun semuanya Claude tolak dengan langsung. Claude sendiri masih tak mengerti mengapa sang ayah sangat berambisi untuk membuatnya menikah sekarang sekarang?? Ia rasa, umur dua puluh sembilan belumlah terlalu tua. Ia masih memiliki beberapa tahun lagi untuk fokus pada negara dan mencari orang yang akan dicintainya. Ya, katanya pria yang hampir kepala tiga itu naif, tapi ia sama sekali tak ingin menghabiskan hidupnya dengan orang yang akan terus ia anggap sebagai orang asing. Meskipun ia sudah lama tak merasakan cinta, biarkanlah ia berangan angan bahwa ia akan mendapatkannya suatu hari nanti. “Tapi-“ “Tidak ada kata tapi” potong sang mantan raja. “aku tak mengharapkan kalian langsung menikah. Minimal bertemu saja dahulu. Jika diantara banyak gadis yang aku carikan untukmu tak ada, dan kau belum juga menemukan yang kau inginkan, tahun depan akan kupastikan kau bukan hanya kencan buta saja, langsung kuseret kau untuk menikah saat itu juga” ancamnya yang membuat Claude ingin menghantamkan kepalanya keatas meja jika tak ada orang asing disana. Hah.. hilang sudah makan siang dengan damai dan tenangnya. Nanti, ia entah harus bagaimana menghadapi gadis yang disuruh ayahnya itu. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN