TALAK SEBELUM 24 JAM

1100 Kata
Teddy juga kesal Fifi tak mau mengurangi jadwal pemotretan luar kota. Padahal saat awal pendekatan, Fifi lebih banyak libur dari pada keluar kota sehingga mereka bisa sering bertemu untuk memadu kasih. Fifi juga tak mau diajak ke dokter kandungan memeriksa kesehatan kehamilannya. ‘Ibu macam apa dia?’ pikir Teddy. Beberapa kali Teddy mencium bau alkohol di pakaian Fifi, dan kalau Teddy tanya, maka Fifi berkilah ketumpahan minuman teman. ‘Bagaimana mungkin aku akan terikat dengan perempuan liar itu dalam rumah tangga?’ Sekali lagi hanya ada sesal dalam batin Teddy. Sejak mereka dekat, Teddy belum pernah sekali pun mengajak Fifi ke apartemennya. Mereka selalu tidur di kamar kost Fifi. Sejak Fifi mengaku hamil, maka Teddy lebih sering pulang ke kamar ini. Tapi pemilik kamar malah jarang bertemu. Entah bagaimana nanti pernikahan yang akan mereka jalani. Kalau tak memikirkan tanggung jawab terhadap janin di perut Fifi, ingin rasanya Teddy menyudahi hubungan mereka saat ini juga. Fifi juga tak bisa masak sama sekali. Selama ini Teddy tak keberatan mereka makan di luar atau beli online. Tapi tentu sekarang dia harus berpikir ke depan. Masa orang berumah tangga sepanjang hari beli makanan matang? Atau pesan catering? Sangat jauh dengan Tari yang selalu bisa memanjakan lidah dan perut Teddy serta mami, papi serta omanya dengan kreasi resepnya. Mengingat Tari, adalah mengingat kepahitan yang harus Teddy telan. Belum lagi sekarang Fifi hamil, maka harus makan makanan bergizi. Tapi Teddy jadi malas menyuruh Fifi mengkonsumsi makanan sehat, pasti ada saja alasannya. ≈≈≈≈≈ “Elo gila!” kata Bima, temannya di maskapai. Sama-sama pilot. Dari istri Bima-lah Teddy kenal Fifi “Elo loser. Elo pria bodoh yang mau dijebak bi-tch seperti dia, dia itu pela_cur dan kamu menukar perempuan sempurna seperti Tari dengan sampah itu! Andai aku belum menikahi Anggraeni, aku akan mengambil Tari untukku. Asal kamu tahu, bayi itu bukan milikmu. Bahkan Fifi sendiri tak akan tahu benih siapa yang tumbuh di rahimnya,” bentak Bima marah saat Teddy meminta Bima hadir menemaninya dia menikahi Fifi besok. “Sejak awal gue bilang, Renny enggak akrab dengan Fifi, saat itu hanya kebetulan ketemu pas mau ke kantor. Sudah sejak awal gue bilang jangan sampai elo kepincut dia. Kenapa elo enggak denger peringatan gue sih?” “Elo pemain kelas kakap. Ama siapa aja elo bebas celup, masa sama kroco kayak Fifi elo kejebak buat tanggung jawab?” “Gue berani taruhan, ITU BUKAN BAYI ELO!” kata Bima sambil menanda tangani kertas yang disodorkan leaders group terbangnya. Dia baru saja landing dari Banjarmasin. ≈≈≈≈≈ Teddy menangis dalam hatinya. Bukan pernikahan seperti ini yang dia bayangkan akan terjadi pada dirinya. Pernikahan ini tanpa senyum dan restu kedua orang tua dan kerabatnya. Yang hadir hanya asisten Fifi dan Anggraeni. Bahkan Bima yang sedang off tak mau hadir. Dia bilang kalau dia hadir artinya dia merestui kebodohan Teddy. Teddy tak habis pikir, sampai detik terakhir Fifi sama sekali tak mau dia berkenalan dengan orang tuanya. Alamat orang tuanya saja tak diberikan oleh gadis, ups perempuan itu. Tak ada kerabat juga yang bisa Teddy datangi untuk meminta izin. Teddy berniat akan menyelidiki keluarga Fifi setelah mereka menikah nanti. ‘Mengapa perempuan ini terlalu liar hingga tak butuh doa restu orang tua untuk tahap kehidupannya?’ berjuta tanya penuh sesal bergayut di benak Teddy yang makin penat. ≈≈≈≈≈ Sehabis pagi ini mereka menikah, Teddy tak menyangka sorenya Fifi izin akan pergi dengan teman-temannya. Alasannya ada temannya ulang tahun. Sebagai suami Teddy berniat ingin mengantar dan menemani istrinya yang sedang hamil. Menurutnya tak baik perempuan hamil keluar malam. Dengan sejuta alasan Fifi tak mau diantar. Dia bilang pestanya hanya untuk kaum hawa di rumah yang ulang tahun. Melihat gelagat mencurigakan, saat Fifi sedang mandi Teddy sengaja memasang pelacak GPS di ponsel Fifi. Besok dia juga mau minta temannya agar bisa membuat semua chat dan telepon masuk nomor istrinya bisa dia ketahui. Pengetahuannya tak bisa membuat itu sendiri. Teddy sengaja tidur siang ini, mereka belum makan sejak menikah tadi pagi. Teddy juga belum memesan makanan dengan aplikasi online. Dia ingin tahu bagaimana tanggung jawab Fifi sebagai seorang istri. Saat bangun sore hari, tak ada apa pun yang terlihat di meja makan. Hanya ada roti dan aneka selai yang memang sejak semalam Teddy beli. Sekedar persiapan bila ibu hamil kelaparan tengah malam. ‘Ya ampun, dia bahkan tak peduli pada bayi yang dikandungnya. Bukannya beli makanan sehat, malah hanya minum spri_te. Walau sedikit, itu ‘kan ada alkoholnya.’ Teddy geram, memang dia salah bermain api dengan sampah ini. Tak mau menderita kelaparan, Teddy mengoles selai pada roti dan memakannya sendiri. ≈≈≈≈≈ Ganefiati pergi dijemput dua orang teman wanitanya. Teddy sengaja membolehkan istrinya pergi. Dia akan memantau dari jauh secara sembunyi. Setelah Fifi pergi, Teddy juga bergegas untuk pergi, dipakainya jacket dan topi. Yang pertama Teddy tuju adalah rumah makan padang. Dia ingin makan kenyang setelah seharian tidak diurus makan oleh istrinya. ‘Istri?’ Teddy mentertawakan kebodohan dirinya sendiri. Dia yakin mami dan omanya akan terbahak melihat kesialan yang dia alami. Puas makan kenyang, Teddy melihat GPS dari ponsel Fifi. ‘Mengapa dia berada di club?’ ≈≈≈≈≈ Teddy menuju lokasi yang terlihat di ponselnya. Dia parkir di ujung dan memperhatikan sudut-sudut yang ramai dengan rombongan. Saat itu dia melihat seorang perempuan yang tadi menjemput Fifi di rumahnya sedang bercum-bu dengan seorang pria berumur. Teddy langsung berpikir, apa Fifi juga seperti itu? Bukankah tadi pamitnya ke pesta ulang tahun dengan peserta ladies? Mengapa malah di club bukan di rumah yang ulang tahun. Teddy menurunkan pet topinya untuk melindungi wajahnya. Diamatinya semua sudut mencari sosok istri yang baru dinikahi tadi pagi tapi sudah berbohong di hari pertama pernikahannya. “Owh ini pesta ulang tahun special for ladies yang kamu bilang!” cetus Teddy santai. Ganefiati yang sedang berpagutan dengan seorang pria dan duduk dipangkuan pasangannya tentu saja kaget mendengar teguran Teddy. “Sayank,” cicit Ganefiati. “Tak ada sayank lagi. Sejak saat ini, aku talak kamu Ganefiati Nurbaya.” Teddy langsung berbalik badan dan meninggalkan club itu. ≈≈≈≈≈ Teddy tertawa terbahak-bahak ketika sudah memasuki mobilnya. Dia merasa sangat bodoh bisa membuang berlian untuk batu kerikil seperti Ganefiati. Dia bersyukur tidak menikah resmi di KUA. Teddy mentertawakan kebodohannya. Dia frustasi. Masih maukah Tari kembali setelah mengetahui dirinya pernah selingkuh? Teddy bertekad, walau dia sudah memberi talak pada Fifi, dia akan memantau anak dalam rahim Fifi. Dia harus memastikan, bahwa bayi itu bukan benihnya. Karena bila itu benihnya, dia wajib memberi nafkah pada bayi itu hingga dewasa. Teddy segera kembali ke rumah kost Ganefiati dan mengambil semua barang pribadinya. Lalu dia kembali ke apartemennya. Tak pernah terbayangkan dia akan menjalani pernikahan tak sampai 24 jam. Sungguh kekonyolan hakiki dalam hidupnya. ≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN