OWN 6 | Keindahan Yang Terpejam

1125 Kata
OWN 6 | Keindahan Yang Terpejam Dua Tahun Kemudian… Jessica D'Oriola Brijaya adalah seorang wanita yang memikat perhatian dimanapun ia berada. Sebagai seorang atlet anggar yang terkenal, ia dikenal karena keahliannya yang luar biasa dalam olahraga ini, memenangkan berbagai kejuaraan dan mengukuhkan namanya di kancah internasional. Namun, bakatnya tidak hanya terbatas pada arena anggar. Jessica juga merupakan konglomerat generasi ketiga, mewarisi kekayaan yang melimpah dan kemampuan bisnis yang tajam dari keluarganya. Selain itu, ia adalah seorang pemengaruh di media sosial dengan jutaan pengikut yang mengaguminya karena kecantikannya, gaya hidup mewah, dan kepribadian yang karismatik. Meski untuk menjadi pewaris, Jessica masih harus mengasah kemampuannya lebih dalam. Jessica memiliki wajah yang sangat cantik dengan mata berwarna hazel yang sangat unik. Irisnya adalah kombinasi memukau dari coklat terang, hijau, dan aksen oranye, menciptakan efek seperti mata kucing yang menawan. Lingkar coklat di sekitar pupilnya menambahkan kedalaman dan intensitas pada tatapannya, membuatnya seolah bisa menembus seseorang hanya dengan pandangan. Warna matanya yang tajam dan istimewa miliknya, sering kali menjadi pusat perhatian, membuatnya tampak misterius dan sangat menarik. Selain kecantikan fisiknya, Jessica juga memiliki penampilan yang anggun dan berkelas. Rambutnya yang panjang dan berkilau, juga gaya berpakaian yang stylish dan mewah, sesuai dengan status sosialnya. Dalam setiap penampilannya, baik di acara formal maupun dalam kesehariannya yang dibagikan di media sosial, Jessica selalu tampil sempurna dan menjadi pusat perhatian. Secara keseluruhan, Jessica D'Oriola Brijaya adalah perpaduan sempurna antara kecantikan, bakat, dan kekayaan. Sosoknya yang menonjol dan kepribadiannya yang kuat membuatnya selalu menjadi pusat perhatian dimanapun ia berada, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Sosok yang lenyap dari sorot kamera dan menimbulkan banyak konspirasi karena keberadaanya yang menghilang. Rumor, rumor buruk mengenai Ilias yang merebut semua dari sang istri seolah menjadi rahasia umum, meski tidak banyak yang membicarakannya secara langsung di hadapan wajahnya. “Seperti kataku, keponakanku terlalu lama menghilang, apa dia bahkan masih hidup? Gejolak saham terus tidak stabil jika keberadaanya terus kau sembunyikan. Aku tanya sekali lagi, dimana keponakanku?” Pria dengan mata kelabu dan jas bernuansa kayu itu menatap Ilias. Lagi-lagi memojokan Ilias di tengah rapat pemegang saham. “Maksudku, dari semua orang, hanya satu pihak yang diuntungkan dari menghilangnya keponakanku? Aku tidak pernah melihatnya, kau yakin dia masih menempuh pendidikan dan larut dalam kehidupan pribadinya? Bukan kau yang membuangnya agar bisa mengontrol semua orang? Jujur saja, apa ini bagian dari rencana Maheswara? Profit perusahaan kalian semakin tinggi sejak kami terus mendapatkan keterpurukan.” Arsa terus memberikan pendapatnya. “Apa maksud Anda? Tuan Ilias bisa mempertahankan perusahaan ditengah guncangan dan semua isu yang ada. Tolong jangan menggiring opini yang buruk dan menjerumuskan.” Salah satu petinggi perusahaan yang berada di sisi Ilias mengutarakan pendapat. Wanita yang dulunya adalah rekan bisnis dari ibu Jessica itu memberi dukungan. Rapat yang terasa pengap dengan para manusia keras kepala yang menjengkelkan dan melelahkan itu akhirnya berakhir. Wajar jika isu mengenai Jessica terus di angkat, saat ini memasuki tahun ke sebelas sejak Jessica menghilang. Dua tahun sejak Ilias menemukan dimana wanita itu berada dan mengetahui semua fakta yang berusaha disembunyikannya dari Ilias sebelumnya. Ilias memasuki mobil dengan Hero yang sudah duduk di bangku supir. Ilias memejamkan matanya dalam perjalanan, bayangan mengenai Jessica yang jatuh terpental dengan genangan darah di aspal, selalu muncul setiap kali ia menutup mata. Ilias menarik nafas dalam dan melirik jalanan yang sudah terasa begitu akrab. “Tuan muda bertanya mengenai penunjukan guru bahasanya, sepertinya dia tidak suka dengan guru barunya.” Ilas melirik Hero sekilas. “Urus sesukamu,” jawabnya singkat. Hero mengangguk setelahnya, dengan was-was memperhatikan raut wajah tuannya yang berubah. Ilias akhirnya sampai di tujuannya, sebuah rumah sakit besar yang menjadi tempat yang terasa akrab baginya. Nararya Hospital yang memiliki jalur khusus, menyediakan jalan yang tidak akan dilihat oleh publik umum. Ilias masuk ke dalam tempat itu dan memasuki sebuah ruang perawatan intensif. Ruang perawatan intensif VIP di rumah sakit itu terasa sunyi, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin-mesin medis yang mengawasi kondisi pasien. Kamar itu luas dan nyaman, didekorasi dengan elegan untuk memberikan suasana yang tenang dan damai bagi pasien dan keluarganya. Tirai putih bersih membingkai jendela besar yang menghadap taman rumah sakit, memberikan pemandangan hijau yang menenangkan. Di tengah ruangan, terbaringlah Jessica, diam dan tak berdaya. Mesin-mesin di sekitarnya mengeluarkan bunyi yang ritmis, monitor menampilkan denyut jantung dan tanda-tanda vital lainnya. Tubuh Jessica tampak lemah, tetapi wajahnya masih memancarkan keindahan yang rapuh. Mata hazel yang biasanya penuh kehidupan kini tertutup, meninggalkan kehampaan. Pintu kamar terbuka perlahan, dan Ilias masuk dengan langkah hati-hati. Pria dengan mata biru terang itu tampak lelah, namun tetap memancarkan aura kekuatan dan ketenangan. Ia mengenakan setelan jas yang rapi, tidak ada ekspresi khusus di wajahnya. Ilias mendekati tempat tidur Jessica, lalu duduk di kursi di sampingnya. Ilias menggenggam tangan Jessica, merasakan dinginnya kulit yang tidak merespon sentuhannya. Mata birunya yang biasanya tajam kini terlihat mulai sayu. Ia menatap wajah Jessica, mencari tanda-tanda kehidupan, berharap ada perubahan kecil yang bisa memberikan harapan. “Jessy…” Panggilnya pelan, penuh dengan emosi yang tertahan. Ilias menarik napas panjang. Tanpa sadar ia mengingat kembali masa-masa ketika mereka bersama, ketika senyum Jessica selalu mereka dalam berbagai kondisi. “Bukankah kau bilang kau akan mengambil dan mengembalikan segalanya seperti semula?” Matanya tetap terfokus pada Jessica, seolah-olah dengan tatapannya saja ia bisa membangunkan wanita yang terbaring tak berdaya di depannya. Jessica selalu keras kepala, ia yang menyukai profesinya sebagai atlet, selalu bersemangat setiap kali memegang foil. Ilias kembali mengingat, saat dimana wajah paniknya tergambar setiap kali ia khawatir akan terlambat datang ke pertandingan karena jadwalnya yang padat. Ilias mengingat bagaimana Jessica selalu memandang lawan dengan tatapan meremehkan, seolah tidak ada yang bisa menang darinya di arena pertandingan. Kemampuan dan kehebatannya terkadang membuat dirinya terlihat arogan. Namun, semua pendukungnya menyukai itu. Karena sosok yang mereka percayai tidak pernah mengecewakan. Satu-satunya konglomerat yang keangkuhannya membawa tawa dan rasa semangat siapapun yang menyaksikannya. Bahkan sampai sekarang, masih banyak berita yang terkadang mengangkat dirinya. Ilias tahu itu, sosok Jessica yang membekas dan dirindukan. Ia kemudian menundukkan kepala, mencium tangan Jessica dengan lembut sebelum kembali menatap wajahnya yang damai. Suara mesin-mesin medis terus mengisi ruangan, tapi di antara bunyi-bunyi itu, tidak sekalipun suara Jessica terdengar selama dua tahun lamanya. Ilias bangkit, ia berjalan keluar ruangan dan bertemu dengan anak yang serupa dengannya. Ilias menyadari saat berdiri berdekatan dengannya, tinggi anak itu bertambah lagi. Anak yang tidak pernah absen untuk mengunjungi ibunya dan menghabiskan banyak waktu di sana itu terlihat lesu seperti biasanya. Ilias melewati anak itu tanpa mengatakan apapun dan pergi keluar. Ia langsung menuju kediamannya kembali dan menenggelamkan diri dalam minuman keras di ruang kerja. Cuaca hari itu sedikit mendung, sore hari seolah menggelap dengan begitu cepatnya. Sampai kegaduhan datang dimana wajah panik Hero yang menerobos masuk terpampang di depan mata Ilias. “Tuan…” “Nona, akhirnya bangun!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN