Bayangan seseorang yang Alika lihat tadi, siapa dia? Apa mungkin karyawan di sini? Atau office boy? Sungguh mengganggu pikirannya. Ingin mengatakannya pada Nathan, takut kalau dia emosi dan menginterogasi seluruh karyawan di gedung itu. Walau jumlah karyawannya ratusan orang, bukan tidak mungkin dia menanyakan pada mereka satu persatu. Lama-lama Alika hapal dan tahu sifat asli suaminya. Dia adalah lelaki yang lain daripada yang lain, kadang menyebalkan, kadang romantis, kadang bikin kesal. Sifat itu bisa datang dalam satu waktu, aneh. Untung tampan, masih bisa dimaafkan. Alika merapikan kancing kemeja yang tadi dibuka suaminya, hampir saja dia tel*njang d*da. Untung tatapan matanya sangat tajam melihat situasi. "Kamu kenapa?" tanya Nathan setelah menutup pintu, menguncinya agar tak a