Scientist Ly 6 - With him

1955 Kata
Levan menatap wanita di depannya, ia mengamati tubuh Lightly tanpa melewatkan bagian seinci pun. Pria itu meghela napas panjang, kembali menatap mata Lightly, mata itu sangat berbeda dari manik mata Lightly yang dulu. “Jadi, aku sepertinya harus memanggimu dengan nama berbeda sekarang. Hmm?” Lightly mendengkus, “Orang mengenalku dengan nama Lightly sekarang, tapi terserah padamu ingin memanggilku apa.” Levan mengangguk pelan, lalu ia tertarik membahas sesuatu yang sejak tadi membuatnya penasaran tentang mata wanita itu. terlihat sangat cantik dan berbahaya di waktu yang bersamaan. “Lalu apa yang terjadi pada matamu?” Levan menatap tepat di kedua mata Lightly. “Ada sesuatu yang terjadi yang membuatku harus mengganti bola mataku. Hal yang serius sehingga aku kehilangan penglihatanku.” Lightly menatap Levan jengah, “Apa kau membawaku ke sini untuk mengintrogasiku? Jika ya, sebaiknya kau membiarkanku pergi.” “Aku tidak akan semudah itu membiarkanmu pergi!” Levan kembali menarik Lightly duduk, kali ini pria itu menarik Lightly hingga wanita itu duduk di pangkuannya. Lightly yang tidak siap, hanya bisa membeku ketika pria itu lagi-lagi  menarik tengkuknya lalu menyapur bibir milik Lightly. Levan terus memperdalam ciumannya, menuntut Lightly untuk membuka mulutnya dengan memberikan gigitan-gigitan kecil. Lightly berusaha mendorong Levan menjauh, tetapi pria itu terus memberikan kecupan dibibirnya. Levan tidak tinggal diam, posisi mereka sangat intim, hingga Levan dengan mudah menyentuh tubuh Lightly. Ia meremas pelan p******a Lightly, membuatnay refleks membuka mulut dan itu menjadi kesempatan Levan untuk melalukan french kiss. Levan menarik tengkuk Lightly agar semakin dekat dengannya, pria itu  menciumnya b*******h. Tanpa sadar Lightly sudah mengalungkan lengannya di leher Levan meremas kepalap pria itu, membuatnya rambutnya acak-acakan. Mereka berciuman sangat lama sampai Levan melepas pagutan mereka lalu beralih ke telinga Lightly, menciumnya lembut di sana. Lightly menarik napas sebanyak-banyaknya, tubuh mereka berdua semakin rapat satu sama lain, hingga Lightly dapat merasakan sesuatu keras tepat di bawahnya. “Ah,” Lightly mendesah pelan ketika ciuman Levan turun di lehernya. Menghisapnya pelan, membuat bercak kemerahan tertinggal di sana. Sementara tangan Levan berada di paha Lightly, mengelusnya pelan membuat Lightly kembali mengeluarkan suara yang sangat sexy di telinga Levan. Terbawa suasana, Levan memasukkan tangannya ke dalam dress milik Lightly. Lightly tersentak kaget ketika, Levan mengelus perutnya, tangan pria itu sangat lembut hingga membuatnya merinding geli. Ciuman Levan terus turun hingga menyentuh belahan dadanya, membuat wanita itu melengkungkan lehernya nikmat. Tangan Levan menemukan apa yang dicarinya, ia meremas keras payudaranya. Satu tangan Levan meraih tengkuk Lightly, menciumnya panas. Lightly duduk tidak nyaman, selain merasakan pusat pria itu, intinya juga basah. Ia tampak seperti wanita polos yang tidak pernah melakukan ciuman sebelumnya. Lightly melenguh pelan, ketika Levan mencubit putingnya. Tangan pria itu benar-benar memuaskannya. Lightly sudah pasrah dengan apa yang akan dilakukan Levan, tiba-tiba terdengar bunyi bel. Levan tidak menghiraukannya, mengangkat tubuh Lightly agar semakin rapat kepadanya. “Levan-h, ada yang datang! Hmh.” Lightly berusaha memberitahu Levan. Bel itu berbunyi lagi, kali ini di tekan tanpa berhenti. Lagi-lagi Levan tidak memperdulikannya, ia memilih menyingkap celana dalam Lightly lalu memasukkan jarinya ke dalam inti wanita itu. Lighty memposisikan dirinya agar jari Levan masuk lebih dalam, “Berhenti-h,” Levan tersenyum miring, “Kata-katamu berlawanan dengan ekspresi tubuhmu, sayang! Lihatlah, bukankah kau merindukan sentuhanku?” “Aku, tidak! Ah,” Levan menambahkan jarinya, membuat Lightly semakin bergerak liar. Ia menggerakkannya cepat, membuat Lightly mendesah kuat, ia sangat menyukai suara wanita itu saat sedang b*******h. Tiba-tiba saku Levan bergetar, diiringi dengan nada yang cukup keras hingga membuat keduanya berhenti bergerak. Levan menarik ponsel dari sakunya, ingin melemparnya benda pipih itu ke dinding ketika ia melihat nama atasannya di layar ponsel. “s**t!” Levan mengumpat keras. Ia menarik tangannya dari inti Lightly yang membuat wanita itu mendesah kecewa. Masih di posisi yang sama, Levan mengangkat telepon dari atasannya. “Yes, sir!” Lightly merasa kepalanya pening karena tidak terpuaskan, bagian intinya sangat basah hingga ia duduk tidak  nyaman. Ia menatap Levan yang serius menelpon, Lightly tiba-tiba ingin menjahili pria itu. Lightly mengecup pelan telinga Levan, lalu menghisapnya pelan membuat pria itu menatapnya tajam. Cimannya lalu turun keleher pria itu, menjilat lalu menggigitnya membuat pria itu tidak sengaja mengeluarkan desahan. Mati-matian Levan berusaha menahan rasa nikmat yang diberikan Lightly padanya, ia masih berbicara dengan atasannya ketika bibir wanita itu menjelajahi lehernya. Damn! “Baik, Sir. Aku akan segera mengirimkannya.” Levan mendesah pelan, ketika Lightly mengecup jakunnya lalu mengemutnya sensual. Pria itu meraba pusatnya yang terasa sakit karena tersiksa karena tidak segera di bebaskan dari celana. Lightly mengakhiri aktivitasnya, ketika kedua tangan Levan berada di pinggangnya. “Pergilah! Kirim berkas sialan itu ke atasanmu! Aku akan menunggu di sini!” Levan menaikkan alisnya sebelah, ternyata Lightly mendengar semua percakapannya di telepon. Lightly berdiri dari pangkuan Levan lalu menyalakan tv, tidak menatap pria itu. Seolah-olah mereka tidak melakukan apa-apa barusan. Levan menggelengkan kepalanya pelan, menatap Lightly sejenak lalu melangkah pergi ke ruang kerjanya. …. Setengah jam kemudian, ketika Levan ingin beranjak dari kursi kerjanya. Lightly masuk ke dalam ruang kerja pria itu, wanita itu terlihat lebih fresh dengan rambut setengah basah, memakai cardigan berukuran ekstra size miliknya membuat paha wanita itu terekspos sebagian. “Berhenti menatap pahaku,” Lightly duduk di salah satu kursi yang berada di ruangan Levan. Lightly menatap Levan, menuntut penjelasan. Mengerti maksud tatapan Lightly, akhirnya Levan mengiyakan permintaan wanita itu. “Oke, aku akan menceritakan semuanya.” Levan berpindah posisi, ia menyenderkan tubuh di meja kerjanya, menatap Lightly serius. “Aku sangat kaget ketika mendengar berita tentangmu saat itu, aku juga tidak tahu-menahu apa alasan mereka melakukan itu kepadamu. Tiba-tiba saja, semua beralih kepadaku, tentunya aku menolak, itu bukan hasil kerja kerasku, hasil penelitian itu milikmu.” Levan menatap ke langit-langit, menginga-ingat ingatannya tiga tahun yang lalu. “Keeskolan harinya, aku mengundurkan diri, awalnya itu membuat mereka semua tidak terima tapi tetapi merelakanku pergi begitu saja. Setelah keluar dari labolatorium itu, aku hanya mendengar kabar jika memang mereka sedang merencanakan sesuatu yang sangat besar dan sangat membahayakan. Aku tidak tahu apa, seniorku yang masih tinggal di sana sudah tidak memberiku informasi lagi.” Lightly tidak berkata apapun, menunggu pria itu melanjutkan ceritanya. “Setelah pergi dari labolatorium itu, aku pergi mencarimu kemana-mana. Tapi, kau tidak pernah kutemukan, bahkan aku tidak bisa sedikitpun mengetahui jejakmu.” Karena saat itu mereka masih mengurungku di peti kemas, batin Lightly dalam hati. “Aku pikir mereka telah membunuhmu,” Levan tercekat. Menatap Lightly lamat-lamat, meyakinkan dirinyajika wanita itu saat ini tengah duduk dihadapannya. “Aku kembali mencari pekerjaan sembari mencarimu. Kadang-kadang aku berpikir jika mereka memang telah membunuhmu, lalu kembali meyakinkan diriku jika kau masih hidup dan berhasil pergi entah kemana.” Levan melangkah mendekati Lightly, berlutut di depan wanita itu lalu memeluknya erat. “Ketika aku hampir menyerah, hingga kemarin,” Levan menghentikan perkataannya, menghirup aroma wanita itu. “Aku berhasil menemukanmu.” Levan melepaskan pelukannya, menatap wajah Lightly lekat kemudian mencium puncak kepala wanita itu. “Apa mereka tidak mengawasimu? Kau memegang rahasia mereka, walaupun tidak mengetahui semuanya.” Lightly bertanya, memisahkan dirinya dengan Levan. Devan tersenyum miring, “Tentu saja mereka mengawasiku, dua tahun mereka mengawasiku secara terang-terangan, tahun ini mereka melonggarkan pengawasannya karena mungkin sudah yakin jika aku tidak akan membocorkan rahasia itu kepada siapapun.” “Mereka juga mengawasi rumah ini selama 24 jam penuh.” Lightly tersentak kaget ketika mendengar ucapan Levan, “dan, kau membawaku ke tempat ini?” “Tenang saja, mereka tidak akan securiga itu.” Levan meyapu lembut bibir Lightly dengan bibirnya. “Aku sudah banyak membawa wanita ke tempat ini.” Lightly menatap Levan tidak percaya, tiba-tiba ia diserang rasa sedih yang menghantam dadanya. Ia benci rasa itu, tetapi tidak sanggup untuk menampiknya karena itu yang ia rasakan. Levan yang tidak menduga Lightly akan bereaksi seperti itu, ikut merasa bersalah. “Hei, itu aku lakukan untuk berjaga-jaga suatu saat nanti jika aku bisa bertemu denganmu dan sekarang aku bisa membawamu ke tempat ini tanpa rasa khawatir.” “Tapi, kau,” Lightly membenci dirinya sendiri, ia bersikap seperti seorang wanita lemah yang baru saja dicampakkan oleh kekasihnya. Padahal, ia lebih kuat dari ini, pengaruh Levan terus mendominasinya hingga karakter aslinya kembali. Levan yang mengerti arah pembicaraan Lightly tersenyum senang, “Bukan aku, ada orang lain yang akan menggantikanku memuaskan mereka. Aku hanya memanfaatkan mereka untuk mengalihkanku dari pengawasan ketat mereka.” Lightly mendekatkan tubuhnya ke arah Levan mencium pria itu singkat. “Hanya itu hadiaku? Setelah tiga tahun menunggumu?” Levan berdecak tidak terima. Lightly tertawa, “I’m yours, tonight.” Levan menggeleng tegas, “You always, mine. Aku akan meyakinkanmu jika aku memang pantas menjadi yang pertama dan yang terakhir untukmu. Malam ini,  aku akan mengingatkanmu tentang malam panas pertama kita.” Levan menarik Lightly untuk berdiri, ia langsung memagut bibir wanita itu dengan sensual. Bibir mereka bergerak cepat, sambil terus memagut Levan merobek celana dalam Lighty, mengangkat tubuh wanita itu untuk merasakan betapa ia mendambakannya. Lightly mengalungkan kedua kakinya di pinggang Levan, mendesah ketika merasakan milik levan sudah tegang dan mengeras, memberikan tekanan nikmat di pusat intinya. Levan segera membawa Lightly menuju kamar utama. “Kau merasakannya, bukan? Aku pastikan tidak akan membuatmu berjalan selama seminggu!” ucap Levan serak. Ia segera membawa Lightly menuju kamar utama, melanjutkan aktifitas mereka yang tadi sempat tertunda. …. Lightly sedang berbaring, memposisikan tubuhnya menghadap pria yang sedang memejamkan matanya, menikmati matahari pagi di tepi pantai. “Levan, nanti sore aku harus pergi.” ucap Lightly terus terang. Levan seketika membuka matanya, ia menatap Lightly tajam, tidak senang dengan perkataan wanita itu. “Tidak akan kuijinkan kau pergi dariku, lagi.” jawab Levan protektif. Lightly mengusap pelan bahu pria itu, menangkannya. “Aku tidak akan pergi darimu.” “Lalu apa maksudmu kau akan pergi nanti? Sama saja!” Levan bangun dari posisinya, ia mengalihkan tatapannya dari Lightly, menatap air laut. Pria itu mengetatkan rahangnya, bahunya terlihat tegang, Lightly hanya menghembuskan napas panjang. “Aku sudah bersamamu, dua minggu.” Lightly berdiri, lalu duduk di pangkuan Levan. Levan mendengkus, tetap tidak ingin menatap wanita cantik di hadapannya. Sikap levan membuat Lightly terkekeh. “Aku harus pergi, walaupun itu tanpa persetujuanmu.” Akhirnya Levan menyerah, ia membenamkan wajahnya di ceruk leher Lightly, menghirup aroma wanita itu rakus. “Kau tidak suka disini, bersamaku?” Lightly menggeleng pelan, “Aku sangat suka disini, tenang bersamamu dan aku bisa menjadi diriku yang seutuhnya.” “Terus kenapa?” Lightly menarik wajah Levan agar menatapnya, “Aku juga memiliki pekerjaan, sudah dua minggu tertunda karena aku ada di sini.” “Pekerjaan apa?” tanya Levan penasaran. Lightly tergugu, ia memang tidak pernah menceritakan kepada Levan pekerjaannya yang sekarang. Selama dua minggu, hanya Levan yang bercerita tentang kehidupan dan pekerjaannya selama ini. Kali ini, Lightly yang mengalihkan pandangannya dari pria itu. Levan mengernyit, ia sudah lama merasakan jika Lightly menyembunyikan banyak hal darinya. Tapi, ia tidak menuntut wanita itu agar bercerita. “Pekerjaan apa? Aku akan ikut denganmu!” ucap Levan yakin. Lightly menoleh kearah Levan cepat, kaget akan kata-kata pria itu. “Tidak! Duniaku sudah berubah, Lev! Aku hidup diantara kegelapan!” “Apa maksudmu?” Untuk pertama kalinya Lightly malu untuk menunjukkan apa yang ia lakukan selama ini. Lightly tertunduk di depan pria itu, lalu bangkit dari pangkual Levan. Berjalan menuju rumah yang tidak jauh dari tepi pantai. Levan yang tidak mengerti sama sekali maksud ucapan Lightly hanya mengikuti wanita itu dari belakang. Lightly menuju ruang kerja Levan, duduk di sana lalu jari-jarinya bergerak cepat di atas keyboard. Levan memperhatikan apa yang Lightly lakukan, sampai ketika apa yang dibuka wanita itu membuatnya syok, ia bahkan tidak menyembunyikan kekagetannya ketika Lightly menoleh untuk melihat reaksinya. Lightly tertawa getir, inilah ia sekarang. Seorang ilmuwan yang bergerak di dalam kegelapan. “Inilah, aku yang sekarang. Aku akan memberimu waktu dua jam, jika kau tidak keluar dari pintu itu,” Lightly melirik pintu ruang kerja Levan. “Aku akan pergi. Jika kau membuka pintu itu sebelum waktunya, aku akan mempertimbangkan ucapanmu tadi.” Levan tidak bereaksi sama sekali, pandangannya fokus menatap layar hologram. Di sana terdapat nama yang Lilly—tidak, Lightly yang ucapkan kemarin. Nama itu, tertera di sana sebagai salah satu pengguna dark web kelas tinggi, itu artinya ia adalaah anggota VIP. Selain itu, di sana terdapat benda-benda aneh yang Levan belum tahu apa fungsinya. “Pikirkan baik-baik, Levan. Jika kau mengambil langkah yang salah, maka kau tidak akan pernah kembali ke kehidupanmu yang normal seperti saat ini.” Lightly melangkah keluar, meninggalkan pria itu sendiri di ruang kerjanya. Lightly merasakan sesak di dadanya, sedikit takut karena memberitahukan siapa dirinya yang sekarang, ia sudah bukan Lilly yang dulu. Ia sekarang sudah berubah menjadi Lightly, salah satu ilmuwan ilegal yang menciptakan barang-barang yang berbahaya. Lightly mengambil droid (semacam ponsel) yang diberikan Levan untuknya, ia menghubungi Lean dan mengabari maidbotnya itu jika ia baik-baik saja dan akan segera datang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN