7, Husband

1470 Kata
"Segalak-galaknya istri, suami tetap berada di tahta tertinggi. Istri tidak boleh lupa diri, sedangkan suami harus bisa menahan diri." _ Jamal _ Setelah pertengkaran semalam, Jamal berusaha untuk tidak membuat istrinya marah. Meskipun perempuan itu yang meminta maaf duluan, Jamal menyadari kalau dia sudah membuat istrinya sedih dan menangis. Mata Ria sampai bengkak, kantong hitam di mata perempuan itu juga terlihat cukup besar, membuat Jamal mengerti kalau istrinya sangat terpukul karena dia ingkar janji. Sejujurnya, berhenti merokok tiba-tiba, meskipun dia bukan perokok aktif, sangatlah berat bagi Jamal. Dia menjadi kehilangan arah, terutama, saat dia merasa tertekan, stress atau sedang pusing dengan masalah kerjaan. Semalam, dia bercerita pada Bayu, perihal bagaimana galaknya sang istri, ribetnya kerjaan di kantor dan banyak hal. Bayu pun menawarkan sebatang rokok untuknya. Tidak ingin mengecewakan dan tidak enak bila menolak, Jamal pun menerima rokok pemberian Bayu. Dia hanya merokok sebatang, itu pun, setelahnya, dia meminum teh agar baunya tersamarkan. Akan tetapi, penciuman istrinya terlalu peka, dia ketahuan hanya di hembusan napas yang pertama. Mau tidak mau, dia harus berdebat dan mereka bertengkar pada akhirnya. Jika boleh jujur, Jamal tidak pernah mengira, kalau perkara rokok saja, sebatang, dan sekali saja, akan membuat Ria menjadi sangat marah. Perempuan itu bahkan mengancam akan pulang saja. Padahal, mereka adalah pasangan pengantin baru. Namun, perubahan yang terjadi, sekecil apapun, akan menjadi pelajaran berharga. Itu sebabnya, Jamal bertekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Jika Ria memang belum bisa menerimanya merokok, dia akan mencoba berbicara lagi nanti, itu pun, kalau masih bisa dibicarakan baik-baik. Kalaupun tidak bisa, mau tidak mau, solusi untuk masalah ini adalah, dia harus benar-benar berhenti merokok. Tidak ada cara lain. Mempertahankan pernikahan adalah hal yang paling utama saat ini. Lagipula, Jamal percaya, kalau Ria melakukan semua ini bukan tanpa alasan. Istrinya itu hanya terlalu memikirkan kesehatannya, sehingga banyak hal yang dia larang. Bahkan, meski itu adalah hal yang Jamal sukai, seperti ngopi, merokok dan lain-lain. Jamal mengerti perhatian dan maksud istrinya, tetapi, sekali-kali, dia ingin merasakan merokok atau meminum kopi, sebulan sekali atau dua Minggu sekali. Sayang, istrinya tidak ingin bertoleransi untuk hal itu, membuat Jamal begitu tertekan. Dan, parahnya, dia takut, kalau stress yang menumpuk, akan berakibat buruk untuk hubungan mereka di masa depan. Bayu sudah memperingatkan hal itu semalam. Namun, Jamal, tidak bisa melakukan apapun jika istrinya tidak mau diajak bicara baik-baik ataupun menerima masukan dan kritik. Jamal takut, suatu saat, dia akan hilang kendali. Namun, dia berharap, hal itu tidak akan terjadi. Never. Ria memasak seperti biasanya pagi ini. Minggu, Jamal libur. Dia ingin istirahat seharian, menikmati waktu libur dengan bersantai di rumah atau tidur. Dia bukannya tidak mau menghabiskan waktu dengan istri untuk liburan atau jalan-jalan, tetapi, dia tidak mau menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak mendesak. Selain itu, dia juga masih merasa lelah. Dia butuh istirahat lebih untuk membuat badannya kembali pulih. Bagaimanapun, mulai besok, dia akan shift malam, dari jam 7 malam sampai jam 8 pagi. Jadwal kesehariannya akan berubah. Ria pun akan begitu, menyesuaikan dengan dirinya. Jadi, hari ini, dia hanya ingin rebahan, bermain ponsel dan bermalas-malasan. Ria bersikap biasa, seolah tidak terjadi apapun. Jamal pun memilih untuk tidak melakukan apapun yang bisa memancing ingatan soal pertengkaran mereka. Seharian, dia hanya bermain game sembari rebahan. Istrinya juga melakukan kegiatan seperti biasa, membersihkan rumah, memasak dan lain sebagainya. Ria juga tiduran di samping Jamal, sesekali, dia memperhatikan Jamal yang asyik bermain game. Selebihnya, dia hanya diam saja, menonton youtube atau menulis n****+ di platform menulis yang ditekuninya. Jamal tidak pernah membaca n****+ istrinya. Membaca bukanlah kegemarannya. Dia lebih suka menonton dan mendengarkan daripada membaca. Lagipula, apa yang ditulis istrinya kebanyakan romance picisan anak SMA atau kuliahan. Itu bukan selera Jamal. Memang, sebelum melamar Ria, dia pernah membaca salah satu n****+ Ria yang terkenal. Dia membacanya separuh buku. Isinya cukup menghibur, tidak ada adegan romantis yang melibatkan sentuhan fisik seperti berpelukan atau berciuman, tetapi tetap membuat baper. Jamal sampai beberapa kali senyum-senyum sendiri karena tingkah tokoh utama di buku Ria. Namun, dia tidak lanjut membaca, bukannya tidak bagus, tetapi tidak ada waktu. Hal itulah yang kemudian membuatnya menjadi malas dan keterusan sampai sekarang. Untuk mulai membacanya lagi, Jamal sudah capek duluan. Dia memang tidak berbakat untuk membaca n****+ atau cerita fiksi, lebih suka yang aktual, seperti berita atau game online saja. Ria juga sepertinya tidak ingin suaminya membaca n****+ buatannya, malu, katanya beralasan saat ditanya, tetapi itu menguntungkan Jamal. Lelaki itu jadi tidak harus mengorbankan diri untuk membuang waktu berharganya untuk membaca n****+. Bukan tidak menghargai, memang bukan hobinya. Bukankah selera suami dan istri, tidak harus selalu sama? Berbeda kadang indah. Lelah main game, Jamal pun berkata pada Ria, kalau dia akan tidur. Jadi, dia ingin dibangunkan sekitar jam dua, untuk sholat. Ria mengiyakan dan dia pun bermain ponsel agar tidak mengantuk dan bisa membangunkan Jamal tepat waktu. Bermain ponsel ternyata tidak membuat Ria terhindar dari mengantuk. Dia pun memilih untuk ke kamar mandi dan mengambil wudu, ingin sholat dan mengaji. Ria dan Jamal adalah pasangan yang cukup kompetitif. Awalnya, Ria hanya iseng meledek Jamal kalau lelaki itu tidak akan bisa menghatamkan al-qur an dalam waktu sebulan. Dipancing begitu, Jamal menjadi rajin mengaji. Setiap hari, dia mengaji sekali, tetapi bisa satu sampai dua jus. Sedangkan Ria, mengaji lima sampai enam kali sehari, tetapi hanya setengah sampai satu juz saja. Dia tidak banyak mengaji, kecuali malam hari atau keadaan rumah sedang sepi. Kontrakan mereka berdekatan dengan rumah para tetangga, sehingga Ria harus memelankan suaranya sepelan mungkin agar tidak terdengar tetangga. Namun, bila malam hari, tetangganya sudah tidur atau sedang tidak di rumah karena urusan pekerjaan atau sedang keluar, terutama di akhir pekan, dia bisa mengaji sebanyak yang dia mau tanpa khawatir suaranya akan terdengar orang lain. Ria khawatir, kalau dia mengaji sampai terdengar tetangga, pahala ngajinya akan berkurang atau tidak ada karena dianggap Riya atau semacamnya. Bukankah, tidak ada yang tahu dalamnya hati manusia? Ria memikirkan hal itu. Akan tetapi, dia senang karena Jamal menjadi rajin mengaji sejak mereka mulai berkompetisi. Sebenarnya, tidak ada hadiah atau hukuman dari kompetisi mengaji mereka. Hanya saja, rasanya menjadi sangat bangga bisa mengalahkan pasangan sendiri. Selama mengandung kebaikan, rasanya, kompetisi dengan pasangan sendiri tidak akan menjadi masalah. Ria dan Jamal berpikir demikian. Sekitar jam setengah dua, Ria memutuskan berhenti mengaji. Dia kemudian membangunkan Jamal. Suaminya terhitung sulit dibangunkan, sehingga Ria membangunkannya tiga puluh menit lebih awal. Dengan begitu, Jamal akan bangun sekitar jam dua untuk sholat. Lelaki itu akan pusing bila dibangunkan langsung bangun, harus ada jeda dulu. Itu sebabnya, Ria membangunkan suaminya jauh sebelum waktu yang diinginkan suaminya sampai. Bagaimanapun, ini demi kebaikan Jamal juga. Dia tidak mau Jamal sampai melewatkan waktu sholat atau sholat mepet-mepet ashar. Sesuai yang Ria perkirakan, sekitar jam dua, Jamal bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Dia pun sholat dan mengaji sampai ashar. Setelahnya, Ria mempersiapkan makan sore. Jamal makan tiga kali sehari saat di rumah, sedangkan bila bekerja, dia makan dua kali sehari di rumah. Jamal tidak bisa kelaparan, dia harus makan, maksimal 5-6 jam dari jam makan sebelumnya. Jamal tidak suka mengemil, itu sebabnya, dia selalu makan nasi. Namun, entah kenapa, Jamal tidak gemuk-gemuk. Berat badannya tetap sama mau sedikit atau banyak dia makan. Sedangkan Ria adalah tipe yang mudah gemuk, tidak peduli sedikit, banyak atau tidak makan, ukuran tubuhnya selalu sama. Terkadang, Ria menjadi sebal dan iri pada suaminya. Namun, dia tidak ingin khufur nikmat, sehingga harus bersyukur apapun yang terjadi. Setelah siap, Ria dan Jamal pun makan bersama. Mereka mengobrol banyak hal, perihal yang penting sampai tidak penting. Berbagi cerita saat makan adalah ritual harian mereka. Jadi, bukan hal yang baru. Ria sebenarnya enggan berbicara saat makan, tetapi dia harus menghargai suaminya. Lagipula, ini bukan sesuatu yang buruk. Jadi, dia setuju saja dengan kebiasaan ini. "Mas, kalau kamu mau merokok, sebulan sekali, nggak apa-apa." Ria melunak, sepertinya, dia sudah memikirkan soal pertengkaran mereka dan mengambil solusi demikian. "Nggak, Yang. Kalau tetap merokok, nanti aku jadi nggak sabaran menunggu sebulan terus kita bisa bertengkar lagi kayak semalam. Aku nggak mau kamu pulang dan ninggalin aku sendirian di sini." Jamal terlihat bersungguh-sungguh. Ria menatap lekat suaminya, entah apakah itu sindiran atau kesungguhan, Ria tidak dapat menerkanya hanya dari mimik wajah Jamal. Akan tetapi, jika boleh berharap, dia ingin perkataan itu adalah kesungguhan Jamal. Dia akan sangat menghargainya bila memang demikian. "Yakin, Mas?" Ria tidak ingin Jamal menyesali keputusannya barusan. Jamal mengangguk, "Yakin, Yang. Aku nggak mau kehilangan kamu." Perkataan yang sangat romantis, sampai membuat Ria tidak bisa menyembunyikan senyumannya. "Makasih, Mas." Jamal hanya mengangguk lalu keduanya pun melanjutkan makan mereka. Psutri harus saling mengerti dan memahami. Setiap masalah yang ada, bukan untuk diperdebatkan, tapi dicarikan solusi. Sebengkok apapun istri, suami tidak boleh bersikap keras dan kasar. Karena hal itu hanya akan membuat istri patah dan pernikahan pun, tidak bisa diselamatkan. Istri adalah tanggungjawab suami dan suami yang baik, tidak akan pernah membiarkan istrinya dalam kesesatan, kesengsaraan atau kesedihan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN