"Siapa dia?" Mia tersenyum lebar, berdiri dari posisinya, maju mendekat, lalu membungkuk separuh badan. "Dia pengganti Tia, Ketua. Dia─" Srat. Sekelabat bayangan melintas cepat ke arah Mia, menggores pipi mulusnya. Gadis kecil seketika berlutut, menunduk amat dalam. Hera tersenyum penuh kemenangan di tempatnya berlutut. "Saat aku tidak menyebutkan kepada siapa pertanyaanku dituju, maka hanya Hera yang berhak menjawabku," kata Ketua. Suaranya setenang air mengalir, senyumnya sehangat mentari, matanya menyipit seolah ikut tersenyum, tapi kata-katanya setajam benda yang melayang tadi. Ngomong-ngomong, benda apa yang melayang dan menggores pipi Mia tadi? Mia tak berani bersuara, sebaliknya, dia hanya mundur teratur kembali ke barisan. Hera maju beberapa langkah, lalu berlutut dengan sat