Mobil yang dibawa oleh Erlan sedang berjalan menuju kantor Contento. Ia tidak sendiri, ada Dara yang menemani. Keduanya baru saja melakukan pertemuan dengan klien dari kalangan pejabat untuk melakukan diskusi ringan mengenai acara pertunangan yang rencananya akan menggunakan Contento. Bahkan WO milik Erlan dipercaya untuk digunakan hingga proses acara pernikahan. Bukan karena kliennya seorang pejabat saja, tapi pasangan tersebut juga merupakan kakak senior di tempat Erlan kuliah. Itu sebabnya ia semangat ikut dengan Dara walaupun kondisinya sedang kurang baik. “Mas Erlan beneran nggak apa-apa nih?” Dara khawatir dengan kondisi bosnya. “Mukanya pucet banget.” Erlan yang fokus mengemudi tersenyum dengan kekhwatiran Dara. “Saya baik-baik aja, Dar. Kalau saya sakit, mana bisa sekarang saya j