13

1226 Kata

Sean melepas bibirnya yang masih terus ingin bergerilya di dua gunung kembar yang menggemaskan itu. Kini, bagian bawah Sean sudah tak lagi bisa menahan. Celana hitam yang di pakainya mulai terasa sesak. Rudal beruratnya sudah menyembul dari ujung celana dalamnya dan mengenai resleting celana hitam di bagian dalam. Sean menatap Pinka yang masih tersenyum senang menerima kenikmatan yang membuatnya tak ingin di hentikan. "Kenapa kak?" tanya Pinka lirih. "Gak apa -apa kamu memang luar biasa, Pinka," ucap Sean penuh nafsu. Napasnya memburu dan terus b*******h menatap Pinka. "Lalu ... Kenapa di hentikan?" tanya Pinka lirih. "Hemmm ... Aku tidak menghentikan. Tapi aku ingin yang lain. Apakah boleh? Kamu tidak keberatan?" tanya Sean pada Pinka. Suaranya berat dan terasa menginginkan sekali.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN