Tidak ada siapapun yang menginginkan terlahir dari keluarga terpecah belah bahkan ditelantarkan sejak dini. Tak mengenal siapa orangtua, dan tumbuh tanpa siapapun disisi untuk mendukung, untuk memberi kasih sayang, atau bahkan orang yang peduli untuk menunjukan dirinya sisi yang benar dan salah. Meisei adalah salah satu orang yang memiliki semua kepahitan itu. Dia sadar sejak kecil bahawa dirinya tak seberuntung para segelintir orang yang memiliki orang tua dan hidup berkecukupan. Identitasnya mengabur, bertanya pun tak memberikannya jawaban yang memuaskan. Apa yang dia tahu hanyalah sekadar nama. Itu saja. Tak ada petunjuk siapa orangtuanya, atau bagaimana bentuk dan rupanya. Para perawat dipanti asuhan bilang nama yang dimiliki olehnya adalah satu-satunya penghubung bagi dirinya dan oran