“Pemalas !!!” Teriakan yang mengagetkan, serta dingin yang merambat, Meisei tersentak penuh kejut tatkala air dingin membasahi tubuhnya. Ketika kedua matanya siap menerima cahaya. Dia terkesiap saat Madam Nenah sudah berdiri didepannya. Perempuan itu terlihat geram akan sesuatu. Di samping tubuhnya ada ember bekas mengguyur tubuhnya barusan. Ah.. iya, waktunya bekerja. Meisei perlahan bergerak, tubuhnya lunglai karena kelelehan dengan kejadian semalam. Menggigil juga sebab tubuhnya yang hanya ditutup sehelai kimono handuk terbasahi tuntas. Dia bahkan tak lagi repot-repot berpikir akan keberadaanya di kamarnya. Dia juga mengabaikan fakta soal siapa yang berbaik hati menolongnya dari pria binal semalam. “Bangun perempuan sialan! Enak sekali jam segini masih meringkuk ditempat tidur !” teri