Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Aksara kembali menarik sudut bibirnya. Lagi-lagi sikapkonyol Celine mampu menghadirkan tawa di wajah kakunya. “Apa-apaan sih, Sayang? Kenapa ada Mpok Nori dan SusiSimilikiti segala?” Lelaki itu memijat pelipisnya. Kesehariannya bekerja dengan jadwalnya yang penuh sedikitreflek dengan hiburan kecil kekasihnya. Aksara : Sayang, apa-apaan itu? Kenapa ada nama tetanggamu.Harusnya nama kita. Aksara mengirim pesan dengan bualan mautnya. Ia bak anak ABGyang tengah kasmaran dan baru merasakan indahnya cinta. Celine : Nama kita? Aksara : Ya, dalam buku undangan. Celine yang tengah bermain bersama Denim tersenyum membacabalasan Chat dari Tuannya. Aksara : Kenapa gak dibalas, Sayang Aksara : Bekal makanku juga nasi sisa Celine : Bukan sisa, Tuan. Kan sudah Celine bilang, itunasinya baru. Ik