Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Celine duduk lemah di sofa tamu. Ia masih menunggui tuannya sekaligus kekasihnya itu. Beberapa kali ia melihat jam yang tertulis di ponselnya, sambil terus menatap pintu. “Tuan, kenapa lama sekali?” tanya gadis itu bermonolog. Celine: Tuan pulang jam berapa? Kenapa belum pulang sampai sekarang? kalimat yang sudah tertulis panjang itu akhirnya kembali dihapus, tidak jadi dikirim. Ia takut akan mengganggu aktivitas Aksara. Apalagi jika pekerjaannya berantakan karena chatnya yang seakan menunggu. Masih dengan posisi menyandarkan punggungnya di sofa, ia terlelap. “Tuan, kenapa pulang telat?” tanya Celine sambil menerima tas kerja tuannya. “Itu karena ....” Lelaki itu menggantungkan kalimat, hingga di detik kemudian seorang wanita cantik itu mendekat ke arahnya, “Karena istri saya su