Lucas memperhatikan Lana lekat-lekat. Melihat saksama wajah perempuan itu, mencari tahu apakah dia menyembunyikan ekspresi sedih atau semacamnya. Biasanya, Lucas akan dengan cepat bisa menilai perempuan tersebut. Syukurlah, hari ini dia nampak baik-baik saja meski wajahnya tidak menampakkan senyum sama sekali. “Kenapa lo? Ada upil di muka gue?” Akhirnya objek yang tengah diperhatikan bersuara. Ketus, seperti biasa. “Nggak, sih. Cuman belek lo ketinggalan, tuh. Nggak mandi ya lo? Jangan-jangan nggak cuci muka juga lagi.” “Belek mata lo katarak!” gerutu Lana sebal. Tapi diam-diam tetap saja dia menyentuh sudut matanya, takut-takut benar ada kotoran di sana. Dan hal itu sukses membuat Lucas terkekeh. Keduanya berjalan melewati koridor kampus yang panjang hingga sampai di kelas dan segera