Chapter 29

1183 Kata

Sejak pertemuan antara Dimas dengan mantan kekasihnya seminggu yang lalu, sikap pria itu berubah. Berbeda dari biasanya yang selalu hangat kala pulang ke rumah yang selalu mencuri kecupan bibir istrinya guna melepas sedikit rasa penatnya, kini yang dilakukan pria itu malah bersikap dingin pada istrinya. Denting bel rumah berbunyi, Tania yang sedari tadi duduk di ruang keluarga sembari membaca skripsinya yang beberapa hari yang lalu sudah di-ACC pun tersentak. Gadis itu menutup skripsinya, kaki jenjang segera ditarik dengan lebar agar sang pemencet bel tidak menunggu lama. Seulas senyum terbit dan membingkai wajah Tania, lalu tangan kanannya terulur hendak menyentuh tangan kanan pria yang berstatus suaminya—itulah kebiasaannya setiap hari. Bukankah itu merupakan suatu kewajiban seorang is

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN