Kedua netra Dimas yang sehitam mutiara itu menatap sosok cantik bak titisan dewi Yunani yang sedang berada di depannya. Jemari lentik gadis cantik itu dengan telaten memasangkan dasi yang melingkar di lehernya. "Selesai," ujar Tania seraya menampilkan senyuman lebar yang menghias wajahnya. "Terima kasih," ucap Dimas dingin, sementara itu Tania membalas dengan sebuah anggukan. "Ayo kita makan," ajak Tania. Sebelah tangannya kemudian melingkar lengan kekar milik suaminya. Dimas mencoba menarik sudut bibir ke atas, meski enggan pria itu tetap melakukannya. Pria itu kemudian menuntun istrinya ke luar kamar, melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruang makan. Tania, seperti biasa sesampainya di ruang makan ia selalu melayani suaminya makan, dimulai dari menyediakan apa yang hendak suaminya ma