Bastard

2373 Kata
            Sam mempercepat langkahnya, ia memutar arah dan berbelok kebelakang. Ada sebuah jedela kaca besar disana. Rumah itu kotor, Sam bahkan jijik hanya berada didekatnya. Ia mengusap jendela berdebu itu dan memandang kedalam. Seketika Sam merasa jijik lagi, keadaannya sangat kotor, sungguh tidak pantas disebut rumah, bahkan ruangan sapu di rumah keluarganya masih jauh lebih bersih dari ini.             ‘Apa yang mereka lakukan ditempat seperti ini.’ Batin Sam penasaran. Ia memandang kedalam. Dilihatnya Ren sedang menggandeng Narcissa. Mereka tersenyum—senang. Sam meremas bajunya keras kemudian berlari pergi.             Sam berdiam diri ditaman. Duduk dibangku sendirian sambil memejamkan matanya, ia tidak tidur hanya menenangkan diri saja. Melihat Narcissa dan Ren sebegitu dekatnya membuat dadanya sesak. Rasanya benar – benar memuakkan.             -00234 “Apa lo yang namanya Sam?”             Sam membuka matanya. Ada pemuda yang tidak dikenalnya berdiri didepannya. Tubuhnya tinggi, rambutnya hitam berantakan dan wajahnya tirus.             “Ya, lo siapa?” Sam memandang pemuda itu. Rasanya ia pernah sesekali melihat pemuda ini. Disekolahnya, ah, benar juga. Salah satu dari kroni – kroninya Ren.             -00254 “Gue Louis.” Pemuda itu mengulurkan tangan kanan nya. Sam membalas uluran tangan pemuda itu.             Sam memandangi atas kepala pemuda didepannya. Well—angka nya sedikit. Jika dilihat dari tampangnya, ia seperti Ren seorang ‘cowok baik’. Tapi melihat angkanya yang sedikit begini, Sam berpikir mungkin pemuda ini tidak se’busuk’ Ren.              -00254 “Gue rasa, lo harus segera menolong teman perempuan lo itu. Ren membawanya ke rumah diujung gang.” Kata Louis terburu – buru.             Alis Sam mengerut samar. “Kenapa? Mereka berdua sudah merencanakan akan jalan berdua hari ini.” Kata Sam dingin.             Louis memutar bola matanya kesal. Ia mencengkram lengan Sam kemudian menariknya hingga sama – sama berdiri. -00254 “Gue peringatin lo satu hal. Ren itu laki – laki yang berbahaya. Gue nggak habis pikir teman perempuan lo itu, mau saja diajak pergi.” Kata Louis tajam.             Sam fokus melirik angka diatas kepala pemuda itu. Angkanya tidak bertambah. Pemuda ini jujur. “Dan kenapa lo harus peduli? Bukankah lo salah satu komplotan nya eh?” Tanya Sam sinis.             Louis tertawa hambar. Ia menarik kerah baju Sam dan memandangnya tajam. -00254 “Gue hanya memperingatin lo, kalau lo nggak peduli, itu bukan urusan gue. Dan gue harap setelah ini, lo berterima kasih ke gue, wahai tuan muda.” Katanya setengah mengejek kemudian melepas cengkramannya dan berlalu pergi.             Sam membenahi kerah bajunya. Berani sekali orang itu menarik – narik kerah bajunya, kenal juga tidak. Pemuda yang tadi itu jujur. Angkanya tidak bertambah sama sekali ketika berbicara dengan Sam.             ‘Apa gue harus kembali?’ batin Sam bimbang. Ia menghela napas sambil menyenderkan bahunya di kursi yang ia duduki.             ‘Gue rasa memang harus.’ Gumamnya dalam hati kemudian berlari menuju rumah kumuh yang tadi. . .             Sam mengendap – endap memutar kebelakang rumah itu. Ia menuju jendela kaca besar yang tadi sempat dilihatnya. Ia mengintip dibalik jendela kaca kotor berdebu disamping rumah itu. Sam melihat Ren dan Narcissa, duduk berdua, mereka—tunggu dulu tangan Narcissa diikat.             -00000 “Er… kak, apa aku melakukan kesalahan? Kenapa aku diikat?” Tanya Narcissa pelan.             Ren terkekeh pelan kemudian mendekati Narcissa dan berbisik ditelinganya. -50541 “Gue ngeliat Sam meluk lo. Jadi, gue boleh meluk lo juga ‘kan, Nar-ci-ssa?” Tanya Ren dengan seringai bertengger manis di bibirnya. Narcissa bergidik merasakan napas Ren ditelinganya.             -00000 “T—tidak. Sam itu temanku.” Kata Narcissa, suaranya bergetar ia ketakutan.             Ren mengelus pipi Narcissa pelan. -50541 “Dan gue juga termasuk teman lo, Sweetheart apa bedanya?”             Narcissa menggelengkan kepalanya. Ia benar – benar ketakutan dengan tingkah Ren. Yang Narcissa tau selama ini Ren adalah pemuda baik hati dengan senyum tulus yang mampu menarik banyak orang untuk dekat dengannya. Tapi sosok itu hilang semua. Apa sosok baik hatinya disekolah selama ini hanyalah topeng?             Sam yang melihat tingkah kurang ajar Ren didalam sudah tidak tahan lagi. Ia berlari kearah pintu dan mendobraknya.             “Hentikan semua ini manusia busuk!” teriak Sam marah. Ia mengepalkan tangannya dan bersiap memukul wajah rupawan Ren.             -50541 “Wow, Wow. Tuan penglihat kebohongan.” Kata Ren sinis. Sam kaget. Bagaimana si  ‘busuk’ ini tahu tentang kemampuannya? Seingatnya yang tahu soal ini adalah Narcissa dan—Stefan. Sam mengepalkan tangannya kuat – kuat. Apa mungkin Stefan setega itu membocorkan semuanya?             ‘Gue pikir, sebentar lagi giliran lo Stef.’ Gumam Sam dalam hati.             Sam melepaskan ikatan dilengan Narcissa dan membawanya kedalam pelukannya. Tubuh Narcissa bergetar hebat. Dia sangat ketakutan dengan perlakuan kurang ajar Ren tadi. Gadis polos yang malang.             -50541 “Lo tau nggak, kalau lo udah ngerusak acara kencan gue?” Ren menarik kerah baju Sam dan memandangnya tajam. Sam hanya bergeming, ia balas menatap tajam kearah Ren.             Sam tersenyum sinis. “Gue pikir, gue mesti ngambil ‘milik’ gue dulu.” Sam tersenyum sinis, kemudian melepas cengkraman Ren di kerahnya dan berlalu sambil menggandeng Narcissa.             Ren sangat murka mendengar perkataan Sam. Ia menarik lengan Sam dan membanting tubuhnya ke dinding disebelahnya. Sam mengaduh pelan. Lengannya terasa sedikit nyeri, tapi ia tidak akan menunjukkannya. Hal itu hanya akan menjadi kepuasan bagi Ren saat melihat Sam kesakitan.             -50541 “Narcissa milik lo? Jangan bikin gue ketawa. Kalian berdua hanya berteman, ingat!” Ren menjambak rambut Sam dengan brutal. Sam menggerang pelan. Ia berusaha melepas genggaman tangan Ren di rambutnya.             ‘Sial.’ Rutuknya dalam hati. Tubuh Ren lumayan lebih tinggi dan lebih besar dari Sam sendiri. Walau tubuh Sam juga termasuk tinggi, tetapi tubuh pemuda didepannya lebih tinggi dan besar darinya. Perbedaan postur itu menyulitkan Sam untuk melawannya.             Narcissa ketakutan ditempatnya. Ia tidak berani bergerak apalagi bicara. Pertengkaran ini jauh diluar perkiraannya. Ia pernah menangani yang seperti ini ketika Sam bertengkar dengan Stefan, tapi Sam dengan Ren? Mereka jauh lebih menyeramkan saat berkelahi seperti ini.             “b*****t! lepasin tangan kotor lo, b******k!” Sam menarik paksa rematan tangan Ren dirambutnya. Rasanya lumayan sakit, Ren menyukai erangan kesakitan Sam akibat perbuatannya.             Sam yang berhasil bebas dari cengkraman tangan Ren bersiap untuk menendang perut Ren, tendangan yang menyakitkan. Ren jatuh tersungkur dan menggelepar kesakitan dilantai. Sam segera memutar otak agar perkelahian ini cepat selesai. Bukannya ia takut, tapi tubuhnya sakit akibat bantingan Ren tadi. Kepalanya juga lumayan pusing gara – gara jambakan brutal Ren. Ia tidak mungkin melayani Ren sepuasnya, saat melihat Narcissa memojokkan diri ketakutan seperti itu.             Sam menarik tali tambang yang tadi digunakan Ren untuk mengikat Narcissa dan mengikatkan nya ke tangan Ren  dan ke meja. Ada tongkat baseball disana, dan Sam menjejalkannya ke mulut Ren yang sejak tadi meracau dan marah – marah. Sedikit tidak tega melihat perbuatannya sendiri menjejalkan tongkat baseball ke mulut Ren tapi biarlah, biar dia tau rasa.             Sam segera menarik Narcissa dan membawanya pergi dari rumah kumuh itu. Perasaannya lumayan kacau. Sialnya lagi badannya terasa sakit gara – gara perkelahiannya tadi. Untuk kesekian kalinya ia berpikir, sepertinya ia memang cocok berada dirumah saja, berdiam diri dan menghindari masalah. Berinteraksi dengan orang lain hanya mendatangkan masalah untuknya.             Sam membawa Narcissa kesebuah kedai didekat taman. Sedikit minuman hangat mungkin akan menangkanya. Mereka menikmati minuman masing – masing. Narcissa diam saja ia tidak berkata apapun sejak pergi dari tempat Ren tadi. Sam pun sepertinya tidak ada niat untuk membuka obrolan dengannya.             -00000 “Maaf.” Ujar Narcissa pelan. Ia menunduk, kilauan hazelnya meredup.             “Tidak apa.” Kata Sam dingin. Ia tidak menatap Narcissa sama sekali. Narcissa menunduk semakin dalam. Ia merasa bersalah kepada Sam.             Sam menghela napas berat. Ia menatap Narcissa yang menunduk sambil memainkan jemarinya. “Sudahlah lupakan.” Kata Sam melunak.             Narcissa langsung mendongak dan menatap Sam antusias. Seulas senyum cerah menghiasi wajah manisnya. Sam ikut tersenyum, hanya senyuman tipis namun itu sudah cukup membuat hati Narcissa menghangat.             “Ayo pergi.” Ujar Sam datar kemudian beranjak dan menggandeng lengan Narcissa. Narcissa menurut saja, rasanya genggaman tangan Sam di telapak tangan kanannya sangat hangat, dan Narcissa menyukainya.             -00000 “Er…Sam, kita mau kemana?” Tanya Narcissa pelan. Suaranya terdengar gugup dan ia menatap wajah Sam dengan sedikit ragu.             “Pulang, tentu saja. Emang lo mau kita kemana?” Jawab Sam datar. Ini pertama kalinya Sam tidak menggunakan aku—kamu ke Narcissa. Selama ini, ia selalu mengikuti bagaimana cara gadis itu bicara, tapi lama – lama jengah juga berbicara dengan gaya yang bukan biasanya.             Sepertinya Narcissa merasakan jika ia terlalu berharap atas perhatian Sam padanya. Bukan salah Sam jika ia tidak peduli kepada Narcissa. Sam mau menolong Narcissa saja itu sudah merupakan kebaikan yang besar. Narcissa sendiri yang menerima tawaran Ren, dan bahkan Narcissa sendiri yang tidak mempercayai peringatan Sam waktu itu.             Perjalanan mereka ditemani keheningan. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Narcissa larut akan pemikiran – pemikirannya sendiri. Ia juga merasa canggung mengajak Sam bicara. Narcissa merasa bersalah kepadanya. Keadaan Sam yang terluka juga salah nya. Sungguh ia merasa sangat bersalah.            -00000 “Aku benar – benar merepotkan.” Gumam Narcissa pelan. Sam menoleh kearahnya dan mengelus puncak kepala Narcissa.             “Lo nggak ngerepotin kok. Sudahlah.” Kata Sam lembut. Narcissa mendongak untuk memandang iris sewarna jelaga milik Sam, mencari kesungguhan atas ucapannya. Tidak ada dusta dimata Sam dan Narcissa mempercayainya.             Kilau hazel itu berkaca – kaca. Narcissa segera mengalihkan pandangannya dari Sam dan berusaha mencegah Kristal bening itu mengalir ke pipinya. Ia tidak mau terlihat lemah dihadapan orang lain. Ia memang merepotkan, tetapi baginya pantang menunjukkan kelemahan didepan orang lain. Walau beberapa kali ia nyaris kelepasan menangis didepan Sam, kali ini saja biarlah ia terlihat tegar dihadapan penolongnya.             Sam menarik Narcissa dan membalikkan tubuh Narcissa sehingga sekarang berhadapan dengannya. Ia menangkupkan kedua tangannya di kedua belah pipi Narcissa yang memerah. Jejak air mata berada di sana. Sam tersenyum lembut. Ia menghapus air mata itu dari pipi Narcissa. Narcissa memejamkan matanya. Ia terlalu malu untuk menatap mata Sam saat ini.             “Ssshhh… jangan menangis. Kamu jadi jelek kalau nangis.” Kata Sam dengan nada menggoda. Sungguh, tidak pernah selama ini dia bercanda atau menggoda orang lain.             Narcissa membuka kelopak matanya. -00000 “M—Maafkan a—aku Sam.” Kata Narcissa pelan. Ia masih sesenggukan dan bibirnya bergetar menahan tangis.             “Sudahlah.” Sam mengelus bibir Narcissa yang bergetar kemudian menariknya kedalam satu pelukan yang hangat. Tubuh Narcissa bergetar dan ia tidak mampu lagi menahan tangisannya. Ia menangis dipelukan Sam. Sam menepuk – nepuk pelan bahu Narcissa dan membelai rambut hitam Narcissa untuk menenangkannya. Narcissa melingkarkan kedua tangannya di punggung Sam dan menumpahkan segala kesedihannya di pelukan hangat itu.             Kedua remaja itu akhirnya melepaskan pelukannya. Narcissa masih sesenggukan dengan bekas air mata mengering di kedua belah pipinya. Sam menepuk kepala Narcissa dengan gemas kemudian menggenggam telapak tangannya.             “Ayo pulang.” Narcissa tersenyum bahagia. Ia merapat kearah Sam dan balas menggenggam tangan Sam. . .             Sam menuju kosnya dengan terburu – buru setelah mengantar Narcissa pulang. Rasanya kepalanya lumayan pusing. Efek jambakan brutal Ren masih terasa. Ketika ia sampai didepan kosnya, yang dilihatnya ada seorang gadis berdiri disana. Sam mempercepat langkahnya dan menuju kesana.             “Fleur?”             -FFFFF “Oh, Hai Sam. Sorry aku datang tiba – tiba.” Ucap Fleur pelan.             “Masuklah.” Sam mengeluarkan kunci kosnya kemudian mempersilahkan Fleur masuk. Fleur terlihat sedikit canggung berada di kos Sam. Maklum saja, ini kos anak laki – laki, yang sebenarnya perempuan dilarang keras masuk. Sam juga tidak tahu bagaimana Fleur bisa diizinkan kemari oleh ibu kos. Mengaku saudaranya kah?. Kos Sam hanya bangunan minimalis yang tidak terlalu besar.             “Ini, minumlah. Tidak seenak di rumah tentu saja.” Sam memberikan secangkir teh hangat dan duduk diseberang kursi Fleur, kakinya disilangkan dan ia memegang sebuah buku tebal sembari membacanya.             Fleur sepertinya merasa diacuhkan. Ia segera meraih gelas tehnya dan menyesapnya perlahan. Sam tidak memperhatikannya. Sejujurnya ia malas juga dengan kedatangannya. Kepala Sam sungguh pusing, dan kalau boleh ia akan sangat berterima kasih jika gadis pirang ini mau segera pulang.             -FFFFF “Kau dari mana?” Tanya Fleur setelah menyesap setengah teh nya.             Sam menurunkan bukunya dan memandang gadis itu. “Hanya jalan – jalan sebentar.” Jawab Sam datar.             Fleur tersenyum kecil. Ia memandangi Sam terus alih alih menyesap sisa teh nya. Padahal, sejak tadi Sam berusaha mengacuhkannya agar dia cepat pulang. Kepala Sam sakit sekali, ia ingin tidur.             “Ada yang salah?” Tanya Sam datar. Ia melirik Fleur yang hanya tertawa kecil.             -FFFFF “Tidak , tidak.” Fleur menggeleng pelan. “Apa Helga kemari?” Tanya nya kemudian.             Sam memandang gadis didepannya dengan sedikit malas. “Yah, beberapa hari yang lalu.” Jawab Sam dingin.             -FFFFF “Apa Helga mengatakan sesuatu tentangku?” Tanya Fleur lagi.             Sam tidak memandang ekspresi wajah Fleur, ia kembali membuka bukunya. “No.” jawab Sam singkat.             Fleur tidak bertanya lagi. Ia meraih cangkir tehnya dan menyesap sisa teh nya yang tinggal separo. Suasanya menjadi hening. Keadaan ini mengingatkan Sam pada pertemuannya dengan Fleur di rumah. Sangat canggung dan tegang.             -FFFFF “Kurasa aku akan pulang.” Kata Fleur sambil memandang arlojinya.             Sam memandang bosan kepada Fleur. Tingkah gadis pirang ini mirip sekali dengan kakaknya. Berkunjung sebentar tanpa alasan yang jelas lalu bertanya sesuatu yang tidak penting, memandang arloji dan bersiap pulang. Sok sibuk sekali ketika memandangi arloji. Seakan – akan waktu mereka sudah dijadwalkan saja. Memangnya apa yang dilakukan mereka berdua di rumah?             Fleur beranjak dan menuju pintu keluar. Sam mengantarkannya sampai pintu. –FFFFF “Ya sudah, aku pulang dulu Sam. Bye!”             “Yeah, hati – hati dijalan.” Sam berkata singkat kemudian segera masuk dan mengunci pintu.             Ia segera menuju kasurnya dan merebahkan dirinya disana. Mengurut dengan pelan kepalanya yang terasa berdenyut – denyut.             “Tch, sakit!” Umpat Sam lirih. Ia meraih salep dimeja samping tempat tidurnya dan mengolesi tipis – tipis ke pelipisnya.             Rasanya, hari ini banyak kejadian yang tidak terduga. Apa – apaan tadi itu? Berkelahi dengan kakak kelas dan berakhir dengan rasa sakit dikepalanya. Kedatangan Fleur dengan maksud yang tidak jelas. Akkh… rasanya kepala Sam penuh dengan pertanyaan sekarang ini.             Kedatangan Helga waktu itu menanyakan pendapatnya mengenai Fleur. Lalu sekarang Fleur datang menanyakan soal Helga. Apalagi hanya mereka berdua yang tidak mampu Sam lihat kebohongannya. Bagaimana ia harus memecahkan masalah ini?             Rasanya kepala Sam benar – benar mau pecah.             ‘Gue pasti akan mengungkap soal ini’ pikirnya matang kemudian tak butuh waktu lama sampai ia jatuh terlelap kealam mimpi. ----    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN