Bab 9

1066 Kata
Begitu kedua pasang kaki itu memasuki rumah, Aland dan Skyla masih saja terus bercanda gurau menceritakan hal yang tidak penting namun mereka anggap lucu. Di luar mereka memang  tertawa lepas tapi hati Skyla merasa ada yang salah seakan kebersamaannya bersama Aland hanya untuk pelariannya saja. Dia tidak bisa berbohong bibirnya memang mengeluarkan tawa tapi hatinya tidak. “Duduk lah aku akan mengambilkan sesuatu untukmu” ujar Aland. “Tentu saja aku akan menunggu kejutan itu” “Aku yakin kau akan menyesal setelah melihat apa yang ku bawakan” “Oh benarkah? Aku akan menantinya” Skyla tersenyum menantang dan Aland segera beranjak kearah dapur. Bodohnya Aland ketika dia sudah sampai di dapur, begitu banyaknya bahan makanan tapi dirinya sama sekali tak tahu bagaimana cara mengolah mereka satu persatu, dari wortel, telur, brokoli dan masih banyak jenis sayuran lagi. “Aku tebak kau tak tahu caranya memasak?” Tegur Skyla dari belakang punggung Aland. Aland berbalik memasang wajah menyesal. “Kau benar aku tak bisa memasak. Aish kenapa aku begitu bodoh padahal aku ingin memberi kejutan untuk memberikan masakan pertamaku untukmu” Aland menggaruk kepalanya canggung. Skyla tertawa gemas lalu menggeser Aland melihat apa saja isi lemari es lelaki ini. Skyla terlihat berpikir untuk beberapa saat sampai dia mengeluarkan beberapa bahan makanan. “Kalau begitu aku akan membantumu membuatnya” Skyla berucap dengan membawa sayuran di kedua tangannya. Kedua bola mata Aland seakan berbinar. “Kalau begitu aku akan menyiapkan sisanya”lelaki itu berlari ke suatu arah dan kembali dengan dua celemek berwarna hitam dan biru muda. “kalau begitu kita mulai memasaknya! Oh ya Al, kau mulai memotong wortelnya ya” Dan keduanya mulai sibuk dengan kegiatan memasak mereka. Di sela acara memasak Aland memotong bulat wortel yang dia pegang lalu memakainya seakan potong wortel itu adalah sebuah mata. “Lihat sekarang aku mempunyai mata jingga yang bulat” Katanya. Lalu skyla mengambil ujung potongan wortel yang runcing. “Kalau begitu aku juga memiliki tanduk unicorn yang cantik” Keduanya memasak sambil terus bergurau dengan berbagai sayuran yang berbeda. Saat hari sudah mulai gelap akhirnya masakan yang mereka buat selesai bertepatan dengan Aaron yang baru pulang dari kantor begitu melihat Aland dan skyla dia berusaha seakan tidak melihat mereka. Tapi seruan Aland menghentikan langkah Aaron. “Kebetulan kamu pulang. Bergabunglah kemari barusan kami sudah memasak bersama” Aaron berhenti untuk menatap mereka namun tatapannya sedikit lebih lama kearah Skyla, gadis itu mengalihan pandangannya dengan menyibukkan diri menyusun piring di atas meja. Rupanya gadis itu masih marah, Pikir Aaron. “Kalian saja yang makan aku masih belum lapar” Ujarnya dan kembali berjalan kearah lantai dua. Aland menatap Skyla “Aaron memang begitu. Ya sudahlah kalau begitu biar aku yang memakannya ku harap rasanya tidak seburuk seperti yang ku pikirkan” Dia meringis melihat masakannya sendiri. ______ Aaron menutup pintu kamarnya, melonggarkan dasi lalu bersandar di balik pintu. Perasaannya berkecamuk tidak jelas. Tangannya bergerak menanggalkan dasi dan juga kemeja yang dia kenakan. Hari ini dirinya ingin berendam semoga dengan cara itu perasaannya kembali rileks. Namun usahanya sia-sia. Pendengarannya yang terlalu tajam masih dapat mendengar suara tawa kedua orang itu. Perasaannya kembali bergemuruh tidak jelas ada rasa tidak suka kala suara wanita itu dapat tertawa dengan pria lain meskipun pria itu adalah Aland. Aaron memblok area kamarnya dan suara mereka sudah tak terdengar lagi, lebih baik meredam suara mereka dengan cara seperti ini. Dengan sihir. Tak butuh waktu lama setelah itu Aaron segera mengganti pakaiannya dengan pakaian santai kaus hitam berlengan pendek dengan di padukan celana jins kesukaan dia. Turun kelantai di mana kedua orang itu masih di bawah sana. Kali ini keduanya saling menatap televisi yang menampilkan sebuah kartun animasi anak-anak di temani dengan semangkuk besar popcorn. Mereka memang kekanakan. Aaron duduk di kursi gazebo dekat kolam. Riak air memantulkan cahaya bulan yang mengenai wajahnya. Hari harinya terasa membosankan, entahlah, tapi sejak Skyla mengundurkan diri menjadi asisten pribadinya seminggu yang lalu dan memilih menjadi seorang sekretaris biasa itu cukup membuatnya merasa ada yang kurang. Di lain sisi, Skyla berdiri menunggu Aland untuk mengantarnya pulang namun matanya tanpa sengaja melihat keberadaan Aaron. Lelaki itu melamun entah apa yang di lamunkan. Skyla tidak perduli tapi hatinya tak bisa untuk tidak peduli. Ia ingin menghampiri lelaki itu tapi Skyla sadar bahkan keberadaannya di rumah ini sama sekali tak lelaki itu inginkan. Pandangan Skyla teralihkan saat Aland sudah ada di sampingnya. “Ayo aku akan mengantarmu sesuai janjiku tadi. Oh bukan! Tapi mulai sekarang aku yang akan mengantar jemputmu tuan putri” Aland sedikit membungkukkan bahunya ke depan dengan tangan yang terulur. Skyla tertawa menerima uluran tangan Aland “Kau ada-ada saja Al” Kemudian keduanya berlalu dari sana. Sedangkan Aaron masih setia menatap pantulan bulan di kolam beriak itu. Namun tiba-tiba pandangannya berubah, bulan yang biasanya bulat itu menjadi wajah skyla yang sedang tersenyum. Aaron terlonjak kaget lalu kembali melihat pantulan bulan di kolam untuk memastikan apa yang di lihatnya. Tentunya hanya ada pantulan bulan di sana. Aaron menggeleng pelan ada apa dengan pikirannya ini?. ________ Di sepanjang perjalanan Skyla hanya diam, saat aland mengatakan sesuatu ia hanya akan melemparkan sebuah senyuman, tak ingin menjawabnya. Tapi tiba-tiba ia langsung mengatakan kata-kata yang bahkan sebelumnya tak ia pikirkan. “Al. apa yang tidak di sukai Aaron?” katanya. Aland mengerutkan dahinya. “Kenapa harus kakakku?” Tanya Aland balik. “Hanya saja tadi dia terlihat—maksudku apa dia tidak menyukai masakan yang kita buat tadi?” “Ku rasa tidak. Biasanya Aaron selalu ikut makan bersama” Aland mengedikkan bahu “Kecuali dia sudah makan bersama para kliennya di luar” “Lalu apa yang dia tidak suka?” “Alkohol. Aaron tidak suka Alkohol” “Kenapa?” Aland menatap Skyla sejenak lalu kembali fokus menyetir “Karena dia—“ Aland menjeda kalimatnya lalu “Kau akan tahu sendiri jika dia meminumnya di depanmu” Kekeh Aland. Dan kau akan tahu semenyeramkan apa lelaki itu. Ucap Aland dalam hati dengan sinis. Menit merikutnya perjalanan kembali hening, Aland yang fokus menyetir dan Skyla yang mulai mencerna perkataan Aland. Pantas saja saat dirinya menjadi asisten Aaron lelaki itu terus menolak dengan alasan apapun ketika Aaron di tawari untuk meminum minuman beralkohol dengan para kerabat bisnisnya. “Terima kasih Al sudah mengantarku” Ucap Skyla yang sudah melepaskan sabuk pengamannya. Aland duduk menyamping menangkup sebelah wajah Skyla dengan tangannya dan mengusapnya perlahan. “Sampai bertemu besok, aku tidak sabar ingin melakukan hal-hal baru lagi bersamamu” “Kalau begitu aku masuk duluan ya, kamu hati-hati di jalan” Skyla akan berbalik membuka pintu mobil Aland tapi lelaki itu menahannya. Skyla menatap Aland penuh tanda Tanya tapi cekalannya Aland tak lama mengendur. “Aku akan menjemputmu lagi besok” “Baiklah jika kau tidak merasa di repotkan. Daaah. Aku duluan ya” Aland mengangguk sembari menatap Skyla, Gadis itu berbalik beberapa meter dari pintu rumahnya, Aland tersenyum dan Skyla membalasnya sembari melambaikan tangan. Tapi senyum Aland langsung menghilang saat Skyla sudah tak terlihat tergantikan dengan wajah yang begitu menyeramkan. “Aku tau kau masih menginginkannya dan aku akan berusaha mendapatkanmu meskipun dengan cara yang kejam sekalipun!” Katanya. _____ To be continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN