Bab 6

1020 Kata
Skyla memandangi layar gelap ponselnya beberapa kali ia menghela nafas berharap ada tugas dari Aaron lewat pesan yang lelaki itu kirimkan namun nihil sudah dua jam lebih ia menunggu tapi tak ada pesan apapun kecuali notifikasi dari kartu perdana yang dia gunakan. Skyla tertunduk lesu. “Apa dia sakit?” Gumamnya dengan mengetuk ngetuk jari di atas meja menopang sebelah dagunya. “Apa perlu aku datang kerumahnya melihat keadaannya? Aku sangat khawatir jika dia kenapa-napa tapi aku tidak punya alasan yang harus ku katakan padanya tidak mungkin aku bilang khawatir langsung di depannya” “Tapi aku tidak tenang sampai sekarang dia tidak membalas pesan dan juga telfonku ini membuatku semakin khawatir” “Sky boleh aku minta tolong padamu?” Seru David, skyla menoleh dengan malas “Ini ada dokumen penting yang harus di tanda tangani Mr.Ron bisakah kau menemuinya dan meminta tanda tangannya” “Dia memintaku untuk membatalkan semua tugasnya hari ini” “Ini tidak bisa menunggu lagi Sky, jika mr.Ron tidak menandatanganinya maka proyek resort di pulau XX akan terancam batal, aku sudah mencoba menghubungi tapi tak tersambung sepertinya dia sengaja mematikan ponselnya” Skyla langsung berdiri dari duduknya mengambil tas dan dokumen yang David pegang “Kalau begitu akan segera ku berikan padanya” “Terima kasih Sky, kau sangat baik” Skyla hanya mengangguk cepat dan pergi kerumah Aaron menaiki sebuah taksi membelah hujan untuk menuju kesana. Butuh waktu setengah jam buatnya tiba di rumah Aaron saat itu hujan sudah reda Skyla segera menekan Bel rumah tapi tak ada sahutan atau seseorang membukakan pintunya. Skyla membuka pintu perlahan. “Mr.Ron!” Seru Skyla melangkah masuk “Ini saya Skyla maaf lancang memasuki rumahmu tanpa ijin” Masih tak ada sahutan, skyla semakin masuk kedalam rumah sampai dia melihat benda merah seperti bekas pijakan sepatu mengarah ke lantai dua. Skyla mengikuti jejak sepatu itu sampai tiba di salah satu ruangan yang kalau tidak salah adalah kamar Aaron, rasa khawatir semakin membuncah tak peduli akan apapun Skyla langsung masuk kedalamnya mendapati kaus putih yang Aaron kenakan di penuhi darah dan lelaki itu terlihat memunggunginya di atas lantai kesakitan memegangi perutnya. Skyla meletakkan barang bawaannya di atas meja menghampiri Aaron “Apa yang terjadi! Anda baik-baik saja?” Skyla membalik tubuh Aaron menghadapnya, kedua mata Aaron itu tertutup dengan bibir yang terbuka menggumamkan sesuatu yang tak jelas terdengar. Tidak ada luka apapun di tubuh Aaron tapi dari mana sumber darah yang memenuhi pakaian lelaki ini, Skyla cukup bingung di buatnya namun mengenyahkan hal itu karena rasa khawatir dan ketakutannya lebih besar melihat Aaron yang seperti ini. “Saya akan membawa anda kerumah sakit pak” Aaron menahan tangan Skyla “Kenapa kau di sini?” Tanya Aaron, suaranya lemah tak bertenaga.. “Pak ini tidak penting yang terpenting sekarang anda harus kerumah sakit saya akan membantu anda berdiri” Sekali lagi Aaron menahan tangan skyla “Kau akan takut melihatku seperti ini. Pergilah atau kau akan dalam bahaya” “Diam Pak! Yang dalam bahaya itu anda! Sekarang anda terluka!” Skyla mencoba membuat Aaron berdiri tapi lagi-lagi Aaron menolaknya. “Ini bukan luka Sky, Ini penyakitku kau tidak akan mengerti jadi pergilah” “Bagaimana saya bisa pergi melihat anda terluka seperti ini!” “Ku bilang pergi Sky!” Pekik Aaron, untuk pertama kalinya Skyla mendengar Aaron membentaknya tapi gadis ini tak peduli karena kesehatan Aaron yang utama. “Terserah anda mau menolak atau apapun yang jelas sekarang saya akan membawa anda kerumah sakit! dokter harus menyembuhkan rasa sakit anda pak” Skyla masih bersikukuh membopong Aaron dan berhasil membuat lelaki itu berdiri tapi yang terjadi Aaron mendorong Skyla ke atas karpet dengan dirinya yang ada di atasnya. “Saya tak butuh dokter kau tak tau penyakit apa ini jadi sebaiknya pergilah penyakit ini bisa melukaimu” Aaron terjatuh menindih tubuh Skyla. Gadis itu mendorong Aaron mencoba mengeluarkan kekuatannya agar lelaki bertubuh kekar ini menyingkir darinya. “Pak jangan keras kepala!” Aaron sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya ia butuh darah tapi bukan Skyla jika gadis ini tahu sekarang dirinya bukanlah manusia maka identitasnya akan segera terbongkar. Posisi Aaron masih menindih Skyla, gadis itu tak mampu menyingkirkan Aaron dari atasnya. Kepala Aaron ada di ceruk leher Skyla bau harum langsung tercium di indranya. ‘Aissh sial kenapa kau punya darah yang begitu segar’ aaron mendekatkan taringnya menembus kulit leher skyla. Gadis itu berteriak. ______ Jemari tangannya hanya mampu bergerak gerak kecil tak mampu bergerak bebas kedua kelopak mata yang terpejam perlahan terbuka kepala yang berdenyut langsung menyerbunya, pusing. Aroma yang familiar ruangan serba putih terasa membosankan dan bau aroma therapy juga obat-obatan sangat tidak enak. Ini pasti rumah sakit. Tapi bukan juga rumah sakit, ah pasti ini masih di alam mimpi. “Bagaimana keadaanmu?” suara Aaron menyambutnya, lelaki itu berdiri di sisi kanan tempat tidur. Ini pasti benar-benar mimpi. Skyla mengerjapkan matanya. “Tadi kau pingsan dan aku membawamu kemari untuk mengobatimu” “Apa ini mimpi kenapa aku bisa ada di sini?” Ucap Skyla lirih. Aaron mengedikkan bahu “Ini memang mimpi jadi cepatlah bangun” dan skyla kembali memejamkan matanya perlahan. Begitu dia terbangun kembali Skyla sudah berada di dalam kamarnya sendiri tak terjadi apa-apa tak terasa sakit di manapun apa yang barusan itu benar-benar mimpi?. Skyla terduduk seperti orang bodoh menatap kamarnya secara terperinci lalu menyentuh bagian lehernya di dalam mimpinya tadi ia bermimpi Aaron menggigitnya. Skyla berlari kearah cermin besar menyingkap rambutnya kesamping untuk melihat apakah ada bekas luka di sana. Nihil, sama sekali tak ada bekas luka, bersih dan mulus seperti tak terjadi apapun itu artinya semuanya hanyalah mimpi. Skyla menghela nafas panjang, benar-benar mimpi yang mengerikan di lihatnya dokomen yang di berikan David kemarin. “Astaga aku melupakan hal penting untuk meminta tanda tangannya” Skyla meraih dokumen itu dan membukanya namun tanda tangan Aaron sudah tercoret di atas materai. Itu artinya kemarin dirinya sudah meminta Aaron menandatanganinya tapi kenapa ia tidak ingat? Skyla tengah berpikir keras apa yang tengah terjadi namun di sisi lain Aaron hanya diam mengamati gadis yang tengah kebingungan itu bisa gawat jika ia tidak segera tersadar dengan apa yang di lakukannya pada Skyla atau gadis itu akan mati kehabisan darah. Aaron pergi dari sana setelah memastikan gadis itu lupa dengan apa yang terjadi rupanya membuat waktu berhenti beberapa saat cukup berguna. Anehnya lagi dengan meminum darah Skyla rasa hausnya langsung hilang. Ini tidak boleh terjadi tidak mungkin, jangan skyla gadis itu tidak tahu apa-apa. _______ To be continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN