26

1627 Kata
Maria melempar senjatanya yang melayang ke arah monster-monster itu dengan kecepatan tinggi. Monster yang berada dibagian paling depan terkena serangaan itu dan langsung tumbang senjata yang tertancap ditubuh mereka bergetar kemudian tercabut dan terbang kembali ke tempat Sisi berada lalu kembali menebas segala sesuatu yang berada disekitar dan yang mencoba menyerang Sisi. Sisi mengayunkan pedangnya yang berada ditangan kanan secara mendatar tapi serangannya itu ditangkis lalu dia kembali mengayunkan pedangnya yang berada ditangan kiri dari atas kebawah serangan itu juga kembali ditangkis. Monster itu mengangkat pedangnya ke atas dan mengayunkannya ke arah bawah Sisi menangkisnya dengan cara menyilangkan kedua senjatanya tepat diatas kepalanya karena monster yang dia lawan sekarang tingginya dua kali tinggi badannya. Sisi mengarahkan salah satu senjata melayangnya ke arah belakang monster itu tapi monster itu menghindarinya dengan memiringkan tubuhnya kearah kanan sehingga senjata itu bergerak menghampiri Sisi. Melihat senjatanya bergerak kearahnya Sisi mengubah jalur terbang senjata itu ke atas dan senjata itu bergerak ke atas lalu berbelok ke bawah kanan dan menancap di kepala salah satu monster. Sisi mengayunkan tangan kanannya dari bawah ke atas secara miring ke kekanan tapi monster itu kembali menghindarinya Sisi mulai kesal dan menarik kaki kanan monster itu sehingga dia terjatuh dan Sisi memposisikan pedangnya yang melayang tepat dibawah monster itu dan pedang itu menancap dipunggung dan lehernya pedang yang menancap di lehernya sampai menembusnnya darah mengalir deras dari pedang itu. Sisi melompat ke samping dan mengayunkan tangan kirinya secara mendatar dari arah kiri dan monster yang berdiri didepannya melompat kebelakang dan setelah mendarat dia menendang tanah dan melesat ke arah Sisi sambil mengangkat pedangnya ke atas dan saat sudah dekat dengan Sisi dia mengayunkannya kebawah melihat serangan itu Sisi melompat kebelakang dan tangan kanannya bergerak ke dekat d**a kirinya dan pedang yang berada di belakang monster itu bergetar dan terbang ke arah monster itu. Merasakan ada yang mendekatinya monster itu memutar tubuh bagian atasnya dan menangkis pedang itu dengan pedangnya dengan ayunan secara mendatar pedang itu terlempar kesamping dan tergeletak disana. Melihat serangannya dipatahkan Sisi menggigit bibirnya. Dia mengangkat kedua tangaannya ke atas dan monster dan segala sesuatu yang berada disekitarnya mulai terangkat lalu Sisi menggerakkan tangannya kedepan dan semua yang diangkatnya terlempar kedepan sehingga mereka menabrak para monster yang berada didepannya. Dia lalu mendengar teriakkan kakaknya kalau di antara mereka ada mage dan healer dan dia memerintahkan untuk mengurus mereka lebih dahulu. Tapi Sisi tidak melihat ada mage atau healer diantara mereka Sisi berlari kedepan dan sudah disambut oleh monster yang berukuran besar dan tangan kananya memegang sebuah gada berukuran besar dan bersiap untuk memukulnya dengan benda itu. Saat jarak mereka sudah dekat monster itu mengayunkan gadanya ke bawah dengan kekuatan penuh melihat hal itu Sisi berhenti sebentar dan gada itu memukul tanah tepat didepannya dan membuat tanah terangkat keatas Sisi melommpat lalu mendarat di gada itu dan berlari menuju kepala monster yang menyerangnya dan mengayunkan pedangnya secara bersamaan dan leher monster itu memuncratkan darah segar dalam jumlah besar lau terjatuh kebelakang dan Sisi mendarat di dadanya. Sisi menoleh kebelakang dan tangan kirinya menunjuk ke gada besar yang tadi digunakan oleh monster besar itu. Sisi mengangkat tangan kirinya dan gada itu bergetar lalu terangkat keatas. Lalu Sisi mengayunkan tangan kirinya kebawah seakan memukulkan sesuatu dan gada itu bergerak menyamai gerakan tangan kiri Sisi terdengar ledakan setiap kali gada itu terayun kebawah dan tanah terangkat keatas dan debu-debu membumbung tinggi keatas tidak sedikit pula suara ledakan dari mobil-mobil yang terkena hantaman gada itu. Setelah puas mengayunkan gadanya dari atas kebawah sekarang Sisi mengayunkannya dari kanan ke kiri lalu ke atas kemudian mengayunkannya kebawah. Setiap monster yang terkena sambaran gada besar itu terlempar ke atas Sisi tidak berhenti-berhenti melakukan hal itu sampai dia lelah. Setelah pus bermain dengan gada besar itu Sisi melempar gada itu jauh kedepan dan menghantam pembensin yang tidak jauh dari sana dan pembensin itu meledak monster yang berdiri didekat pembensin itu terkena ledakan dan terlempar. *** Diablo yang melihat pertarungan itu merasa kagum dengan apa yang mereka lihat. “Bagaimana mereka bisa sekuat itu hanya dalam waktu beberapa hari?” tanya seekor monster berbentuk kelelawar disebelahnya. “Itu karena setiap mereka menggunakan kekuatan mereka, tubuh mereka akan mengingat tentang kekuatan itu dan menuntun mereka untuk menggunakannya,” jawab Diablo. “Tidak heran permaisuri meminta kita untuk menyerang mereka agar mereka bisa terus menggunakan kekuatan mereka.” “Selain itu, mereka berdua jauh melebihi perkiraanku,” ucap Diablo sambil memperhatikan Arif dan Ryan. Ryan dan Arif memang terlihat perkembangan mereka dalam menggunkan kekuatan mereka terbilang paling cepat dari Sisi dan yang lainnya. Buktinya mereka telah membunuh lebih banyak monster dari Sisi itu terlihat dari jarak mereka dengan monster-monster yang berdiri mengelilinginya. Jarak monster mereka lebih lebar dari pada Sisi dan terlihat monster-monster disekitar mereka terlihat ragu-ragu untuk menyerang berbeda dengan monster-monster yang mengelilingi Sisi. Mereka terlihat senang dan tidak sabar untuk membunuhnya satu-satunya yang mereka khawatirka adalah senjata yang melayang disekitar Sisi. Setiap kali ada yang berusaha untuk mendekatinya dari belakang atau samping selalu dihalangi oleh senjata itu dan jumlahnya makin hari makin banyak. Sedangkan Sisi sedang sibuk mengaayunkan kedua pedangnya dengan sangat lincah, tidak selincah Maria tapi cukup lincah. Itu bukanlah hal yang mengejutkan karena Sisi adalah salah satu dari juara di sekolahnya dalam hal bela diri. Dia sempat memenangkan empat kali perlombaan bela diri entah itu tingkat remaja, sekolah, atau umum dia selalu memenangkannya. Memang tidak selalu juara pertama tapi itu sudah membuktikan kalau kemampuanya tidak bisa diremehkan. “Sekarang bagaimana?” tanya monter kelelawar. “Kita lanjutkan sebentar,” jawab Diablo. Lalu dia memfokuskan pandangannya ke arah atap rumah sakit dan melihat ada manusia yang sedang melawan beberapa monster anak buahnya. Dan kemampuannya sangat tidak mengecewakan untuk ukuran manusia biasa nyatanya dia bisa membunuh setiap monster yang datang ke arahnya. “Hooh, pria itu tidak buruk juga,” puji Diablo. *** Leonardo sekarang sedang bertarung dengan monster yang berhasil menuju ke tempatnya. Dia menembakki mereka dengan mesingun karena senjata itu terlalu kuat ditambah kapasitas magazinnya juga banyak membuat kepala monster itu meledak dan tubuhnya juga penuh dengan lubang-ubang peluru. Mereka terus berdatangan membuat Leo terpojok melihat ada lebih dari tiga monster menghampirinya Leo melemparkan geranat kejut ke arah mereka sedangkan dia bersembunyi dibalik pembatas kecil di atap rumah sakit geranat itu meledak dan membuat suara dan cahaya yang sangat terang sehingga membuat ketiga monster itu dan beberapa rekannya yang berada dibelakang menutupi telinga dan mata mereka. Melihat kesempatam Leo menghampri mereka dengan sebuah pistol dan pisau ditangannya dan menembak mereka kemampuan menembak Leo bukan kaleng-kaleng karena setiap dia menembak selalu mengarah ke kepala dan selalu tepat sasaran. Tiga monster yang berada didepannya telah mati dan sekarang tinggal dua monster yang berada dibelakang mereka. Leo menembak kaki mereka agar mereka tidak kabur saat dia akan menembak kepala mereka dia kehabisan peluru sehingga dia memutuskan untuk membunuh mereka dengan menggunakan pisaunya. Dia berlari dan saat sudah berada didepan monster yang berada dikanan dia bersiap untuk memukulnya melihat ada pukula yang akan mengarah padanya monster itu mengayunkan pedangnya dari atas kebawah Leo melihat hal itu dan dia memutar tubuhnya ke samping kanan sehingga pedang itu bergerak melewatinya dan dia bersiap untuk menusuk leher monster itu. Seranganya berhasil dan sekarang monster itu tergeletak dengan darah segar mengucur dari lehernya setelah membunuh monster itu dia lalu berusaha untuk menusuk monster yang satu lagi. Tapi saat dia akan menusuk monster itu dia merasakan ada sesuatu yang datang dari arah samping kanannya dia menoleh dan melihat ada seekor monster lagi yang membawa pedang dan perisai berlari kearahnya. Monster itu mengayunkan pedangnya dari kanan ke kiri secara mendatar melihat serangan itu Leo melompat kebelakang dan serangaan itu hanya menggores kaosnya saja. Leonardo berlari ke arah monster yang tadi menyerangnya dia bersiap untuk menebas monster itu dengan pisaunya dia mengayunkan pisaunya dari kanan ke kiri secara mendatar melihat serangan itu monster itu menangkisnya dengan prisainya. Pisau Leonardo menggores perisai itu tapi diperisai itu tidak meninggalkan jejak goresan melihat hal itu Leo meringis kesal dia menoleh ke atas dan melihat monster itu meringis senang lalu dia mengangkat pedangnya dan mengayunkannya ke arah Leonardo. Melihat gerakan itu dia melompat kebelakang dan pedang itu melesat melewatinya Leonardo lalu melompat lagi kebelakang karena monster itu menyerangnya secara terus menerus. Sampai pada suatu ketika Leonardo membentur tembok tempat tangga menuju kebawah berada Leonardo lalu menoleh kedepan dan melihat monster itu berlari ke arahnya dan mengayunkan pedangnya dari kanan atas ke kiri bawah melihat serangan itu Leonardo lau melopat ke kanan dan pedang itu menebas pintu yang berada disana dan meninggalkan bekas sayatan yang cukup besa. Leonardo setelah berguling ke samping kanan lalu dia menusukkan pisaunya ke perut monster itu dia berhasil melakukannya tapi hal itu tidak terlalu berpengaruh karena badan monster itu yang lumayan besar. Leonardo mundur beberapa langkah dan meninggalkan pisaunya yang masih menancap diperut bagian kanan monster itu. Monster itu mencabut pisau itu dan membuangnya lalu dia mendekati Leonardo dan mengayunkan pedangnya dari atas kebawah. Melihat hal itu Leonardo melompat ke samping monster itu tidak menghentikan seranganya dan terus menyerang Leonardo secara beruntun. Leonardo yang tidak bisa melawan hanya bisa menghindar setelah beberapa detik dia terus-menerus lari Leonardo lalu menembakkan pistolnya ke arah kaki kanan monster itu. Monster itu lalu terjatuh karena kaki kanannya tertembak melihat kesempatan Leonardo lalu berlari ke arah monster itu setelah mengambil pedang yang tergeletak disana lalu dia melakukan beberapa kali tembakkan ke arah monster itu dan mengenai beberapa bagian tubuhnya setelah Leonardo sudah berada di depan monster itu dia langsung menusuk kepala monster itu dan monster itu mati karena tusukan itu. Leonardo menghela nafas berat dan mengecek berapa sisa amunisi yang berada di pistolnya dan ternyata masih ada tiga butir melihat itu Leonardo langsung mengganti amunisi yang kosong dengan yang masih berisi. Setelah selesai mengisi ulang pistolnya dia pergi mngambil kembali mesin gunnya dan kembali menembaki monster-monster yang berada dibawahnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN