Beberapa monster kelelawar terbang ke arah Ryan melihat hal itu dia mengarahkan panahnya ke arah monster kelelawar itu tiga anak panah melesat dari busur itu dan mengenai tiga orang dari mereka sisanya masih terbang mendekati Ryan dan saat monster-monster itu hampir sampai dekat dengannya tib-tiba api menyambar dari bawah kanannya dan membakar monster-monster itu menjadi abu. Ryan menoleh kebawah dan melihat Arif mengarahkan tangan kirinya ke arahnya.
"Kalo mau nembak beberapa anak panah sekaligus gak usah setengah-setengah," ejek Arif.
"Aku tahulah," gerutu Ryan.
Ryan melihat ke sekelilingnya dan merasa sebanyak apapun dia membunuh monster-monster itu tidak ada gunanya. Mereka terlalu banyak Ryan menatap Maria yang sedang menebas monster-monster didepannya dengan sangat cepat dan gerakannya sangat lincah Ryan merasa lega karena dia berada dipihaknya. Ryan menepuk kedua pipinya dengan kedua tangan.
"Ok, ayo kita kurangi jumlah mereka lebih banyak!" ucap Ryan entah ditujukan pada siapa.
Ryan mengangkat kedua tangannya kedepan sebuah pusaran angin berbentuk mendatar berputar didepan telapak tangannya dan saat tangan kanannya bergerak kebelakang seolah menarik busur panah empat anak panah tebentuk dan siap untuk ditembakkan. Ryan membidik kearah bawah.
"Arif!" teriaknya.
Arif menoleh kearah Ryan setelah membakar dua ekor monster yang sedang merangkak memanjat tembok rumah sakit untuk membunuh Leonardo yang sedang memegang snaiper ditangannya. Ryan menembakkan anak panahnya anak panah itu melesat dan saat menabrak seekor monster anak panah itu berubah menjadi sebuah tornado berukuran besar Arif menyadari rencana Ryan dan langsung menembakkan empat buah bola api ke arah tornado itu. Saat bola-bola api itu mengenainya tornado itu berubah menjadi tornado api yang berukuran angat besar. Ryan mengerahkan kekuatannya pada tornado itu, keempat tornado itu membesar dan teru membesar sampai-sampai tornado itu menyedot lebih banyak monster.
Arif dan Leonardo yang melihat itu terkesan.
"Bagaimana?" tanya Ryan sombong.
"Lumayan," jawab Arif dengan tatapan mengejek.
Ryan hanya tersenyum lalu dia terkejut karena ada sesuatu yang meledak tepat didepannya saat dia menoleh karena terkejut dua melihat seekor monster kelelawar sedang terjun bebas dengan kepala sudah tidak ada. Saat dia menoleh kebawah dia melihat Leonardo sedang membidik kearahnya.
"Fokus, kita sedang berusaha untuk tetap hidup disini!" teriak Leonardo.
Saat dia menasihati Ryan ada satu ekor monster mendekatinya dari belakang Leonardo mengetahuinya dan dia segera memutar tubuhnya dan mengarahkan snipernya pada monster itu. Tapi monster itu berhasil mematahkan slongsong snipernya dan Leonardo membuang snipernya dan bersiap untuk melawan monster itu secara tangan kosong. Monster yang dia lawan adalah seekor goblin biasa dengan tinggi sekitar sepinggangnya saat dia melihat monster itu dia teringat kalau goblin itu terkenal tidak pernah bertarung sendiri dan sangat membuat emosi jika kau tahu apa maksudku. Leo mengeluarkan sebuah pisau yang berada dipaha kirinya dan bersiap untuk melawan goblin itu. Goblin itu berlari kearahnya sambil mengangkat sebuah pisau berukuran besar di tangan kanannya pisau besar itu terlihat tidak terawat.
Leo bersiap menyambut serangan lawannya. Goblin itu mengayunkan pisaunya dari atas kebawah Leo bergerak kesamping kanan untuk menghindarinya dan saat pisau itu melewati tubuhnya Leo langsung memotong tangan kanan goblin itu dengan pisaunya, Goblin itu berteriak saat tangan kanannya terpotong Leo tanpa basa-basi lagi langsung menusukkan pisaunya ke leher gobblin itu. Tidak lama setelah itu goblin itu tidak bergerak dengan darah mengalir deras dari lehernya.
***
Ryan sekarang bertarung didarat karena sudah tidak ada lagi monster yang bisa terbang. Tapi sebenarnya karena dia tidak ingin terlalu banyak menggunakan kekuatannya karena dia tahu batas kemampuan tubuhnya untuk menahan kekuatannya. Ryan mengayunkan pedang yang dia rebut dari salah satu monster yang dia kalahkan. teriakan demi teriakan terus terdengar seiring dari ayunan pedangnya Mio benar dia tidak perlu memikirkan apa yang harus tubuhnya lakukan, tubuhnya sendiri yang akan menentukan apa yang harus dia lakukan saat dia selesai menebas seekor orck dia merasakan ada yang datang mendekatinya dari belakang. Ryan menoleh kebelakang dan melihat ada sebuah tinju mengarah padanya secara reflek Ryan menunduk unutk menghindarinya setelah tinju itu melewati kepalanya Ryan langsung menusukkan pedangnya kearah monster yang melayangkan tinju padanya. Monster itu menangkap bilah pedang itu dan mengakibatkan tangan kirinya berdarah.
Melihat serangannya dihentikan hanya dengan tangan kosong membuat Ryan terkejut monster itu mematahkan pedang itu. Ryan melompat mundur untuk menjaga jarak Ryan menggigit bibirnya karena kesal. Ryan merasakan ada serangaan mengarah padanya dari belakang dia menoleh kebelakang dan melihat ada satu ekor monster sedang mengangkat sebuah palu dan mengayukannya dengan sangat kuat kearah Ryan. Ryan melompat kedepan dan mengarahkan angnnya ke monster yang baru saja menyerangnya angin itu berbentuk tombak dan menembus perut monster itu. Ryan mengambil palu yang tadi dipegang oleh monster itu berlari kearah monster yang berada didepannya. Ryan mengayunkan palu itu sekuat tenaga dibantu oleh anginnya yang mendoro palu itu melihat serangan datang monter itu melompat kebelakang dan palu itu bergerak melewatinya saat palu itu membentur tanah terjadi ledakan besar dan tanah itu terangkat.
Ryan tidak menyia-nyiakan waktu dia menghentakkan kaki kanannya dan melesat menembus tanah yang terangkat karena serangannya. Ryan mengayunkan palunya dari kanan ke kiri secara mendatar melihat serangan dadakan monster itu menahan hantaman palu itu dengan tangan kanannya di bantu dengan tangan kirinya. Tapi karena serangan palu itu terlalu kuat membuat tangan kanannya terdorong sampai terpental beberapa meter ke arah kiri melihat serangannya berhasil Ryan melanjutkan serangannya lagi. Sekarang dia melompat dan mengayunkan palunya dari atas kebawah monster itu yang masih terkejut karena Ryan berhasil mematahkan tangannya tidak menyadari serangan itu dan palu itu berhasil menghantam kepala monster itu dengan telak dan membuatnya meledak Monster itu terjatuh dan Ryan terlihat terengah-engah tapi tidak ada waktu untuk istirahat karena sudah ada dua monster lagi berlai ke arahnya. Ryan melompat ke samping kanan untuk menghindari serangan monster itu dan membalasnya dengan dua serangan beruntun.
Pertama dari atas kebawah lalu dari samping kiri ke samping kanan secara mendatar. Dua serangan itu berhasil mengenai lawannya dengan telak dan membuat d**a dan kepala mereka hancur. Ryan mengangkat palunya dan menyangganya dibhunya sambil terengah-engah.
"Haaah, seharusnya aku lebih giat olah raga," gerutu Ryan. "Ok, lanjut."
Ryan menghirup nafas dalam-dalam dari mulutnya lalu menghembuskannya sekuat tenaga angin yang keluar dari mulutnya itu memiiki kekuatan yang sangat kuat sampai-sampai membuat monster-monster yang berada didepannya terlempar cukup jauh. Maria yang melihat hal itu merasa terksan.
"Hhmm, dia lumayan juga. Tapi masih banyak yang harus dia latih, terutama staminanya," puji Maria dalam hati.
Maria merasakan ada serangan disamping kirinya dia bereaksi cepat dan menangkisnya lalu menebas perut monster yang menyerangnya.
Ryan menghirup nafas dalam-dalam lagi dan menghembuskannya secara berat. Lalu dia memposisikan palu yang dia pegang ke sisi kir tubuhnya dan mulai mengayunkan palu itu secara mendatar dan dia mulai berputar ke arah kanan dengan cepat. Putaran tubuhnya itu mengakibatkan pusaran angin yang cukup besar dan mengakibatkan monster-monster disekitarnya terhisap dan terkena sambaran palu yang dipegangnya Ryan terus berputar sambil bergerak secara zik zak. Dia terus berputar sampai kepaanya pusing dan setelah itu dia berhenti sambil emegangi kepalanya yang terus saja berputar.
"Aku rasa aku tidak akan melakukannya lagi, hueek ... tapi, aku pikir tadi itu cukup efektif," ucap Ryan sambil terus berusaha mengeuarkan isi perutnya. "Untung aku makan sedikit beberapa hari ini."
Arif yang melihatnya hanya bisa mengglengkan kepala sambil menebas seekor monster didepannya. Setelah kepalanya sudah tidak berputar lagi dan perutnya susdah tidak terasa mual Ryan kembali melanjutkan aktifitasnya menghantam monster-monster didepannya. Sebenarnya Ryan tidak pernah berlatih bela diri sebelumnya, bahkan tidak ada satupun dari mereka yang pernah belajar bela diri tapi entah kenapa mereka bisa bertarung dengan baik. Seolah-olah mereka sudah berlatih bertahun-tahun tubuh mereka bereaksi terhadap apa yang terjadi disekitar mereka dan bergerak untuk mengatasinya.
Ryan melompat dan menghantamkan palunya ke tanah dan terjadi ledakan besar tidak berhenti disitu setelah ledakan itu terjadi Ryan langsung melesat kedepan dan mengayunkan palunya saat serangannya itu akan mengenai kepala targetnya salah satu monster menahan serangan palunya dengan menggunakan pedangnya Ryan menatap monster yang menahan serangannya dengan tatapan tajam. Monster itu mendoro palu Ryan sampai dia terdorong beberapa langkah kebelakang setelah berhasil mendapatkan kembali keseimbangannya Ryan berlari ke arah monster yang ternyata rasnya adalah hob gobli. Ryan mengayunkan palunya dari atas kebawah dengan kekuatan penuh tapi goblin itu dapat menangkisnya dengan mudah Ryan menggunakan kekuatannya untuk mendorong senjatanya goblin itu berlutut karena berusaha menahan dorongan palu yang berukuran sedikit besar itu ditambah angin berkekuatan tinggi mendorongnya.
Goblin itu menggeser posisi pedangnya yang tadinya berrsentuhan dengan permukan palu sekarng bergerak menuju gagangnya yang terbuat dari kayu. Setelah bilah pedangnya menyentuh gagng palu itu Hob Gobliin mendorong pedangnya dan gagang palu itu terbelah menjadi dua. Ryan yang terkejut dengan hal itu segera melompat mundur saat jarak mereka sudah agak jauh Ryan melihat ke gagang palunya yang telah terpotong lalu mengerahkan kekuatannya untuk menyelimuti kayu yang dia pegang sekarang. Angin berputar disekujur kayu itu mulai dari dekat telapak tangan Ryan yang mencengkram kayu itu dengan kuat sampai ke kedua ujungnya. Dan di ujung yang menghadap ke depan terbentuk sebuah pisau melengkung yang ukurannya cukup besar berwarna hijau. Sekarang Ryan memegang sebuah sabit.
Ryan memutar sabit itu agar pisaunya berada dibelakang tubuhnya lalu Ryan sedikit membungkuk dengan kaki kiri sedikit kedepan dan kaki kanan sedikit ke belakang kedua tangannya mencengkram gagang sabit itu dengan kuat dan dengan satu hentakkan kaki kanannya Ryan melesat menuju ke Hob Goblin didepannya. Saat jarak mereka sudah lumayan dekat Ryan mengayunkan sabitnya dari atas kebawah dengan sekuat tenaga Hob Goblin itu melompat ke samping dan sabit itu bergerak melewati tubuhnya saat Hob Goblin itu mendapatkan pijakannya dia segera mengayunkan pedangnya secara mendatar melihat serangan balasan Ryan mengangkat gagang sabitnya dan dia menahan serangan itu dengan gagang sabitnya yang telah diselimuti oleh sihir angin berwarna hijau. Kaki Ryan telah menapak ketanah dan mereka berdua sekarang saling doronng setelah beberapa detik mereka saling dorong dengan menggunakan senjata mereka Ryan membuat bola angin didekat kakinya dan menembakkannya ke arah kaki Hob Goblin itu. Karena tidak menyadari serangan sembunyi-sembunyi Ryan Hob Goblin itu tidak sempat menghindar dan kakinya terkena bola angin itu. Kakinya putus karena bola angin itu memutar kakinya dengan kecepatan yang luar biasa.
Karena kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terpotong tubuh Hob Goblin itu miring ke kanan. Melihat kesempatan Ryan langsung mengayunkan sabitnya dari bawah ke atas dengan kekuatan penuh Hob Goblin itu tidak sempat menghindar dan tubunya tersayat oleh sabit besar itu dan terbelah menjadi dua. Tanpa membuang waktu lagi, saat gerakan sabitnya sudah berhenti Ryan berbalik arah dan langsung berlari menghampiri monster-monster yang sedari tadi memperhatikan pertarungan Ryan dengan Hob Goblin itu. Ryan mengayunkan sabitnya secarra mendatar dari kanan ke kiri tak berhenti disitu Ryan juga langsung melakukan serangan lagi dengan gerakan yang sama cma sekarang dari kiri ke kanan. Setiap monster yang terkena serangannya langsung terbelah menjadi dua Ryan tidak tahu bagaimna tapi dia merasa kekuatannya terus meningkat dengan seiring dia menggunakannya.
Tidak hanya itu, gerakannya juga semakin lincah bahkan dia bisa melakukan gerakan akrobat sambil terus memutar-mutar sabitnya dengan kecepatan tinggi. Ryan seperti menari dengan diiringi oleh jeritan kesakitan dari lawan-lawannya Ryan berlari sambil terus memutar-mutar sabit besarnya dengan kecepatan yang luar biasa setiap monster yang berusaha mendekatinya langsung terpotong oleh sabit besarnya. Ryan sempat berpikir kenapa dia tidak melakukan cara ini sedari awal Ryan tersenyum senang karen sekarang dia tidak perlu terlalu mengeluarkan banyak stamina hanya untuk bertarung. Tapi lama-kelamaan tangan Ryan kelelahan dan dia berhenti sejenak dia menaruh sabitnya ditanah dan gagangnya dia senderkan ke bahu kanannya sambil dia meregangkan kedua tangannya untuk menghilangkan rasa pegal dan lelah. Dia juga melakukan sedikit peregangan untuk leher dan punggungnya.
Setelah melakukan peregangan Ryan menarik nafas panjang dan mengembuskannya secara berat lewat mulut. Setelah itu dia kembali berlari dan lanjut memutar dan mengayunkan sabitnya saat dia mengayunkan sabitnya secara miring dia baru sadar kalau monster yang baru saja dia tebas menggunkan sebuah sabit dengan ukuran yang sama dengan yang dia bawa. Ryan langsung mengambil sabit itu dan membuang batang kayu yang dia pegang.
“Nah, dengan ini aku bisa sedikit menghemat tenaga,” ucap Ryan senang.
Ryan kembali berlari dan mengayunkan senjata barunya itu dengan perasaan senang. Setiap dia mengayunkan sabitnya darah selalu meyembur kesegala arah dan membuat tubuhnya penuh dengan darah. Entah kenapa tapi Ryan merasa senang saat menebas monster-monster itu bahkan sekarang dia tersenyun dengan ekspresi yang mengerikan. Ryan menyalurkan kekuatannya ke sabitnya sehingga mengakibatkan warna pisau sabitnya yang tadinya berwarna silver berubah menjadi hijau lalu Ryan mengayunkan sabitnya dengan kekuatan penuh secara miring dari kri bawah ke kanan atas. Sebuah tebasan berwarna hijau melesat ke depan dan memotong apapun yang ada didepannya. Akibat serangan itu sekarang monster yang baru saja melompat dari pagar dinding rumah sakit.