Berhenti Berharap

1682 Kata

Akila menangis semalaman, yang mana membuat sang ibu dan ayahnya khawatir begitu dalam. Bagaimana bisa anaknya kini terlihat sangat rapuh, bahkan tangisannya terdengar menyayat hati melebihi saat dirinya ditinggalkan oleh Brian. Dan yang bisa Bu Nenti lakukan hanyalah mengusap rambut putrinya dengan pelan. “Gak papa, nanti dia juga sadar sendiri.” “Dia gak pernah mau buka hatinya, Bu… hiks….. dia bego atau t***l sih.” “Shhtt! Jangan gitu, inget bayi di dalam perut kamu,” ucap Bu Nenti. “Udah cepetan tidur.” Akila menganggukan kepalanya, dia menarik napasnya dalam dan mencoba memejamkan matanya, sampai akhirnya usapan sang Ibu seolah menjadi lagu pengantar tidur yang membuatnya perlahan terlelap dan membawanya ke alam mimpi. Akila menikmatinya, napasnya mulai tenang dan isakannya mulai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN