Terlihat senyum Dewangga saat itu terkembang di bibirnya ia merasa apa yang Kayla lakukan padanya saat itu terkesan dipaksakan. Lelaki itu pun mulai terjaga dan berusaha untuk duduk di posisinya semula dan saat itu membuat tubuh Dewangga bagian depan menyentuh tubuh Kayla bagian depan pula. Dewangga terkesan saat itu tengah menghimpitnya menekan tubuh bagian depan gadis itu di sana, ia perlahan-lahan duduk kembali ke posisinya semula.
"Masih mau lanjut?" bisik Dewa ketika Kayla masih terdiam ketika tubuh mereka seakan menyatu tanpa jeda. Dengan satu tangan Dewa yang sudah meraih pinggang ramping Kayla kemudian mengapitnya.
"Gluk," Kayla meneguk ludahnya sendiri sekali teguk dengan kedua tangan yang sudah menekan di kedua sisi pundak Dewa.
"Kalau kamu memang berniat ingin menggodaku cobalah menggodaku yang senatural mungkin. Bibirmu bilang ingin menggodaku tetapi tubuhmu gemetaran seperti ini. Lalu bagaimana caramu untuk menggodaku? Apakah dengan cara tubuh yang bergetar seperti itu?" ucap tanya Dewangga kemudian yang membuat Kayla merasa malu di sana Ia pun segera memalingkan wajahnya menatap ke arah lain bahkan Gadis itu pun sempat menoyor keningnya sendiri menggunakan salah satu tangan karena ia merasa sangat malu di sana.
"Jadi bagaimana, Apakah kamu mau melanjutkannya?" ucap lelaki itu kemudian dengan jemari tangan yang sudah berpindah tempat ke atas salah satu paha Kayla di sana yang saat itu kebetulan pakaian handuk yang Gadis itu kenakan tersingkap hingga telapak tangan lelaki itu tepat mengenai kulit pahanya secara langsung begitu pula Kayla yang tersentak Ia begitu terkejut dengan apa yang lelaki itu lakukan.
"Kamu sudah memutuskannya?" bisik Dewa lagi.
"Emb... sepertinya kita menunggu setelah menikah saja, ya... seperti itu saja lebih baik," ucap gadis itu kemudian yang lalu perlahan kembali di posisinya semula. Duduk di samping Dewa kembali, dan lelaki itu pula melepaskan pelukan tangannya.
"Tunggu!" sahut lelaki itu kemudian yang lalu mulai mendekat ke arah gadis itu. Dengan satu tangan lelaki itu yang meraih ujung dagu Kayla kemudian menariknya mendekat ke arahnya.
"Apa kau sangat membutuhkan uang?" bisik Dewa kemudian. Gadis itu pun membelalakkan kedua matanya karena merasa malu dengan ucapan lelaki itu. Tapi tidak ada cara lain selain ia mengiyakan apa yang lelaki itu tanyakan, di mana memang ia membutuhkan banyak uang untuk pengobatan Ibunya yang tengah sakit.
"Ya, aku suka uang..." sahut Kayla kemudian. Dan sedetik kemudian Dewangga mendaratkan ciumannya tepat ke bibir Kayla. Gadis itu pun mulai memejamkan kedua matanya.
"Hey, bibirmu bergetar sayang," ucap Dewa lagi yang menyadarkan Kayla saat itu.
"Akh, Anggap saja ini adalah pertama kalinya aku melakukan itu," ucap Kayla dengan jawabannya Ia tidak tahu mengapa tapi dentuman jantungnya benar-benar sudah menggila ditambah lagi jemari tangan Dewa yang sudah mulai merayap naik menyusui tubuh Kayla dari luar pakaian yang Gadis itu kenakan hingga bermuara tepat di salah satu sisi belahan bagian depan gadis itu. Dewa menyentuhnya perlahan dan mulai meraihnya, hanya membekapnya saja namun Kayla sudah terengah di sana.
"Waw... masih sintal dan padat sayang..." bisik lelaki itu yang mulai mendekatkan wajahnya kemudian menyusupkan wajahnya ke sela-sela bagian jenjang leher Kayla. Menenggelamkan wajah itu ke sela-sela rambut Kayla yang terurai. Harum semerbak wangi sisa bau sabun mandi yang gadis itu gunakan menambah keinginan Dewa untuk menyentuh lebih jauh lagi.
"Ugh," dengus Kayla ketika ia merasakan remasan pelan jemari tangan Dewa yang mulai mengeras dan sedikit kasar memeras salah satu belahan Aluna di sana. Bahkan Dewa sudah berhasil meraih jenjang leher Kayla kemudian memberikan ciuman liar di sana. Kayla hanya bisa mengikuti setiap apa yang lelaki itu lakukan padanya. Sampai ia merasakan ciuman Dewa yang sedikit menyengat dan panas namun enak Kayla rasakan. Membuat gadis itu langsung meraih tubuh lelaki itu kemudian memeluknya erat seakan Kayla tidak ingin Dewa melepaskan ciumannya itu. Dan apa yang lelaki itu lakukan mampu membuat pakaian handuk gadis itu jatuh melorot begitu saja di kedua sisi lengan tangan Kayla di sana.
"Kau sudah sengaja tidak memakai dalaman sayang?" bisik lelaki itu yang tampak gemas di ujung telinga Kayla.
"Ya, sengaja aku ingin menggoda mu tampan," sahut gadis itu yang lalu membuat Dewa langsung meraih tubuh Kayla dan membaringkannya di atas pembaringan. Kedua belahan Kayla yang menjulang dengan ujung yang mengeras itu pun samar-samar terlihat di sana. Dewa yang awalnya sudah mengurung tubuh gadis itu di kedua sisi pun segera meraih pakaian handuk yang menutupinya dan menyibakkan pakaian handuk itu menyamping di kedua sisinya hingga kedua belahan itu pun terlihat sepenuhnya. Dewa bisa melihat ujung kemerahan yang mengeras di sana.
"Begitu menggoda, aku tidak tahan melihatnya," ucap lelaki itu dalam hatinya dengan nafas yang sudah mulai memburu.
"Apa yang akan terjadi nanti? akankah malam ini kesucianku hilang dan diambil olehnya?" ucap gadis itu dalam hatinya dengan kedua tangan yang sudah tidak bisa bergerak karena kurungan kedua tangan Dewa yang menghimpit tubuhnya.
"Cup," suara kecupan yang sedikit nyaring seolah sengaja lelaki itu perdengarkan ketika ia mengecup puncak belahan itu.
"Ugh," balas Kayla dengan dengusannya.
"Begitu padat sayang," bisik Dewa lagi yang lalu segera mencucup ujung itu lagi, namun kali ini Dewa bukan hanya sekedar mencucupnya, namun ia mulai memainkannya, mengulumnya dan menikmatinya dengan ujung lidah yang menyapu bagian sensitif itu di sana. Kayla yang memang tidak bisa bergerak karena kurungan tangan Dewa hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Suara desisan dan dengusan gadis itu seirama dengan permainan bibir Dewa di sana yang menikmatinya seolah tidak ada kata puas di sana. Bahkan rengekan Kayla yang meminta ampun dan sudah tidak tahan lagi pun tidak membuat Dewa menghentikan kerakusannya menikmati kedua ujung puncak belahan Kayla secara bergantian.
"Dewa jangan menyiksaku lagi... ampun Dewa..." ucap rengekan Kayla di sana dengan tubuh yang sudah mulai mengejang. Namun lelaki itu seolah tidak bisa menghentikannya. Ia yang melihat Kayla sangat menikmatinya pun seakan kian memberikan dosis yang lebih lagi.
Hingga terdengar suara dering ponsel lelaki itu yang tengah berdering, tanda ada panggilan masuk di sana. Beberapa kali sengaja Dewa membiarkannya saja, namun untuk kali ke tiga itu Dewa terpaksa harus menyudahi permainannya itu.
"Siapa yang berani mengganggu permainanku!?" ucap kesal Dewa dengan kedua tangan yang melepaskan tubuh Kayla dan tubuh yang sudah tidak menindih tubuh Kayla lagi. Dewa terjaga dari posisinya begitu saja. Sedangkan Kayla saat itu masih terengah di tempatnya dalam posisi yang masih terlentang di sana.
"Gila lelaki ini! hanya permainan lidah dan bibirnya saja di ujung belahanku, tapi sudah membuatku lemas begini," ucap dalam hati Kayla saat itu.