Debar-Debar

1230 Kata

"Pak Wiro, jemput aku di depan kampus. Sekarang!" Dengan hati masygul dan tenggorokan yang entah kenapa tiba-tiba terasa mengganjal, aku meminta Pak Wiro menjemputku. Aku tak lagi bernafsu untuk melakukan makan siang di luar. Sungguh, aku ingin secepatnya pulang dan berkeluh kesah sendiri dalam kamar. Semua ini gara-gara dokter menyebalkan itu. Hati dan hariku jadi mendadak suram seperti ini. Keterlaluan! "Non Tiara … sakit?" Pak Wiro yang mungkin menyadari aku lebih banyak diam daripada biasanya, menegurku saat dalam perjalanan pulang. Ya, hari ini aku memang jadi lebih pendiam. Biasanya, selama dalam perjalanan aku akan bersenandung pelan menyanyikan lagu kesukaan atau sekedar menonton video komedi untuk mengisi kejenuhan. Tapi hari ini, tidak. Aku sama sekali tak berminat melakukan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN