Dua pria yang berada satu meja dengan Kirana dan Maya hanya diam membisu saat perdebatan itu berlangsung. Bukan tidak ingin melerai. Hanya saja, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Bayu, pria itu mulai menelisik raut wajah Satya saat wanita di sebelahnya melontarkan perkataan pedas pada Kirana. Rahang yang mengetat, sorot mata tajam yang menakutkan, serta tangannya yang terkepal kuat. Ekspresi yang tidak pernah ia lihat. Bahkan, saat Maya melakukan hal yang sama pada kekasih Satya terdahulu. Ia tahu pria di hadapannya ini siap meledak kapan saja. Sedangkan, Satya tidak melepaskan tatapan membunuhnya dari wanita yang sedang menghina Kirana. Sekuat tenaga dia berusaha menahan diri untuk tidak meluapkan perasaan yang membuat darahnya mendidih. Kemarahan itu semakin menggelegak saat