Awal dari semuanya

1133 Kata
Rere terus berjalan dan menangis menyusuri jalanan malam yang dingin serta Sidikit menyeramkan itu, tapi sama sekali tidak dihiraukan oleh Rere. Rere membiarkan angin malam membelai rambut hitam panjang milik Rere. Hidup Rere terasa hancur. Ia masih teringat jelas saat tangan sang papa orang yang sangat ia cintai dan sangat ia benci itu menamparnya. Rere kehilangan tujuan, ia merasa sebagai orang paling tak berguna bagi semua orang. Ditengah tengah perjalanan nya, ia teringat Manda, hanya Manda orang satu satunya yang mengerti keadaan Rere saat ini. Rere sudah kenal betul tentang Manda, mereka berteman sejak kelas tujuh SMP. Jika Rere ada masalah pasti ia akan selalu tidur dirumah Manda. Bagaimana dengan Manda? Anak itu selalu menerima kehadiran Rere karena Manda juga tinggal seorang diri, jangan tanya kenapa Manda tinggal seorang diri, karena Manda bernasib sama dengan Rere. RereKeyla: Gue kerumah Lo man. Mau nitip apa? Tak lama handphone Rere berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk. AmandaNatasha: Oke, martabak manis aja ya topping coklat keju. Hehe. Rere senang karena masih ada satu orang yang mau mengerti keadaan Rere saat ini. Rere tak menjawab balasan dari Amanda dan langsung membeli martabak manis untuk Manda. Setelah membeli martabak manis, Rere memberentikan sebuah taksi untuk menuju rumah Manda. Tak butuh waktu lama Rere sudah sampai di rumah Manda. Rere langsung masuk ke rumah Manda yang tidak dikunci, karena ia sudah tau jika Manda menunggunya, benar saja terlihat Manda sedang duduk didepan televisi menonton acara kesukaannya. "Njing nih pesenan Lo. Gue bawain. Baik kan gue," ucap Rere sambil menyodorkan martabak kepada Manda. Jan heran jika Amanda ataupun Rere memanggil satu sama lain dengan sebutan kasar. Karena mereka sudah terbiasa menggunakannya, tidak ada yang sakit hati satu sama lain. "Iye, kabarin Karin juga ya? Biar sekalian dia tidur sini. Kan rame." ucap Manda pada Rere, yang diolehi anggukan oleh Rere. Perlu kalian ketahui, Karin juga sahabat Manda dan Rere tapi karin tidak menjadi korban broken home seperti mereka berdua. Karin sangat paham akan kondisi kedua sahabatnya. Amandanatasha: Njing tidur rumah gue sekalian. Rere juga tidur sini. Selang beberapa menit kemudian hp Manda berbunyi. Karinangel: Otw sayang. Amandanatasha: NAJONG!!! Karinangel: Selow aja keles, tu cabslock rusak? Otw sekarang gue. "Dia otw kesini Re. Btw tu pipi Lo kenapa? Kayak abis kena tampar?" Tanya Manda pada Rere. "Biasa bokap. Gue enek sama dia lama lama. pulang-pulang, terus sasarannya nyokap gue. Gue tadi niat ngebela nyokap, eh malah gue juga kena semprot kena tampar pula," balas Rere dengan tenang. "Gue juga pernah diposisi Lo. Gue bakal selalu ada buat Lo. Kalo Lo emang gak betah di rumah Lo bisa tidur beberapa hari disini," ujar Manda sambil tersenyum tulus menatap sahabatnya. Detik berikutnya Rere memeluk Manda, ia tak merasa sendirian sekarang. Rere terisak pelan didalam pelukan Manda. "Udah Re gausah nangis lagi. Besok kan hari Minggu, ikut gue aja ke salon, bosen nih rambut coklat terus kek ekor kuda." "Gue mau ombre rambut gue jadi pink. Frustasi gue," "Lo gila?! Kalau Bokap Lo marah gimana?" "Peduli setan gue sama bokap." Dan mereka pun tertawa lepas seolah melupakan kejadian yang menimpa Rere tadi. "Assalamualaikum yuhuuuu pacar manu rios datang, ada orang didalam gak nih?" Teriak seorang cewek yang kelewat absurd, siapa lagi kalau bukan Karin. Memang diantara ketiga cewek itu yang paling alim itu Karin. Alim dalam hal lain. Dia masih sering nyebut atau istighfar jika kaget. Tapi jangan salah sangka dulu, Karin juga trouble maker yang langganan masuk BK seperti Rere dan Manda. Dari arah dapur, Manda datang sambil memutar bola matanya malas karena teriakan Karin. "Eh kutil Dugong, gak usah berisik bisa gak?! Segala ngaku pacar manu rios, emang dia mau sama Lo?" "Amanda sayang anaknya Bapak Bambang, yang punya mulut kan dedek Karin, jadi terserah Karin dong? Jangan galak galak kek gitu! Mangkannya sampe sekarang masih jomblo," ucap Karin dengan sedikit nada yang dibuat-buat, bermaksud untuk mengejek Manda. "Dedek Karin, kalau mau ngomong tuh ngaca dulu! Emang situ ga jomblo? Kalau gue sih Udah pernah pacaran, lha elo?" "Sialan Lo t*i," Rere, ia terduduk di atas ranjang sambil termenung, memikirkan hal diluar dugaannya. Ia semakin yakin kalau ia adalah anak sialan yang sengaja lahir di dunia. Pernah terpikirkan oleh nya, mending menjadi orang miskin dengan mempunyai keluarga hangat, daripada harus kaya bergelimang harta tapi tak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya. Mbok Iyem adalah seorang pembantu rumah tangga sekaligus pengasuh Rere sejak kecil, ia tau betul kerapuhan yang dimiliki Rere. Setidaknya walaupun mendapat kasih sayang dari seorang pembantu rumah tangga, sudah cukup membuat Rere senang. "Daripada gue disini kek orang gila, mending gue nyusul mereka berdua aja dibawah," gumam Rere dalam hati saat mendengar perdebatan yang dilakukan oleh kedua sahabatnya. Saat sampai di tangga, Rere berdecak kesal, dapat dilihat, kedua sahabatnya sedang berdebat hal yang sangat sepele. "Lo tuh yang ngaca?!" "Gue mah selalu ngaca, terbukti kan kalau gue selalu cantik?" "Lo cantik? dapet teori darimana Lo hah?!" "Anjing Lo berdua! gue kesini mau nyari ketenangan, gak Malah dengerin kalian berdua berantem gak jelas gini! Lo pada diem apa gue yang bekep mulut Lo berdua biar diem hah?" Teriak Rere frustasi, Manda dan Karin menegang di tempat. "Ya, sorry dia duluan yang mulai," ucap Karin sambil menunjuk Manda "Kok gu-" ucapan Manda terpotong oleh teriakan Rere. "Bacot anjing," jika Rere sudah seperti ini, tak ada satu orangpun yang berani padanya. Tak terkecuali sahabatnya sendiri. "Man, besok jadi kan? Gue mo ombre rambut jadi pink nih," ucap Rere sambil memegang rambutnya Manda mengangguk sambil menunjuk Karin "Jadi, gue juga mau ombre rambut jadi warna biru. Lo mau juga gak Rin?" "Boleh deh, gue ombre warna ungu aja," "Yaudah gue ngantuk banget. Lo gak pada tidur?" saran Rere saat melihat jam dinding menunjukkan pukul 23.45. "Ya udah yuk, tidur dikamar gue aja." Tawar Manda, Karin dan Rere mengikuti Manda dari belakang untuk menuju kamar Manda. =Sharena= Jam pada nakas menunjukkan pukul 07.30 matahari dengan malu malu menerobos celah jendela yang tertutup korden, menampilkan tiga orang cewek dengan posisi tidur yang berantakan. Rere mengerjapkan matanya berkali-kali, karena terkena silau matahari yang menerobos masuk tanpa permisi. Rere langsung terbangun dan menuju kamar mandi. Untung saja Rere membawa baju ganti, jadi tidak perlu membangunkan Manda untuk meminjam pakaian. Selesai mandi Rere bergegas membangunkan kedua sahabatnya untuk mandi. Hari ini, Rere hanya memakai celana jeans hitam panjang dengan robek tepat di bagian dengkulnya, serta kaos berwarna putih yang bertuliskan b***h. "Bangun woi! Gue laper, Lo pada kagak laper apa?" Teriak Rere dengan kencang tepat di bagian telinga keduanya. Manda dan Karin yang kaget atas perlakuan Rere seketika terbangun dan berdiri tegak. Karena sadar bahwa itu adalah teriakan Rere, keduanya mengerjapkan matanya seraya mengumpulkan nyawa masing-masing. Keduanya ingin marah, saat mimpi indah menyambut mereka, dengan enaknya Rere menghancurkannya begitu saja. Tapi apa boleh buat, mereka sudah terbangun dan tidak bisa melanjutkan mimpi indah mereka kembali.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN