Hanan menghela nafas panjang. Ia lalu mengingat bagaimana dirinya akhirnya memutuskan untuk tidur di ranjang bersama dengan Aruna. Hanan sejak tadi sudah mencoba untuk memejamkan kedua matanya. Tapi tetap saja kedua matanya sulit untuk terpejam. Hingga kedua matanya yang kembali terbuka, menatap ke arah Aruna yang sudah tertidur lelap. Dia benar-benar bisa tidur selelap itu? apa dia gak takut kalau aku melakukan sesuatu sama dia? Hanan mengubah posisinya menjadi duduk, “padahal sofa ini empuk dan nyaman. Tapi aku sama sekali gak bisa tidur. Masa aku harus bergadang sampai pagi.” Hanan lalu beranjak dari duduknya, melangkah menuju ranjang untuk menatap wajah cantik Aruna yang saat ini tengah tertidur lelap. Hanan mengulum senyum, ‘kamu itu cantik, Na. Jadi aku gak terkejut kalau sampai