Aruna melihat jam di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 19.00. Sampai saat ini Hanan belum juga pulang ke rumah. Meskipun pernikahan yang mereka jalani tak seperti pernikahan pada umumnya, tapi tetap saja Hanan adalah suaminya. Ia tetap merasa cemas, saat sang suami yang seharusnya sudah pulang ke rumah, tapi sampai saat ini belum juga pulang. “Mendingan aku hubungi Kak Hanan saja. Apa mungkin Kak Hanan lembur? Tapi kenapa dia gak kasih tau aku, kalau mau lembur.” Aruna lalu mengambil ponselnya dari dalam saku celananya. Tapi, saat dirinya ingin mencoba menghubungi Hanan. Pintu rumahnya tiba-tiba dibuka dari luar. Hanan melangkah masuk ke dalam rumah dengan tubuh yang sangat lelah. Ia melihat Aruna yang berdiri tak jauh darinya. “Kak ... kenapa Kakak baru pulang? aku baru