Brian terkejut, saat melihat Iren datang ke kantornya bersama dengan Aruna. Sepertinya dirinya lupa, kalau dimana ada Iren, pasti ada Aruna, karena Iren pasti akan selalu mengajak Aruna untuk menemaninya. “Maaf, Kak. Aruna ikut gak apa ya? soalnya aku ingin meminta pendapat Aruna nanti.” “Terserah.” Brian lalu beranjak dari duduknya, mengambil ponsel dan kunci mobilnya yang ada di atas meja. “Lebih baik kita pergi sekarang, soalnya aku masih banyak pekerjaan.” Brian berbicara sambil menatap Aruna. Tapi, sayangnya Aruna sama sekali tak mau menatapnya. Brian menghela nafas panjang. Entah mengapa dirinya merasa akhir-akhir Aruna bersikap dingin padanya. Ia lalu melangkah keluar dari ruangannya. Iren dan Aruna mengikuti langkah Brian keluar dari ruangan itu. Brian melirik ke arah spio