Hanan yang sangat mencemaskan keadaan Aruna, bergegas menyusul Aruna ke toilet, karena Aruna tak kunjung kembali. Tapi, dirinya terkejut, saat melihat Aruna yang tengah berlari sambil mengusap kedua pipinya yang basah. “Aruna!” Hanan bergegas menghampiri Aruna. “Kak Hanan!” Aruna langsung memeluk Hanan. “Kamu kenapa, Na? kenapa kamu menangis?” Hanan kini memegang kedua bahu Aruna. Aruna menggelengkan kepala. “A-aku gak apa-apa kok, Kak. Tadi aku hanya kelilipan.” Aruna terpaksa harus berbohong, karena ia tak ingin Hanan marah. Tapi, kalau Aruna berpikir Hanan akan percaya dengan apa yang dikatakannya, maka Aruna salah besar. “Apa Brian yang melakukan ini sama kamu?” Aruna menundukkan kepalanya. Ia masih tergugu dalam tangisnya. Brengsek! Hanan lalu bergegas pergi dan mencari keb