“Saya kira cuma keluarga saya saja yang suka. Kalau di keluarga bunda saya, mereka jijik melihat usus dan kulit ayam dibikin sate seperti ini mereka bilang dagingnya saja banyak, ngapain makan usus dan kulitnya. Tapi bunda karena kebawa sama ayah ya suka dan tak peduli ejekan keluarganya yang sok kaya.” “Kami anak-anak ayah juga suka karena nurun dari ayah,” jelas Irhan. “Dulu juga orang menganggap makan ceker itu nggak pantas, hanya kaum yang kurang uang yang mengkonsumsi ceker. Sekarang ceker malah dijual mahal. Ada yang di balado, ada yang di semur, ada yang direndang dan macam-macam olahan ceker. Bahkan ada keripik cekernya dan sangat mahal. Dulu orang makan ceker dianggap hanya orang yang tak mampu saja,” ucap Widuri. “Iya benar seperti itulah pandangan orang ketika itu,” ucap Ant