Ketiga orang itu berdiri di samping ranjang. Di tengah ranjang ada sebuah gaun putih khas gaun pengantin yang sudah sangat lama Mila lupakan.
Bagaimana gaun itu bisa ada disini? Tanya Mila pada dirinya sendiri.
“Okey, mungkin gaun ini akan lebih sempit kalau mama gunakan” kata Mia yang mempertimbankan sambil menilai ukuran tubuh Mila yang sekarang dan ukuran gaun itu.
“Ya… mungkin di bagian d**a dan bokongnya” sahut Jericho pelan namun masih terdengar oleh 2 wanita di sana.
“Pa…”
“Mas…” Mila dan Mia memprotes secara bebarengan.
“Kenapa? Papa hanya memperkirakan” kata Jericho acuh dan kembali pada niat awal, mandi. Pria itu melenggang santai memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, meningalkan Mia dan Mila yang masih mempertimbangkan apakah akan memakainya atau tidak.
“Gimana, Ma?” Tanya Mia.
“Nggak mau Ah… dulu tuh mama kurus” katanya terdengar ragu. Mila memang masih kurus sekarang, namun berkat olahraganya yang hampir setiap hari, ia berhasil membentuk tubuhnya agar lemaknya lari pada bagian-bagian yang di perlukan seperti p******a dan b****g.
“Mama harus coba dulu” paksa Mia pada akhirnya. Mila memikirkannya sesaat lalu akhirnya menyetujui ide yang di berikan oleh anaknya. Lagipula, dulu Gaun ini di buat tidak terlalu pas dibadannya karena protesan dari Jericho yang tak ingin mempertontonkan lekuk tubuh istrinya yang kini sudah menjadi mantan istrinya.
“Kalau mau nyoba tunggu Papa” teriak Jericho dari dalam sana.
Mia langsung mengambil gaun pernikahan itu dan menarik lengan Mila kembali ke kamar sebelah, hari ini Mia terlalu banyak menarik narik tangannya.
“Kamu tunggu di luar” kata Mila sebelum Mia ikut masuk ke dalam kamar tamu yang akan mereka tempati malam ini.
Setelah Mia keluar dan menutup pintu kamar, Mila memandang gaun itu dengan ragu. Ingatannya kembali pada pernikahannya dengan Jaricho 16 tahun yang lalu, sudah sangat lama dan gaun ini masih sama cantiknya seperti dulu. Gaun yang menyimpan serpihan kenangan bahagia di satu hari sepanjang hidupnya.
“Ma… udah belum?” Tanya Mia dari luar pintu mengembalikan kesadarannya.
“Bentar” kata Mila dan dia langsung melucuti pakaiannya dan menggantinya dengan gaun putih cantik itu. Mila agak kesusahan ketika memasang kancing di belakang punggungnya dan karena tidak sabar Mia akhirnya menerobos masuk begitu saja.
“Mama lama” gerutu Mia pelan.
“Wow” bisiknya pelan ketika melihat Mila dengan penampilan barunya, gaunnya begitu pas membalut tubuh Mila yang lebih berisi sekarang ini.
Tangan Mia bergerak membantu Mila mengancing gaunnya. Mila harus menahan nafas ketika gaunnya sudah cukup sesak dibadannya, terutama di bagian d**a.
“Sesak” gumam Mila pelan, namun tampaknya Mia tak mempedulikan keluhan Mila. Gadis remaja itu tampak terpukau dengan tampilan baru Mila yang luar biasa, gaun itu seolah memang di ciptakan untuk Mila.
“Mama harus pake make up, supaya nggak setengah setengah” kata Mia lalu mendudukkan Mila di atas kursi di depan meja rias.
“Kamu mau nyiksa mama?” keluh Mila yang merasa perutnya sedikit tertekan, dadanya yang semakin membusung akibat tekanan dari gaunnya.
Sempurna… tapi kalau menyiksanya seperti ini, Mila akan ribuan kali berfikir untuk mengenakannya, Lagi. Lagipula, memangnya Mila akan menikah lagi?
Mia kembali dengan pouch kecil di tangannya, Milik Mila yang selalu di bawanya di dalam tas.
“Mama pake make up, aku yang rapiin rambut mama” kata Mia yang kembali menghiraukan keluhan Mila.
***
“Mana mama kamu?” Tanya Jericho ketika hanya melihat Mia yang keluar dari pintu kamar itu, dia sudah menunggunya dengan tidak sabar sejak tadi.
“Papa pasti bakal jatuh cinta lagi sama mama” kata Mia bangga, walaupun ia sedikit kasihan pada Mamanya yang sejak tadi mengeluh sesak.
“Ohh ya? Pasti mama kamu bakal cantik….. Banget” kalimat Jericho sempat terjeda ketika melihat Mila yang baru saja keluar dari pintu kamar itu.
Jericho menatap Mila tanpa berkedip. Sampai pada akhirnya Mia menyenggolnya karena terlalu lama menatap Mila yang begitu cantik dengan balutan gaun pengantin itu.
“Kayaknya gaun itu pas buat sekarang dari pada kamu pakai dulu” kata Jericho memberikan komentar, mata Jericho bahkan menyusuri tubuh Mila dari atas sampai bawah dengan kagum.
Mila bergerak gelisah, dia sudah sangat lama tak di pandang seperti itu oleh seorang pria, bahkan Bayu tak pernah memandangnya seperti itu, Dulu.
“Udah ah, mama mau ganti baju dulu” sebelum melangkah memasuki kamar, Mia langsung mencegah mamanya itu.
“Foto dulu, Ma… Mama cantik loh” bujuk Mia.
“Nggak ah” tolak Mila langsung, pasalnya tubuhnya sudah terasa tidak nyaman, apalagi Jericho yang masih memandangnya seperti tadi.
“Ma…..”