Prolog
Januari 2016
“Bayu, kenalin anak aku… Mia” Kamila memperkenalkan anak semata wayangnya pada pria yang sudah 3 bulan ini dekat dengannya.
“Hai cantik” sapa Bayu pada Mia, namun gadis itu tampak acuh dan terus bermain dengan phonsel pintarnya.
“Mia” tegur Mila –Kamila- pada anaknya yang sudah berusia 12 tahun.
“Hai Om” sapa Mia acuh sambil menatap Bayu malas, sementara Mila menatap Bayu dengan tatapan menyesal.
“Ma, Mia mau ke kamar, ngerjain PR” Mia segera naik ke lantai atas, menuju kamarnya sambil memainkan gadget yang ada di tangannya, menghiraukan Bayu sebagai tamu sang Mama.
“Maaf, Bay… dia emang suka nyebelin” kata Mila menyesal.
“It’s ok, dia masih anak kecil”
***
“Bayu… bisa tolong aku? Aku masih di Kemang, nggak bisa jemput Mia, kamu bisa jemput Mia?” Bayu melihat jam yang melingkari tangannya, menimang-nimang apakah akan menerima permintaan wanita yang berstatus sebagai kekasihnya sekarang atau tidak.
“Bisa, kerjaan aku juga udah selesai” kata Bayu datar. Andai Bayu sedang tidak dekat dengan Mila, ia pasti sangat malas bertemu dengan anak itu, Mia terlalu menyebalkan untuk anak seusianya.
“Thanks Bayu” kata Mila seraya menghembuskan nafas lega.
“Oke”
***
Bayu melihat Mia tengah duduk di depan SD, sambil menunduk dan mengayunkan kakinya menghalau rasa bosan, sekolah gadis itu tampak sudah sepi, mungkin teman-teman Mia sudah dijemput oleh orang tuanya.
“Mia” panggil Bayu.
Mia langsung menatap kesumber suara, dan mendengus pelan lalu beranjak mendekati Bayu yang baru saja keluar dari mobilnya.
“Mama kamu minta Om buat jemput kamu, dia masih di Kemang” terang Bayu dan diangguki oleh Mia. Mia terlalu malas menanggapi kekasih baru ibunya, selain ia tak menginginkan ayah tiri, ia juga tak menyukai Bayu yang tampak lebih jelek dari Papanya.
Beberapa menit berlalu diselimuti keheningan, Bayu sesekali melirik Mia yang sekilas begitu mirip dengan Kamila, Mia adalah Kamila versi mini. Hanya warna rambutnya saja yang berbeda dengan Mila, mungkin keturunan ayahnya.
“Kamu kenapa nggak suka sama Om?” Tanya Bayu memecah keheningan. Di liriknya Mia sebentar lalu kembali fokus pada jalanan yang cukup macet.
Mia memicing menatap pria yang berkali lipat lebih tua darinya, Bayu tidak buruk, hanya saja ia masih mengharapkan Papanya kembali padanya, juga pada Mamanya. Mungkin Mia bisa terima jika Bayu tak setampan Papanya, tapi ada hal lain dibelakang itu, ia ingin Papanya kembali, ia ingin keluarganya kembali utuh.
Mia memang masih terlalu kecil untuk mengerti, tapi percayalah, ketika sekolahnya mengadakan acara keluarga, hampir semua teman kelasnya membawa orang tua mereka, lengkap. Sedangkan dia, hanya Mama yang datang, atau jika Mamanya sibuk, Nenek atau kakeknya mewakili.
Tak ada yang tau betapa terlukanya Mia, Ketika hari itu datang.
“Karena Mia yakin Papa bakal kembali sama mama” Bayu cukup terkejut dengan jawaban gadis kecil yang masih duduk tenang di sisinya itu. Selain memiliki wajah judes, cara bicara gadis itu juga terdengar menyebalkan ditelinganya.
“Kamu tau mama kamu kesepian? Dia butuh sosok pria yang mendampinginya” kata Bayu.
“Ada Mia, ada kakek, ada Nenek yang selalu nemenin Mama, kenapa Om Bayu malah bilang Mama kesepian?”
“Karena Mama kamu itu seorang Janda, kamu tidak tau saja rasanya jadi janda, apalagi Mama kamu udah 2 tahun cerai sama papa kamu”
***
“Main yuk” Mila masuk ke dalam kamar berwarna pink di samping kamarnya. Mila tengah terpejam dengan headset yang menyumpal ditelinganya.
“Mama tau kamu nggak tidur” Mila duduk dibibir ranjang, beberapa hari ini Mia tampak diam, ketika Mila mengajak gadis-nya itu mengobrol, Mia hanya menjawab seperlunya dan kemudian pergi ke kamarnya.
Mila ingin hubungannya dengan Mia kembali seperti sebelumnya, dan berinisiatif mengajak Mia keluar, apalagi Bayu mengajaknya pergi tadi pagi.
“Mama kesepian?” Tanya Mia dengan mata yang terpejam, sebenarnya lagu yang sejak tadi mengalun mendadak berhenti, mungkin lagu yang diputar beberapa menit yang lalu adalah lagu yang berada di-list terakhir phonselnya. Hanya saja, ketika Mila datang ke kamarnya Mia mendadak malas bergerak dan berpura-pura tidur.
“Nggak, kan ada kamu, ada Nenek, ada kakek, kenapa mama harus kesepian?” Tanya Mila bingung.
“Kenapa Om Bayu bilang Mama kesepian sejak pisah sama Papa?”