"apa kau sudah memikirkan matang-matang keputusanmu untuk menikah?" Rigel hanya mengangguk sambil terus menyendokkan makanannya kedalam mulutnya, tanpa ada rasa keinginan untuk menjawab dengan suaranya. "Sayang!" Meka mengusap bahu anaknya. "Pikirkan baik-baik semuanya dan kau tau bagaimana latar belakang keluarga Wijaya!" Rigel merasa muak! Lagi dan lagi mereka selalu membahas hal yang sama. Derajat dan latar belakang. Bahkan mereka sendiripun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga besar Wijaya. Itulah manusia! Terkadang mereka mempercayai apa kata orang tanpa melihat kebenaran yang sesungguhnya. Rigel menghembuskan nafasnya dengan sangat kasar lalu membanting sendoknya begitu saja. "Sudah cukup bicaranya?" Rigel menatap sang ayah dan juga melepas tangan ibunya yang