Episode 15

1924 Kata
Gabriel sangat kecewa dengan Renatta. Gabriel sudah menyiapkan semuanya dengan susah payah, tapi apa yang Renatta lakukan sekarang sudah membuatnya merasa tidak dihargai. Renatta bahkan nenyuruh adiknya untuk menggantikan dia dengan alasan yang tidak masuk akal. Gabriel pulang dalam keadaan marah, sedih, kecewa, campur aduk. Gabriel berpapasan dengan Grace, Grace lalu bertanya, "Gab, kenapa kamu pulang cepat, hm? Bukannya kamu bilang mau makan malam dengan Renatta?" "Nggak jadi ma." "Loh, kenapa? Apa kalian bertengkar?" "Gabriel ke kamar dulu ma." Gabriel lalu pergi ke kamarnya. Gabriel tidak bisa menjawab pertanyaan Grace sekarang karena dia dalam suasana hati yang buruk. Gabriel takut dia tidak bisa mengendalikan dirinya lalu melampiaskan emosinya pada Grace. Grace menghela nafas, sepertinya telah terjadi sesuatu dengan Gabriel. Harusnya ini adalah hari bahagianya, tapi Gabriel terlihat sedih. Di kamar, Gabriel langsung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Matanya menatap langit-langit kamar, momen yang Gabriel harap akan menjadi momen terindah, ternyata menjadi momen buruk untuk Gabriel. Sebenarnya apa yang Renatta pikirkan sampai harus melakukan hal ini padanya? Ponselnya lalu berbunyi, Gabriel langsung mengangkat teleponnya. "Halo?" "Gabriel, aku tau kamu marah sama aku, aku minta maaf. Aku khawatir sama kamu, kamu baik-baik aja kan?" "Sebaiknya kamu jangan hubungi aku lagi." "Tapi Gabriel, aku bener-bener cinta sama kamu." "Aku udah bilang kan sama kamu, aku nggak pernah suka sama kamu." "Gab---" Gabriel langsung mematikkan sambungan teleponnya, dia menghela nafas kasar. Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Gabriel harus meminta penjelasan dari Renatta. Gabriel tidak bisa diam saja, dia harus bisa mendapatkan jawabannya. Pintu kamar Gabriel terbuka, seorang perempuan masuk ke dalam. Gabriel tidak menyadarinya. "Gab?" Saat mendengar seseorang memanggilnya Gabriel bangkit dari tidurnya, dia terduduk, "Kak Nai?" "Kak Nai kenapa bisa ada disini?" "Tadi kakak ada urusan sama Tante Grace, terus tadi kata Tante kamu udah pulang. Jadi, aku ke kamar buat ketemu sama kamu." Nai duduk di samping Gabriel, "Tante bilang sama kakak, pas kamu pulang, kamu kelihatan sedih. Ada apa Gab? Apa ada masalah? Atau Renatta nolak kamu, makanya kamu sedih?" Gabriel mengangkat satu sudut bibirnya, "Bukan cuma nolak kak, tapi Renatta bahkan nggak datang kesana." Nai mengernyit, "Maksud kamu? Kakak nggak ngerti." "Renatta nggak datang, tapi adiknya yang datang. Renatta nyuruh dia buat gantiin Renatta." Mendengar itu, Nai semakin bingung, "Sumpah Gab, kakak nggak tau maksud kamu apa. Apa hubunganya Renatta sama adiknya?" Gabriel lalu bercerita tentang Renatta yang mempunyai kembaran bernama Renitta. Awal Gabriel dan Renitta bertemu dan tentang Renitta yang menyukai Gabriel. Gabriel juga menceritakan semuanya kejadian saat di taman. Saat Renitta menggantikan Renatta untuk datang kesana atas perintah Renatta sendiri. Setelah mendengar semuanya, Nai turut prihatin dengan Gabriel. Nai tau, Gabriel pasti sangat sedih dan kecewa. Gabriel sudah banyak berharap semuanya akan indah, tapi malah sebaliknya. "Apa kamu udah coba hubungi Bu Renatta?" Gabriel menggeleng, "Belum kak." "Kamu harus bicara sama Bu Renatta Gab, tanya kenapa dia ngelakuin ini. Kali aja Bu Renatta punya alasan lain yang mungkin adiknya nggak kasih tau lo." "Tapi waktu kakak denger cerita kamu tadi, kakak rasa ada yang nggak bener. Kakak yakin kok, Bu Renatta nggak akan setega itu sama kamu. Pasti ada sesuatu yang salah." Nai lalu berpikir, "Gab, apa mungkin adiknya Bu Renatta bohong sama kamu? Kamu bilang, dia suka sama kamu kan? Mungkin nggak si kalo dia sengaja ganttin Bu Renatta karena dia nggak pengen kamu sama Bu Renatta pacaran?" Gabriel terdiam, dia sendiri juga bingung dengan semua yang terjadi hari ini. Saat Gabriel bertemu dengan Renatta, Renatta sudah mengatakan kalo dia akan datang. Saat Gabriel mengirim pesan, Renatta juga membalas dia akan datang. Tapi kenapa tiba-tiba Renatta berubah pikiran? Apa mungkin benar apa yang Nai katakan padanya? Renitta berbohong, dan Renatta sebenarnya datang kesana? Pikir Gabriel. "Sebaiknya kamu cepet-cepet bicara sama Bu Renatta. Kamu pasti nggak akan nyerah gitu aja kan? Jangan karena masalah ini, kamu nyerah untuk dapatin cinta Bu Renatta. Kamu sendiri nggak yakin kalo adik Bu Renatta bicara bener atau bohong kan? Cari tau kebenarannya, jangan emosi dulu." ******* Gabriel menunggu Renatta di sekolah sejak 30 menit yang lalu. Biasanya Renatta jam segini sudah sampai di sekolah, tapi Gabriel belum melihatnya. Gabriel justru melihat ada guru yang hendak menuju kelas Renatta. Gabriel lalu bertanya, "Permisi, Ibu yang ngajar di kelas itu?" "Iya, ada apa ya?" "Bukannya Bu Renatta yang ngajar disana?" "Bu Renatta cuti selama 2 hari, jadi saya yang menggantikan Bu Renatta selama 2 hari." "Ohh, terima kasih." Gabriel langsung bergegas ke rumah Renatta. Beberapa menit kemudian, akhirnya Gabriel sampai di rumah Renatta. Gabriel lalu mengetuk pintu, tak lama seseorang membukakan pintu. Gabriel tersenyum melihat Renatta yang membuka pintu. "Renatta?" Berbeda dengan ekspresi Gabriel, Renatta justru kaget dan langsung menutup pintu. Namun dengan cepat, Gabriel menahan pintu itu agar tidak tertutup seraya berkata, "Renatta, aku mau bicara sama kamu." "Lebih baik kamu pergi." "Renatta please, aku perlu bicara sama kamu. Aku nggak akan pergi sebelum kita bicara." Renatta terus berusaha untuk menutup pintu, dia tidak mau berbicara apapun dengan Gabriel. "Renatta, aku mohon." Renatta yang sudah tidak kuat menahan pintu, dia lalu melepaskan tangannya dan membiarkan pintu terbuka lebar. Gabriel tersenyum, "Renatta, kenapa kamu nggak datang ke taman? Padahal aku udah nungguin kamu." "Lalu, kenapa kamu malah nyuruh Kak Nita buat gantiin kamu? Apa alasan kamu ngelakuin itu Renatta? Kamu tau, aku udah berharap banget kalo kamu yang datang kesana, bukan Kak Nita." "Kenapa kamu bertanya lagi? Aku yakin Nita udah jelasin sama kamu." "Tapi aku butuh penjelasan dari kamu, aku ingin denger dari mulut kamu sendiri, bukan orang lain. Dan aku nggak akan mudah percaya sama orang lain, aku--" "Gabriel, nggak ada bedanya kamu denger dari Nita atau dari saya karena apa yang kamu dengar, itulah kebenarannya." Gabriel speechless, dia tidak percaya Renatta seperti ini padanya. Gabriel akan lebih menghargai keputusan Renatta jika Renatta sendiri yang datang dan menolaknya. Tapi cara Renatta menolaknya, dengan cara yang tidak masuk akal membuat Gabriel sangatlah kecewa. Gabriel tersenyum samar, "Renatta, apa kamu tau apa yang kamu lakukan justru udah mempermalukan adik kamu sendiri? Kenapa? Karena aku sama sekali nggak pernah suka sama dia, tapi dia tiba-tiba datang dan bilang kalo dia cinta sama aku. Apa kamu sadar, hm?" "Oh ya, dan dia juga ngemis-ngemis untuk jadi pacar aku. Dan kamu tau apa yang dia lakukan, hm? Dia cium aku. Coba kamu pikir, cowok mana yang suka sama cewek kayak gitu? Nggak tau malu!" "Tapi nggak papa, aku bakal terima keputusan kamu. Aku harap, kamu bisa dapat cowok sesuai apa yang kamu inginkan." Renatta mengangguk-anggukkan kepalanya namun dengan air mata yang tertahan, "Iya Gabriel, saya juga berharap, kamu bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari saya." Gabriel lalu pergi dari rumah Renatta, setelah Gabriel sudah tidak ada, air matanya akhirnya menetes. "Saya minta maaf Gabriel, saya benar-benar minta maaf." ******* 2 minggu kemudian, Gabriel menjalani kehidupannya seperti biasa. Namun, walaupun sudah 2 minggu setelah kejadian itu, Gabriel masih belum bisa melupakan Renatta. Gabriel masih memikirkan Renatta, dan dia masih mencintainya. Walaupun Renatta sudah mengecewakannya, tapi untuk membuang rasa cintanya pada Renatta, Gabriel tidak bisa melakukannya. Renatta adalah perempuan pertama yang berhasil membuat Gabriel jatuh cinta. Gabriel susah untuk jatuh cinta, tapi sekalinya dia jatuh cinta, Gabriel tidak bisa melupakan rasa itu begitu saja. "Ma, Gabriel berangkat kuliah dulu." Ucap Gabriel yang berjalan keluar rumah. "Tunggu Gabriel!" Ucap Grace. "Kenapa ma? Apa mama butuh sesuatu?" Grace menggeleng, "Mama cuma mau ngingetin kamu, jangan pulang larut malam lagi ya.. mama khawatir sama kamu Gab." Gabriel mengangguk pelan, "Iya ma." Gabriel mencium pipi Grace, lalu pergi dari rumah. Grace menghela nafas, semoga saja Gabriel menepati janjinya. Beberapa hari ini Gabriel berubah seperti dulu lagi, sering pulang larut malam. Grace menjadi khawatir padanya. Gabriel berjalan masuk ke kelasnya, tiba-tiba Chelsea mendekatinya, "Gabriel, kirain lo nggak berangkat." "Kenapa?" "Malam ini gue mau ngajak lo sama temen-temen ke bar." "Ada apa?" "Emangnya lo nggak tau, ini kan hari ulang tahun gue. Gue mau ngadain pesta ulang tahun gue disana. Lo mau kan datang?" "Kalo temen-temen ikut, gue ikut." "Lo tenang aja, gue udah bilang sama semua temen-temen lo. Dan mereka setuju buat datang kesana." Gabriel lalu mengangguk, "Hm." "Satu lagi, gue juga punya kejutan buat lo disana." Gabriel tidak menanggapinya, dia juga tidak peduli dengan itu. Gabriel lalu masuk ke dalam kelas. Chelsea tersenyum miring, lalu pergi dari sana. Malam harinya.... Suara hingar bingar musik dj memenuhi satu ruangan yang sudah Chelsea pesan untuk pesta ulang tahunnya. Semua teman-temannya sudah datang, hanya Gabriel saja yang belum datang. Tak lama, Gabriel lalu datang, dia melihat teman-temannya sudah duduk di sofa panjang. Gabriel lalu bergabung dengab mereka. "Gab, gue kira lo nggak bakal dateng." Ucap Samuel. "Gabriel sekarang udah kembali seperti duly woy! Dia udah mau datang kesini lagi setelah sekian lama dia nggak pernah datang." Ucap Daniel. "Wajar aja kalo Gabriel nggak pernah datang kesini lagi, soalnya dia udah punya cewek." Ucap Kenzi. Samuel dan Daniel mengernyit, mereka tidak tau kalo Gabriel sedang dekat dengan perempuan. "Beneran Gab?" Tanya Samuel. "Gue nggak punya pacar, gue cuma deket aja sama cewek. Tapi sekarang, gue udah nggak ada hubungan apa-apa lagi sama dia." "Santai aja bro, cewek masih banyak kok. Lo tinggal pilih aja, lo kan ganteng, masih banyak cewek yang mau sama lo. Termasuk Chelsea." Gabriel hanya menaikkan satu sudut bibirnya ke atas mendengar ucapan Daniel. "Asal lo tau Dan, Gabriel itu nggak pernah suka sama Chelsea. Chelsea nya aja yang suka ngejar-ngejar dia." Ucap Kenzi. "Sayang banget sumpah, cewek secantik Chelsea aja lo nggak suka Gab! Padahal--" "Sssstttt." Kenzi yang melihat Chelsea datang, dia langsung membungkam mulut Daniel. Chelsea datang langsung bergabung dengan teman-temannya. Gabriel, Daniel, Samuel dan Kenzi pun ikut bergabung. Acara akan dimulai, dan di depan Chelsea sudah tersedia roti ulang tahun yang cukup besar. "Makasih buat kalian yang udah mau datang ke pesta ulang tahun gue. Terutama buat tamu spesial gue..." Chelsea melihat ke arah Gabriel seraya tersenyum, "Gabriel, makasih lo udah mau datang, gue bahagia banget malam ini." "Karena gue nggak suka buang-buang waktu, mending kita mulai acara kita malam ini." Semua orang bertepuk tangan, acara pun dimulai. Mereka menyanyikan lagu happy birthday untuk Chelsea. Setelah selesai, Chelsea memotong kuenya. Potongan pertama, Chelsea memberikannya pada Gabriel. Chelsea menyuapinya, awalnya Gabriel tidak mau, tapi dia tidak ingin membuat Chelsea malu, akhirnya Gabriel menerima suapan dari Chelsea. Semua orang bertepuk tangan dengan meriah. "Happy Birthday Chel." Daniel lebih dulu mengucapkan selamat untuk Chelsea. Disusul Samuel dan Kenzi. "Happy Birthday." Ucap Gabriel seraya memberi kado untuk Chelsea. Chelsea tersenyum, "Makasih Gab." "Buka dong Chel. Gue penasaran Gabriel kasih lo kado apa." Ucap Samuel. "Nanti aja di rumah. Btw, gue juga punya surprise buat lo Gab." "Apa?" "Lo tunggu aja sebentar lagi." Gabriel dan teman-temannya menunggu kejutan dari Chelsea untuk Gabriel. Mereka semua penasaran. Beberapa menit kemudian yang Chelsea tunggu akhirnya datang. "Nah, itu dia!" Tunjuk Chelsea ke arah seseorang yang baru saja tiba. Gabriel tertegun melihat seorang perempuan dengan penampilan berbeda. Perempuan itu terlihat sangat cantik. "Renatta?" Ucap Gabriel speechless. "Gimana Gab? Lo pasti terkejut kan? Gue sengaja ngundang Bu Renatta juga." Renatta mendekat walaupun sebenarnya malu karena bertemu dengan Gabriel. "Selamat ulang tahun Chelsea!" Renatta memberikan kado untuk Chelsea. Chelsea menerimanya, "Terima kasih Bu Renatta. Terima kasih juga udah mau datang ke pesta ulang tahun aku." "Kalo gitu, saya pergi dulu." "Bu Renatta kenapa nggak gabung aja sama kita?" Tanya Chelsea. "Nggak usah, saya duduk disana aja." Renatta lebih memilih untuk tidak dekat dengan mereka apalagi ada Gabriel disana. Disisi lain, ketiga teman Gabriel terlihat kebingungan melihat kedatangan Renatta. "Gab, cewek itu siapa, hh?" Tanya Daniel. Gabriel terdiam, setelah dua minggau Gabriel tidak melihatnya. Sekarang Gabriel justru melihat Renatta dengan penampilan berbeda. Gabriel benar-benar speechless. *******
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN