Gadis yang berdiri di sebelah Zayda itu mengatupkan bibir, setengah tersenyum sembari berbisik serak. "Gue mau damai," ucapnya. Zayda terkesiap, menatap sosok yang baru bicara padanya itu dengan mata melebar dan alis terangkat. Untuk beberapa saat Zayda mengira bahwa ia salah dengar, sebelum suara ketus dari arah depan membuyarkan lamunannya. "Drama apalagi ini?" sarkas Fina, tiba-tiba ikut nimbrung dalam percakapan. Zayda terlihat belum memberi tanggapan apa-apa, gadis itu hanya diam mengamati perdebatan antara Fina yang mendadak jadi juru bicaranya dan sang rival. Ini sungguh diluar perkiraan. Siapa sangka perkumpulan yang sebelumnya secara terang-terangan tidak menyukainya justru mengibarkan bendera damai secepat itu. "Jujur aja deh. Sekarang apa yang lagi kalian rencanain? Ngaku!