s*x After Dinner," Linggar menghentikan langkahnya dan memandang Radit cukup serius. Ini sudah kesekian kalinya Radit mengajaknya tidur bersama. Kata-kata itu membuatnya merinding. Ia menelan ludah, karena rasa ketertarikan itu cukup besar atas bujukkan itu. "Apa alasan mas untuk tidur dengan aku?" Tanya Linggar. "Memiliki kamu," ucap Radit tenang, ia menarik pinggang Linggar merapat ke tubuhnya. Linggar hanya diam, ia memegang d**a bidang Radit. Ia kembali menelan ludah, memandang iris mata tajam itu. "Linggar," "Hemmm," "Sebenarnya mas paling tidak suka membahas masa lalu, bahkan hubungan dengan mantan mas terdahulu. Rasional saja, mas bukan laki-laki suci, bukan laki-laki munafik yang tidak tertarik wanita seperti kamu. Jujur mas sudah sering tidur dengan mantan-mantan mas sebelu