6

1826 Kata
Ami's POV Sepulang sekolah aku, Freya, Sasha, Aluna dan Angela berkumpul di taman sambil menunggu dimulainya ekstrakurikuler teater. L juga tengah berkumpul dengan teman-temannya. Angela tampak murung dan jarang bicara. Kami sudah curiga, dia mungkin sedang bermasalah dengan Kris. Angela begitu tertutup untuk bercerita soal hubungannya dengan Kris. "Angela kenapa lo dari tadi diem terus? Lo ada masalah ya ama Kris?" Aluna mengusap bahu Angela. Angela menggeleng. "Jangan menutupi dari kita. Gue tadi lihat Kris ngejar lo, kalian kayak lagi ada masalah. Kita kan udah sepakat nggak akan ada yang kita tutup-tutupi." Aku tatap Angela dengan senyum, mataku seakan berbicara padanya untuk membagi masalahnya dengan kami. "Iya Angela, cerita aja. Okey, kita emang nggak suka ama Kris. Tapi bukan berarti kita nggak peduli ama lo. Lo nggak bisa nutupin masalah lo. Kita tahu saat ini lo sedih banget." Freya menggenggam tangan Angela. "Jangan ragu buat bagi masalah lo dengan kita." Sasha tersenyum. Angela mengangkat wajahnya. Dia menatap kami satu per satu. "Gue udah mutusin Kris." Ujar Angela datar. "Beneran? Serius? Emang ada masalah apa? Kayaknya kalian baik-baik aja." Aluna menganga tak percaya. Angela mengangguk pelan, "ya gue mutusin dia karena gue ama Kris nggak akan pernah bisa sejalan. Gue juga ngrasa Kris nggak bener-bener cinta ama gue." "Kenapa lo berpikiran Kris nggak beneran cinta ama lo?" Freya mengenggam tangan Angela lebih erat dan melayangkan pandangannya satu per satu ke arahku dan teman yang lain. "Ya karena gue ngrasa, gue seakan berjuang sendiri. Dan gue juga nggak bisa nglakuin apapun buat bikin dia lebih baik. Dia nggak bisa berubah. Gue nggak bisa ngikutin gaya hidupnya dia." Angela mulai menitikkan air mata. "Gue sayang banget ama dia..." Angela tercekat dan makin terisak. Aku, Freya, Aluna dan Sasha makin mengeratkan genggaman kami dan kami memeluknya. "Udah jangan nangis lagi. Lo harus bangkit Angela. Kita selalu dukung lo. Ada kita buat lo.." Kuusap air mata yang menetes dari sudut mata Angela. "Ya Angela, jangan sedih lagi ya. Suatu saat lo pasti menemukan cinta sejati lo. Bentar lagi teater udah mau mulai nih. Kita siap-siap yuk." Sasha tersenyum. Angela mengangguk. Dia hapus air mata yang menghujani pipinya dengan kedua tangannya. "Udah.. Mending lo sekarang cuci muka dulu ya." Aluna mengusap rambut Angela. Angela menyunggingkan senyumnya, "makasih ya, kalian emang yang terbaik." *** Liam's POV Para peserta teater sudah berkumpul di ruang teater. Hari ini keempat pengajar akan hadir semua untuk latihan menjelang pentas. Aku terpaku dengan naskah dalam genggamanku. Rasanya kurang antusias "Lo kenapa Liam? Kayaknya nggak semangat." Ami memperhatikan wajahku. "Gimana gue semangat, peran gue jadi pengawal pribadinya Kris. Huf, sekalipun cuma peran, gue kok nggak rela. Akting gue perlu diasah lagi kayaknya, peran ini bukan peran penting." "Ya nggak apa-apa. Namanya juga baru ikut. Ini debut pertama lo dan tampil di banyak scene itu udah kemajuan buat lo. Kris kan tokoh utamanya, banyak scene dia, dan lo selalu satu frame ama dia, jadi otomatis lo bakal banyak tampil juga di panggung." Ami mencoba memberi semangat. Dengan bibir yang mengerucut cemberut aku berkilah, "iya gue bakalan sering naik panggung. Tapi akting gue cuma manggut-manggut, ngikutin kemanapun Kris jalan, terus bilang "iya pangeran", "maaf pangeran", "kenapa pangeran?", "ada apa pangeran?".. Ih apaan. Dialognya pendek-pendek." Ami malah tertawa, "kan enak dialognya pendek-pendek. Lo nggak perlu ngapalin panjang-panjang." "Lo malah ketawa. Seneng banget lihat suami menderita." "Anggap aja ini batu loncatan buat dapet peran yang lebih besar. Kris emang musuhan ama lo. Tapi nggak ada salahnya juga lo belajar sesuatu yang baik dari dia, ya kayak kemampuan akting. Gue objektif ya nilai Kris, akting dia emang bagus banget." "Hmm mulai deh muji-muji cowok lain. Lo kangen ya masa-masa dia deketin lo? Nganterin lo pulang?" Ami menggeleng, "lo masih aja jealous. Gue udah jadi bini lo. Dalam catatan perjalalanan cinta gue, nggak ada cowok lain selain lo." Aku tersenyum, "ya gue percaya kok. Meski dulu gue ini pengagum perempuan-perempuan cantik, punya image playboy, tapi yang bener-bener bisa menjarah hati gue ya lo." Ami tertawa lagi, "ya Allah menjarah, bahasanyaaaa..." Sesaat kemudian kak Sagha, Bu Syifa, kak Andini dan Pak Adnan memasuki ruangan. Setiap kali kak Sagha masuk ruangan, peserta perempuan pasti terkesima. "Ya Allah ganteng banget.." Freya menganga dan memegang kedua pipinya. Aku yakin dalam bayangannya, kak Sagha tengah menatapnya dan memberikan kissbye untuknya. Mungkin ekspresi kak Sagha seperti ini di benak Freya. Kalau murid perempuan terpana akan ketampanan kak Sagha. Murid laki-laki terpesona pada kak Andini. Kalau aku sih tetap ya, di hatiku cuma ada satu perempuan yang menggemaskan, menakjubkan, membuatku geregetan, bikin aku uring-uringan, cenut-cenut tak karuan. Siapa sih perempuan ini? Siapa lagi kalau bukan the one and only Ami Athalia. Kulirik dia, hmm pesonanya melebihi bidadari. "Selamat siang adik-adik semua. Naskah dramanya udah dihafalin belum?" Tanya kak Sagha dan menatap ke seluruh isi ruangan. "Sudah kak..." "Okey sebelum kita latihan, seperti biasa pemanasan dulu ya, latihan pernapasan dengan meditasi." Ucap Bu Syifa lantang. Kami semua mengikuti instruksi Bu Syifa. Yoga seperti biasanya. Aku sudah terbiasa melakukannya sejak ikut teater jadi aku tidak lagi mengantuk dan ketiduran seperti hari pertama latihan. Seusai yoga pak Adnan ketua komunitas teater di kota ini memberi pengarahan. "Kunci keberhasilan memerankan tokoh dalam cerita itu harus total. Kalian harus bisa masuk ke dalam tokohnya. Lupakan diri kalian di kehidupan nyata. Dan jadilah diri kalian seperti sang tokoh dengan karakternya, tingkah lakunya, pemikirannya, lebur diri kalian ke dalam tokohnya. Baiklah sekarang kita mulai latihannya ya. Latihan dimulai dengan adegan pertempuran antara kerajaan Ethonia melawan kerajaan Andhaeva. Cerita ini murni fiksi karangan kak Sagha dan kak Andini, kalau di w*****d mungkin masuk genre fantasi. Dalam adegan itu Raja dari kerajaan Ethonia diperankan oleh Andres, alias ayahnya Kris. Kris berperan sebagai pangeran Squall Leonhart, nama pangeran ini kak Sagha ambil dari salah satu karakter di game final fantasy. Raja dari kerajaan Andhaeva diperankan oleh Faisal. Nah Aluna di sini berperan sebagai putri dari kerajaan Andhaeva yang menyamar menjadi prajurit laki-laki demi bisa ikut berperang melawan kerajaan Ethonia. Adegan berikutnya para prajurit kerajaan Ethonia menawan beberapa prajurit kerajaan Andhaeva. Peperangan dimenangkan oleh kerajaan Ethonia. Putri kerajaan Andhaeva yang bernama Riona Heartily yang juga kata kak Sagha nama tokoh ini mengambil dari final fantasy yang memang menjadi pasangan Squall Leonhart di final fantasy, ikut ditawan kerajaan Ethonia. Adegan berikutnya tentang penderitaan putri Riona yang menyamar menjadi prajurit laki-laki yang kerap dipaksa kerja rodi membangun benteng pertahanan di kerajaan Ethonia. Prajurit tawanan ini tidak akan dibebaskan sebelum kerajaan Andhaeva membayar sejumlah harta yang diinginkan kerajaan Ethonia. Kerajaan Ethonia mengharapkan kerajaan Andhaeva menyerahkan tanah kosong seluas ribuan hektar pada kerajaan Ethonia, tapi kerajaan Andhaeva belum menyanggupi. Pangeran Squall Leonhart ikut mengawasi pembangunan benteng. Nah di sinilah aku memainkan peranku sebagai pengawal pribadi Kris Lemper itu dan mengikuti kemanapun dia pergi dan bersedia disuruh ini itu. Haduh aku pastikan, hal seperti ini cuma terjadi di drama, di dunia real mah ogah jadi pelayan si Kris playboy bertaraf internasional. Kalau cerita ini difilmkan penonton pasti protes, kok pengawalnya lebih ganteng dari pangerannya? Haiyah.. plak satu tamparan mendarat dari fans Kris yang nggak terima Liam dibilang lebih ganteng dari Kris. Adegan berlanjut saat Aluna yang memerankan Riona jatuh pingsan karena kerja terlalu berat. Pangeran Squall Leonhart diceritakan bukan orang jahat, dia masih punya rasa perikemanusiaan, ini mah berbanding terbalik ama Kris di dunia nyata. Dia memanggil dokter kerajaan untuk memeriksa Riona. Di sinilah pangeran Squall tahu kalau ternyata prajurit malang itu adalah perempuan. Dari sinilah benih-benih cinta itu tumbuh. Pangeran Squall mengangkat Riona menjadi pengawal pribadinya. Adegan berikutnya banyak menampilkan sisi romantisme antara Squall dan Riona. Tak ada yang tahu bahwa Riona ini perempuan kecuali Squall dan dokter kerajaan. Nah di sini Agosta (tokoh yang aku perankan) mencurigai kalau majikannya ini penyuka sesama jenis karena Agosta tak tahu bahwa Riona yang menggunakan nama samaran sebagai Dakar adalah perempuan. Agosta bergosip dengan teman-teman sesama pengawal mengenai pangeran Squall. Ya Allah apes amat gue, udah berperan sebagai pengawal yang disuruh-suruh, jadi tukang gosip pula, nggak berkelas sama sekali. Aluna yang berperan sebagai putri Riona harus berusaha sekuat mungkin menutupi identitasnya pada Kris a.k.a Squall bahwa ia adalah putri Riona. Di saat yang sama dia berusaha mendapatkan informasi dari Squall tentang strategi yang tengah dijalankan kerajaan Ethonia. Dilema semakin menguat kala Riona jatuh cinta pada Squall. Terlebih saat Squall tahu bahwa Dakar adalah Riona Heartily putri kerajaan Andhaeva, musuh bebuyutan kerajaan Ethonia, dia merasakan dilema yang luar biasa. Dan beginilah adegannya.. "Tolong Dakar jujur padaku, siapa kamu sebenarnya?" Tanya Kris yang berperan sebagai Squall. Dia mengguncangkan kedua lengan Aluna yang berperan sebagai Riona. "Apa maksudmu Squall?" Aluna menunduk, tak berani membuat kontak mata dengan Kris. "Aku menemukan kalung berlogo kerajaan Andhaeva di saku bajumu. Aku tahu kalung itu hanya dikenakan kalangan bangsawan. Kamu sedang menyamar menjadi prajurit." Kris mengangkat sebuah kalung. Mata Aluna terbelalak. Wajahnya cemas dan panik. Aku akui akting Aluna memang keren, pantas dia mendapat peran putri Riona. Aku berangan seandainya peran itu jatuh padaku dan Amber, pasti chemistrynya bakal dapet banget. "Ayo Dakar jawab, siapa kamu sebenarnya?" Gertak Kris masih menggoncangkan kedua lengan Aluna dengan kasar, membuat Aluna sedikit takut dan matanya mulai basah. Nah kalau lagi marah begini bener-bener Kris banget. "Aku.. Aku.. Aku adalah putri Riona Heartily, putri raja Alfarez dari kerajaan Andhaeva." Jedeerrrr...duarr.. plang plang plang---ceritanya backsound yang mengagetkan seperti halilintar. "Apa? Kamu putri Riona?" Kris melepaskan cengkramannya. Aluna menunduk dan aku yakin dia sedang berusaha untuk menangis." "Cut cut..." Potong pak Adnan. "Aluna sepertinya kamu agak kesulitan untuk menangis, nggak seperti latihan kemarin-kemarin? Harusnya tangis kamu udah mulai turun saat kamu mengakui kalau kamu adalah putri Riona." Ujar kak Andini. "Maaf kak, sepertinya aku agak susah membangun chemistry dengan Kris hari ini." Jawab Aluna. "Kenapa? Kemarin-kemarin kamu bisa lepas." Tanya kak Andini lagi. Aluna terdiam. Aku yakin dia mulai sulit membangun chemistry dengan Kris sejak Kris mengakui bahwa dia yang menyebar video viral itu dan tentu saja karena Angela sedang bermasalah dengan Kris. "Ya udah tak apa. Kakak mohon kamu latihan lagi untuk membangun chemistry dengan Kris. Minggu depan kita udah pentas." Ujar kak Sagha. Aluna mengangguk pelan. Akhirnya latihan teater selesai juga. Seperti biasa aku akan mengantar Amber pulang dan setelah itu aku kembali lagi ke rumah orangtuaku. Rasanya berat juga tinggal terpisah dengan istri sendiri. Author's POV "Angela, kita pulang bareng yuk. Aku anterin." Kris mengejar sampai pintu gerbang. "Kita udah nggak ada hubungan apa-apa Kris." Ucap Angela sedikit ketus. "Tapi aku belum ingin putus. Please Angela kasih aku kesempatan." Kris begitu mengiba. "Maaf Kris, aku nggak bisa." Meski rasa sayang Angela masih sedemikian besar pada Kris tapi dia belum siap untuk membina hubungan lagi. Sebuah mobil warna putih berhenti di depan pintu gerbang. Angela segera menaiki mobil yang telah menjemputnya. Sedang Kris hanya termenung, mematung dan menatap kepergian Angela tanpa mampu ia cegah. Untuk pertama kalinya hatinya begitu sakit. Sementara di seberang jalan ada dua orang yang mengamati gerak-gerik Kris dari dalam mobil. "Oh ini Kris Leonard Pradhipta anak dari Baron Pradhipta.." Laki-laki berumur 40an tahun itu tersenyum menyeringai dan di kepalanya berseliweran rencana-rencana hitam yang ingin ia jalankan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN