5

1543 Kata
Liam's POV Rasanya baru saja aku melalui kebersamaan yang romantis bersama Ami, my beloved wife di area perkebunan teh yang sejuk dan indah, sekarang harus kembali ke sekolah, jalani hari lagi sebagai seorang siswa. Tak banyak yang tahu tentang pernikahan kami, hanya teman-teman terdekat dan beberapa guru saja. Kata papa, biar orang tahu sendiri karena papa takut aku dan Ami mendapat perlakuan bullying dan diskriminasi di sekolah. Padahal aku santai saja menjalani semua dan siap dengan segala konsekuensinya. Saat ini aku dan Ami duduk di taman dengan dua buku fisika tebal yang membosankan terpampang di hadapan kami. Ami itu senang sekali belajar. Padahal ulangan Fisika masih dua hari lagi, tapi dia sudah mempersiapkan dari sekarang. "Ami..." "Ya Liam" jawabnya tanpa menolehku. Tangannya terus aktif menulis jawaban latihan soal. "Tadi malam gue transfer via m-banking, udah masuk belum?" Ami menghentikan aktivitasnya dan menolehku, "udah. Kok banyak banget Liam? Uang jajanku sebulan jauh lebih kecil dari itu." Aku tersenyum, "sisanya bisa ditabung. Lo mau beli apapun kebutuhan lo sekarang minta ke gue, jangan ke mama papa lo terus. Gue udah punya kewajiban buat nafkahin lo. Nafkah lahir, catet ya nafkah lahir." Aku menekankan artikulasi "nafkah lahir". Ami menatapku datar, "ya ya ya, nafkah batinnya nyusul." Kami saling tertawa pada akhirnya. "Semua yang gue kasih ke lo itu dari kantong gue, bukan dari papa gue. Inget itu. Sejak jadi selebgram dengan follower 2 juta lebih dan banjir endorse merangkap youtuber, gue sekarang mandiri, nggak bergantung ke papa soal finansial. Next gue punya rencana mau bisnis kaos ala distro, design sendiri, Rangga bisa diajak kerja bareng buat urusan design. Pokoknya target kita lulus, nikah resmi ke KUA, kita udah punya tempat tinggal sendiri. Ya entah itu ngontrak, nyewa, syukur-syukur bisa beli sendiri." Ami menatapku lebih lama. "Kenapa Mi? Lo keberatan dengan target yang pingin gue capai?" "Sama sekali nggak. Gue seneng lihat hidup lo penuh visi misi positif. Gue bakalan dukung. Meski kalau soal fisika lo rada berantakan dan dari tadi lo cuma lihatin gue ngerjain soal, meski lo suka kebalik-balik ngapalin hukum Pascal, archimides, dan newton, meski lo suka lupa rumus-rumusnya, tapi soal visi hidup lo keren banget. Bener-bener deh suami idaman." Ami melayangkan senyum dan tatapan mautnya. "Lo bilang tadi fisika gue berantakan? Weisss... Lo nggak tahu sih kalau gue serius belajar, nilai gue bakalan bagus kok. Coba sini gue lihat." Aku coba membuka buku fisika. Aku baca sejenak. Soal akademis aku akui, Ami lebih unggul dan aku sering tergantung padanya untuk mengajariku. Tapi soal ciuman, aku lebih jago. Belum lagi kalau udah bobo bareng, soal di ranjang, aku pasti lebih......---. Apaan sih. Pikiran lo jangan ngeres terus Liam. Otak dikondisikan, sekarang waktunya belajar bukan berfantasi---kata angin yang berhembus menyibak dedaunan yang bergelantungan di ranting. "Mi, bedanya kelajuan rata-rata, kecepatan rata-rata dan percepatan rata-rata itu apa sih? Mirip-mirip perasaan ya rumus dan definisinya." "Sebelum gue ngejelasin perbedaannya, sekarang gue nanya lo tau nggak perbedaan jarak dan perpindahan?" Aku terdiam sejenak, "kalau jarak kan kayak kita ini. Gue duduk di bangku ini, lo duduk di bangku sebelah gue. Antara kita terbentang jarak. Nah kalo perpindahan berarti ada yang pindah, misal lo jalan ke bunga mawar itu, berarti lo pindah kan?" Ami tersenyum, "gue ilustrasiin gini ya, gue jalan ke bunga mawar itu ya, gue A ya, bunga mawar itu B, terus dari B jalan lagi ke pohon cemara, sebut aja titik C. Misal dari A ke B jaraknya 3 km, jarak B ke C 4 km, berarti total jaraknya berapa?" "Tujuh kilometer." Jawabku. "Nah itu jarak, kalau perpindahannya?" Aku mengerjapkan mataku dan berpikir sejenak. "Biar gampang gue bikin gambarnya, liatin gambarnya ya Liam." Ami mulai menyiapkan kertas kosong dan pulpen. Aku malah terkesima menatapnya. "Lihat ini Liam." "Liam..." Suara Ami naik beberapa oktaf dan mengagetkanku. "Ya wanita penggodaku.." Sahutku masih setengah kaget. "w*************a lagi.. Ngasih julukan yang manis dikit kek. Kayak Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasalam kalau nyebut istrinya Aisyah Radiallahuanha dengan sebutan humaira, si pipi merah. Papa mertua kalau nyebut mama Herlina dengan sebutan my beautiful queen, Zulkifli nyebut Sasha eneng cantik atau pernah gue denger my sweety pie, nah lo nyebut gue wanita penggoda." Aku tertawa, "w*************a khusus buat gue, bukan buat yang lain. Lo emang menggoda banget." "Ih.. Dasar. Sekarang belajar lagi. Lihat gambar ini Liam." "Iya, iya, jangan galak-galak. Pas udah jadi bini kok malah tambah galak? Yang kemarin-kemarin itu pencitraan ya?" Ami melotot dan seolah siap menerkamku. "Ampuuunnn bu bos. Iya sekarang gue fokus." Kulihat gambar Ami baik-baik. Kulirik Ami sedikit tersenyum. "Nih perhatiin ya Liam Jarak tempuh itu adalah panjang lintasan yang ditempuh benda selama bergerak. Tadi kita udah dapet 7 km kan, dari hasil penjumlahan 3 km + 4 km. Sedang perpindahan itu adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal atau A tadi menuju titik akhir C, di gambar ini aku gambarin pakai garis putus-putus. Sekarang pertanyaannya berapa perpindahannya? Cara mencarinya seperti ini Liam.." Aku mengangguk, "sip gue paham." "Nah sekarang lo udah paham kan bedanya jarak dan perpindahan. Sekarang kita belajar tentang apa itu kelajuan, kecepatan, dan percepatan rata-rata." Kami saling bertatapan. Dia sedikit grogi. "Perasaan lo lihatin gue terus. Lo paham nggak sih?" Tanyanya. "Paham Mi. Gue natap lo ya karena lo..... Cantik." Ami tersenyum tipis, "perasaan lo dulu bilang gue ganteng, nggak ada cantik-cantiknya." "Dulu gue belum tahu sisi wanita lo sih hehe." "Udah ah kita lanjut lagi. Gue coba jelasin pengertian kelajuan, kecepatan dan percepatan rata-rata. Kelajuan rata-rata adalah jarak total dibagi waktu total, satuannya meter/detik. Kecepatan rata-rata itu perpindahan dibagi selang waktu. Jadi kelajuan adalah besaran skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai sedangkan kecepatan adalah besaran vector, selain memiliki nilai juga memiliki arah. Sampai sini udah paham belum?" "Ya terus..." Aku masih menyimak. "Kalau percepatan rata-rata itu perubahan kecepatan dibagi selang waktu. Aku rangkumin rumusnya ya." "Okey sip, lo itu guru privat plus-plus buat gue." "Plus-plusnya apaan tuh?" Ami memicingkan matanya. "Plus-plusnya maksudnya status lo yang udah jadi istri gue." Aku menyeringai "Hai pengantin baru, romantis banget belajar bareng." Azril datang mengagetkanku. Rangga dan Satria menyusul di belakang. "Iyalah belajar bareng, selain membangun cinta, kita juga membangun cita-cita." Tukasku mantap. "Ciyeee.. Keren, jadi pengin cepet nikah gue." Ujar Satria. "Eh itu Angela ama Kris kenapa kejar-kejaran gitu ya?" Azril menerawang ke arah koridor. Kris mengejar Angela. Berulang kali Kris berusaha meraih tangan Angela tapi Angela selalu menangkis. "Angela kenapa ya? Jangan-jangan ada masalah." Ami menatap sahabatnya yang berjalan begitu cepat, setengah berlari. Author's POV "Aku udah bilang, cewek-cewek yang ada di instagramnya Viola itu cuma temen-temen aku." Jelas Kris. Angela masih terdiam duduk di teras depan kelasnya. "Temen kok posenya gitu ya? Nempel-nempel, udah gitu di tempat dugem pula. Ternyata bener kata L. Kamu nggak pernah berubah. Kamu masih aja clubbing, minum terus deket ama cewek-cewek." Wajah Angela tampak datar. "Nggak secepat itu untuk berubah. Kalau kamu memang cinta aku, harusnya kamu bisa menerima apa adanya." Angela menatap Kris tajam, "cinta itu bukan seperti itu. Cinta itu selalu menginginkan orang yang dicintai bisa lebih baik. Bukan cinta namanya kalau kita ngebiarin orang yang kita cintai nglakuin sesuatu yang salah. Aku ngingetin kamu soal ini karena semua itu demi kebaikan kamu sendiri." Kris tercenung, "apa yang aku lakuin masih dibilang wajar kan? Apa salahnya dengan clubbing? Banyak kok temen-temen yang begitu? Dan soal kedekatan aku ama cewek-cewek, itu sebatas teman." Angela memejamkan mata sejenak, "prinsip hidup kita beda jauh Kris. Nggak ada titik temunya. Aku asing dengan semua duniamu. Kamu juga asing dengan duniaku. Dan satu hal yang aku yakini sampai sekarang, kamu sepertinya nggak bener-bener serius ama aku, nggak bener-bener cinta ama aku." Kris balik menatap Angela tajam, "kenapa kamu mikir kayak gitu? Kalau aku nggak beneran cinta ama kamu, kamu udah aku tinggalin dari dulu." "Masalahnya selama jalan ama kamu, aku seperti mencintai sepihak. Kamu bilang cinta tapi kenyataannya kayak nggak.. Aku lebih banyak nahan kesel, lebih banyak nangis, sakit, cemburu terutama kalau liat postingan temen-temen cewekmu kalau kalian lagi clubbing bareng. Lebih banyak makan atinya dibanding senengnya." Angela menunduk. Intonasi suaranya terdengar pelan. "Jadi kamu ingin bilang kalau aku lebih sering bikin kamu menderita dibanding senengnya?" Kris menatap Angela dan mencoba mengamati ekspresi wajah Angela dari sela-sela helaian rambutnya yang menutupi sebagian pipinya. Angela mengangkat wajahnya dan menatap Kris dengan bulir yang mengkristal di ujung matanya. "Aku ingin kita udahan aja. Mungkin aku memang bukan yang terbaik buat kamu karena aku nggak bisa melakukan apapun untuk bisa membuatmu lebih baik." Kris menatap kedua bola mata itu dan seakan menyelami perasaan terdalam Angela. Kris bisa merasakan kepedihan di sana. "Maafkan aku Kris. Kadang kita memang harus nglepasin orang yang kita sayang, karena kita tahu mungkin orang itu bisa lebih baik dan lebih bahagia bersama yang lain. Aku nggak bisa bertahan karena aku tahu, hati kamu nggak sepenuhnya mencintaiku. Dan aku dalam tahap yang sangat lelah karena harus berjuang sendiri." Angela mulai menitikkan air mata. Kris tercekat tapi hanya mampu terdiam. "Kadang orang bilang aku bodoh apalagi nangis untuk seseorang yang bahkan mungkin nggak pernah nganggep aku penting. Tapi aku nggak bisa kalau harus pura-pura kuat, nahan sekuat mungkin biar nggak nangis.. Karena itu aku pilih mundur. Makasih untuk semuanya Kris." Angela berbalik dan berlari. Kris mematung dan untuk pertama kalinya hatinya terasa begitu berat melepaskan seorang perempuan pergi dari kehidupannya. Untuk pertama kali dia merasa ada sesuatu yang hilang...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN