“Ternyata memang terbiasa bisa menghadirkan rasa.” * Dewi sudah berdiri di depan cermin. Meneliti penampilan dirinya. Kemudian tersenyum puas saat mendapati dirinya sudah seperti semula. Tangguh dan tak terkalahkan. Meski sebenarnya masih ada rasa takut yang bersemayam di dalam hatinya. Namun sejak ada Dewa di sampingnya, entah kenapa Dewi merasa aman. Nyaman sekaligus tentram. Masih terlalu sulit diterima oleh akalnya, bahwa hubungan mereka sudah berkembang sampai sejauh ini. Mungkin belum ada yang saling mengungkapkan cinta, tapi mereka selalu berdampingan. Meski tak jarang masih sering melemparkan tatapan kesal. Sering kali pula masih bertengkar. Dan Dewa masih sangat menyebalkan. Seperti saat ini contohnya. Lelaki itu menatapnya tajam,