Bab 3

1545 Words
Sore harinya kedua orang tua Neyna pun datang. Terdengar suara kendaraannya yang memasuki halaman rumahnya. Tampak sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Mobil itu adalah mobil milik jasa dekorasi. Satu per satu pekerja jasa dekorasi itu keluar dari mobil itu. Mereka membawa beberapa peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan. Orang tua Neyna mempersilahkan para pekerja itu masuk kedalam rumah dan menunjukkan kepada mereka dimana ruangan yang akan didekorasi. Setelah mereka menunjukkan ruangannya, ibu Neyna pun naik ke lantai 3 untuk melihat keadaan Neyna. Ternyata ibunya mendapati Neyna sedang tertidur diruang televisi. Ibunya pun memindahkan Neyna ke kamarnya. Setelah memindahkan Neyna ke dalam kamarnya, ibunya kembali turun ke bawah. Orang tua Neyna ikut mendiskusikan tentang dekorasinya, terutama dekorasi yang kemarin dibicarakan oleh Neyna. Disamping itu pekerja yang lain sedang mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Setelah disepakati mereka pun memulainya. Sesuai kesepakatan ruangan akan didekorasi sesuai dengan kemauan Neyna ditambahkan dengan beberapa dekorasi lain yang mendukung. Terlihat para pekerja itu mengerjakannya dengan cekatan. Kedua orang tua Neyna takjub melihat kemampuan mereka yang profesional itu. Mereka yakin hasilnya nanti tidak akan mengecewakan. Satu jam berlalu setengah ruangan sudah terdekorasi. Saat ini mulai terlihat bagaimana jalannya dekorasi tersebut. Tampak lampu-lampu pijar menyala menghiasi ruangan. Kedua orang tua Neyna takjub dengan dekorasi yang dibuat. Mereka yakin Neyna pasti menyukainya.  "Mom.. Dad.. kalian sudah pulang?" Teriak Neyna dari lantai 3, "Sudah.. Turunlah sayang" Teriak ibu Neyna lembut, Neyna yang masih baru bangun tidur pun turun ke bawah. Rambut gelombangnya yang masih berantakan dengan baju yang agak kusut tidak membuat Neyna malu. "Kemarilah sayang" ucap ibu Neyna sambil melambaikan tangannya kepada Neyna yang sedang menuruni tangga, "Ada apa Mom" ucap Neyna masih mengusap-usap kedua matanya, "Ayo masuklah.." ibu Neyna mengulurkan sebelah tangannya tanda dia sedang ingin mengajak Neyna berpegangan dan masuk ke dalam ruangan itu bersama. Akhirnya mereka pun masuk kedalam ruangan itu. Seketika Neyna langsung membuka matanya. Dia takjub melihat isi ruangan itu. "Indah sekali Mom.."ucap Neyna takjub,  Neyna pun melihat-lihat isi ruangan itu. Senyumnya tidak berhenti terlukis diwajahnya. Hatinya semakin senang ketika melihat lampu-lampu pijar yang menghiasi ruangan itu. Neyna pun menghampiri lampu-lampu itu. Dilihatnya satu per satu, warna-warni seperti yang ia bayangkan. Neyna pun berjalan lebih kedalam ruangan itu, Neyna merasa seperti berjalan ditengah-tengah taman bunga. Selain lampu-lampu itu ada juga hiasan-hiasan lain yang menarik hatinya, tidak lupa pita-pita kesukaannya yang menghiasi dinding-dinding ruangan itu. Dekorasi tambahan yang lain juga membuat Neyna senang. Dia menyukai dekorasi ruangan ini. Ketika Neyna sedang menikmati dekorasinya, dia melihat ayahnya bersama pekerja dekorasi itu disudut ruangan. Dia pun menghampiri ayahnya kesana. "Daddy.." Teriak Neyna sambil berlari memeluk ayahnya, "Sayang, kau sudah bangun" Neyna menganggukkan kepalanya. "Hei, apa kamu yang akan berulang tahun? Selamat ulang tahun nona" ucap pekerja itu kepada Neyna sambil tersenyum ramah dan menjabat tangannya, "Terima kasih tuan. Aku suka dekorasinya" ucap Neyna sambil tersenyum ramah, "Terima kasih kembali. Semoga kamu lebih menyukai hasilnya nanti" Neyna pun tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Tentu saja" ucap Neyna, "Kau sedang apa Dad?" "Sedang membuat ruangan yang kamu inginkan sayang" "Bolehkah aku ikut mendiskusikannya juga?" "Boleh sayang. Kau mau dekorasi seperti apa?" Neyna pun menjelaskan kepada ayahnya dan pekerja itu. Mereka bertiga mendiskusikan dekorasi keinginan Neyna. Setelah beberapa lama berdiskusi, mereka pun menyepakati rencana yang menjadi keinginan Neyna. Setelah menyepakati itu Neyna kembali kepada ibunya. "Mom aku lapar" "Ya sudah kita siapkan makan malam" Mereka pun menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Mereka makan malam bersama para pekerja. Setelah makan malam selesai disiapkan, tampak ayah Neyna sudah mulai mengajak para pekerja untuk makan malam bersama. Para pekerja menikmati hidangan yang disajikan. Mereka pun makan malam bersama. Neyna juga menikmati makan malamnya. Namun ketika sedang menikmati makan malam, tiba-tiba lampu rumah pun padam. Neyna berteriak kemudian memeluk ibunya erat. Ayahnya dan para pekerja segera mencari alat penerangan. Setelah menemukan dan memasangnya, ruangan pun tidak gelap lagi. "Sepertinya ada bagian listrik yang sedang konslet tuan" ucap salah satu pekerja itu, Mereka pun cekatan mencari dimana letak listrik yang konslet itu. Para pekerja itu sibuk lalu lalang ditengah-tengah keminiman cahaya ruangan. Neyna yang masih dalam pelukan ibunya pun ikut khawatir jika lampu akan padam semalaman nanti, dia pasti akan susah untuk tidur. Apalagi sepintas ada ingatan tentang kejadian kemarin malam. Mengingatnya saja membuat dia takut. Neyna dan ibunya memperhatikan para pekerja yang sedang lalu lalang didepan mereka. Terlebih dengan Neyna, matanya tidak pernah lepas dari para pekerja yang lalu lalang itu semenjak listrik dirumahnya padam. Tiba-tiba Neyna melihat seorang wanita berjalan lalu lalang ditengah-tengah para pekerja itu. Dia melihat wanita itu berjalan sambil menundukkan kepalanya. Neyna pun terus memperhatikan wanita itu. Kemudian bertanya kepada ibunya, "Mom apa ada seorang perempuan yang ikut bekerja disana?" "Tidak sayang. Semuanya laki-laki" Mendengar itu Neyna pun menelan salivanya berat. Hati Neyna menjadi ragu dengan wanita yang berlalu lalang disana. Lama-lama Neyna yang memperhatikan wanita itu semakin sadar jika selama itu tadi dia tidak menyadari kalau badan wanita itu ditembus beberapa kali oleh para pekerja yang lalu lalang. Neyna yakin wanita itu bukanlah manusia. Neyna semakin mengeratkan pelukan kepada ibunya, sambil memperhatikan wanita itu. Wanita itu semakin membuat Neyna takut ketika tiba-tiba dia berdiam diantara para pekerja itu. Melihat gelagat Neyna yang memeluknya erat, ibunya pun tahu jika Neyna sedang merasa takut. "Tenang sayang. Semua akan baik-baik saja" ucap ibu Neyna menenangkannya, Neyna hanya menganggukkan kepala sambil terus memperhatikan wanita itu. Beberapa menit berlalu, tiba-tiba listrik pun menyala. Namun tiba-tiba juga wanita itu hilang bersama cahaya penerangan itu. Neyna tidak bisa bergerak karena kejadian itu. Badan Neyna menjadi kaku dipelukan ibunya. Mata Neyna terus menatap ke tempat dimana wanita itu tadi berdiri. Wanita itu menunduk dan melayang diatas lantai, meskipun wanita itu sekarang sudah tidak disana. Ibu Neyna menggoyang-goyangkan badan Neyna karena Neyna tidak melepaskan pelukannya. "Sayang" panggil ibunya, Seketika Neyna pun terkejut dan melepaskan pelukannya. Ibu Neyna mengusap-usap rambut Neyna pelan. "Kau kenapa sayang?" "Tidak apa Mom. Hanya sedikit mengantuk" "Baiklah. Kalau begitu cepat habiskan makan malamnya lalu pergi tidur" Neyna mengangguk. Selesai makan malam para pekerja pun berpamitan pulang. Kedua orang tua Neyna dan Neyna mengucapkan terima kasih kepada para pekerja itu. Besoknya orang tua Neyna tinggal menyewa juru masak pada saat hari H ulang tahun Neyna. Setelah itu Neyna pun pergi tidur ke kamarnya. Namun diatas kasurnya ada sebuah kotak berukuran sedang. Neyna pun mendekati kotak itu. Tiba-tiba ibu Neyna datang mengagetkan Neyna. "Itu untukmu sayang" ucap ibu Neyna mengagetkan Neyna, Neyna pun menoleh kearah ibunya. Ibunya berjalan ke arah kotak itu dan mengangkatnya sambil tersenyum kepada Neyna. "Apa itu Mom" Ibu Neyna pun duduk di ranjang Neyna dan menyuruh Neyna duduk disampingnya. Neyna pun duduk disamping ibunya. "Bukalah" ucap ibu Neyna sambil tersenyum manis kepada Neyna, Neyna pun membuka kotak itu. Dia pun terkejut dengan isi kotak itu. Sebuah dress berwarna biru laut dengan sebuah pita yang menghiasi bagian lingkar perutnya. Lalu sebuah mahkota kecil yang tampak manis jika dipakai sebagai hiasan rambut Neyna. Karena penasaran, Neyna pun mencoba dress itu dan mahkotanya diatas rambutnya yang bergelombang itu. Dia berputar-putar didepan cerminnya sambil memperhatikan dirinya dicermin. Neyna tidak berhenti tersenyum melihat dirinya mengenakan dress itu. "Manis sekali sayang" ucap ibunya, "Sekarang panggil aku princess Neyna Mom, hehe" ucap Neyna menertawakan leluconnya sendiri, Setelah mencoba dress itu, Neyna pun menyimpannya didalam lemari pakaiannya. Dia semakin tidak sabar dengan hari ulang tahunnya. Dia membayangkan besok pesta ulang tahunnya akan meriah. Neynna pun terlelap sambil terlaris senyum di bibirnya.  Malam pun semakin larut, Neyna sudah tidur sejak dua jam tadi. Suasana malam ini sangat sunyi, suara-suara binatang malam terdengar begitu jelas. Tidak ada angin yang berhembus, hanya udara malam yang terasa. Sekarang pukul satu pagi dini hari, Neyna tidak sengaja terbangun karena ada suara ketukan pintu. Dia pun langsung turun untuk membukakan pintu. Neyna mengira itu adalah orang tuanya yang sedang akan membangunkannya. Dibukalah pintu kamarnya, namun tidak ada siapa-siapa disana.  "Mom..Dad.." teriak Neyna yang sedang setengah sadar dari tidurnya, Berkali-kali Neyna memanggil tetapi tidak ada siapapun yang menjawab. Suasana rumah sangat sunyi, namun tiba-tiba terdengar suara orang sedang berjalan menaiki tangga. Neyna pun segera berlari ke arah tangga itu. Ternyata tidak ada siapapun disana. Akhirnya Neyna pun memutuskan untuk kembali kedalam kamarnya. Namun tiba-tiba terdengar lagi suara orang berjalan menaiki tangga. Neyna langsung kembali berlari kearah tangga itu. Dan lagi tidak ada siapapun disana. Nafas Neyna tidak karuan karena lelah berlari-lari. Neyna pun memutuskan untuk duduk sejenak diatas lantai. Dia mengusap keringat yang jatuh didepan wajahnya. Hampir seluruh badan Neyna basah karena keringatnya. Dia mengipas-ngipaskan kedua tangannya kearah wajahnya. "Segarnya.." Tiba-tiba Neyna mendengar suara orang berjalan lagi. Dia pun langsung menoleh ke arah tangga itu. Dia terkejut karena dia melihat seorang wanita sedang berdiri dan berjalan diatas anak tangga. Neyna mengerutkan kedua alisnya. Matanya menatap tak kearah wanita itu. Neyna pun mulai berpikir keras melihat wanita itu. Sepertinya dia pernah melihat wanita itu. Dengan keadaan setengah sadar, Neyna pun teringat kembali kejadian tadi sewaktu listrik dirumahnya padam. Dengan berat Neyna menelan salivanya. Dia sudah bersiap untuk lari kedalam kamarnya.  Seketika Neyna pun langsung berlari kedalam kamarnya. Namun disamping itu wanita tadi berlari mengejar Neyna. Neyna pun semakin mempercepat larinya. Setelah sampai didepan pintu kamar, Neyna langsung membukanya dan masuk kedalam. Ketika Neyna sedang akan menutup pintu, tiba-tiba wanita itu muncul dihadapannya dengan posisi menggantung didepan pintu kamar Neyna. Neyna yang kelelahan pun jatuh pingsan didepan pintu kamarnya. Suara jatuhnya Neyna terdengar oleh orang tua Neyna. Seketika orang tua Neyna pun bangun. Mereka mendapati Neyna sedang berada diatas lantai. Mereka pun segera mengangkat Neyna dan menidurkan Neyna ditempat tidurnya. Mereka khawatir terjadi sesuatu kepada Neyna. Mereka berusaha membangunkan Neyna namun Neyna tidak bangun-bangun. Akhirnya mereka pun menunggu Neyna bangun sambil menemani Neyna tidur bersama dikamar Neyna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD