Bab 4

1519 Words
Semalaman orang tua Neyna menunggu Neyna bangun. Mereka khawatir karena Neyna mereka temukan dalam keadaaan pingsan didepan pintu kamarnya. Sudah pukul 3 pagi Neyna belum juga bangun. Orang tua Neyna berulang kali memberi minyak ke pelipis dan hidung Neyna berharap Neyna cepat bangun. Setelah setengah jam, akhirnya Neyna pun bangun. Orang tuanya langsung memberinya segelas air putih dan menyuruh Neyna untuk tidur saja. "Mom..Dad.. tunggu aku sampai tertidur" Neyna memegang lengan ibunya yang akan beranjak pergi dari tempat tidurnya. "Ya sudah tidurlah sayang" ibu Neyna mengusap lembut rambut gelombang Neyna sampai Neyna tertidur. Setelah Neyna tertidur, mereka pun kembali ke kamar mereka dan kembali tidur. *** Keesokan harinya orang tua Neyna kembali memeriksa keadaan Neyna. Dibukanya pintu kamar Neyna dan mendapati Neyna masih tertidur pulas diatas tempat tidurnya. Mereka pun membiarkan Neyna tidur lebih lama. Sementara mereka menyiapkan segala sesuatu untuk acara nanti malam. Mereka sudah menghubungi juru masak yang akan disewa. Juru masak itu akan datang satu jam lebih awal dari acara ulang tahun Neyna. Sementara itu mereka menyiapkan persiapan mereka masing-masing untuk acara ulang tahun Neyna. Termasuk dress dan setelan jas yang berwarna senada dengan dress yang dikenakan Neyna nantinya. Mereka juga menyiapkan satu hadiah lagi yang akan diberikan kepada Neyna ketika acara ulang tahunnya. Beberapa keluarga besar Miedelton selalu menghubungi orang tua Neyna untuk memastikan acara nanti malam terlaksana. Tidak terasa satu jam sebelum acara dimulai, juru masak yang mereka sewa sudah datang. Terlihat sebuah mobil memasuki halaman rumah Neyna. Ayah Neyna langsung menyambut mereka ke halaman depan dan mengajak para juru masak itu masuk. Ayah Neyna sudah menjelaskan kepada para juru masak itu jauh-jauh hari tentang menu-menu makanan yang akan disajikan. Saat ini ayah Neyna hanya memastikan semua berjalan lancar tepat waktu, dengan hasil yang terbaik. Termasuk kue ulang tahun Neyna yang didesain sendiri oleh orang tuanya. Sementara itu, ibu Neyna naik ke lantai tiga untuk membangunkan Neyna yang masih tidur. Namun ketika ibunya membuka pintu kamarnya, ibunya terkejut melihat Neyna sudah memakai dress biru laut itu. Dia sedang duduk didepan cerminnya saat ini. Terlihat Neyna sedang kesulitan menata rambutnya. Ketika melihat ibunya masuk kedalam kamarnya, Neyna langsung meminta bantuan padanya. "Mom kira kamu belum bangun Sayang" ucap ibunya sambil menyisir rambut Neyna. "Sudah Mom. Aku tidak ingin melewatkannya" "Mom memakai warna yang sama denganku?" "Yap. Dad juga. Kita bertiga memakai warna yang sama" "Asik.." Setelah ibunya menyisir rambut, ibunya pun menata rambut Neyna dan merapikannya. Rambut gelombang Neyna dibiarkan tergerai ke bawah sementara bagian atas dikepang melingkar serta tidak lupa memakai mahkota kecil miliknya. Neyna tampak tersenyum-senyum didepan cermin melihat sebuah mahkota cantik diatas rambutnya. Setelah selesai, Neyna pun berdiri dan melihat dirinya didepan cermin. Nampak seperti yang dia bayangkan. Lucu dan manis. Dia menyukainya. Neyna berputar-putar didepan cerminnya sambil melebarkan dress miliknya. Neyna pun tersenyum riang. Setelah selesai mereka berdua turun ke bawah. "Daddy.." teriak Neyna sambil berlari memeluk ayahnya, "Sayang. Kau sudah sehat?" Neyna menganggukkan kepalanya semangat. Ayahnya mengusap-usap rambut Neyna lembut. "Mahkotamu cantik sekali" tambah ayah Neyna, Neyna membalas dengan senyum riangnya. Namun ketika Neyna mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan lantai 2, tiba-tiba ia tertarik untuk melihat kearah dapur. Dia pun masuk kedalamnya. Neyna berjalan kesan-kemari sambil melihat-lihat juru masak yang sedang membuat makanan. Dia juga sedikit-sedikit mencicipi kue kering yang mereka buat. Aroma makanan khas keluarga Miedelton memenuhi seluruh isi dapur. Neyna teringat akan rasa dari makanan-makanan itu yang dia suka sewaktu kecil. Setelah berputar-putar, mata Neyna langsung tertuju pada satu kue yang begitu melihatnya dia langsung tertarik pada kue itu. "Apa ini kue ulang tahunku?" Batin Neyna, Neyna pun menanyakan kepada juru masak yang berada tidak jauh dari kue tersebut. Juru masak itu sedang mengaduk adonan kue sambil bersenandung. "Permisi Tuan" "Ya. Ada yang bisa dibantu?" "Aku ingin bertanya, apa ini kue ulang tahun?" Tunjuk Neyna kearah kue itu. "Ya Nona. Kue itu milik nona Neyna. Dia yang sedang berulang tahun hari ini" Setelah bertanya Neyna kembali melihat kue itu. Dia kagum melihat kue berwarna biru laut seperti warna dressnya. Ada pita-pita juga yang menghiasi kue itu. Juru masak itu baru saja memasang nama Neyna Miedelton diatas kue biru laut itu. Setelah terpasang juru masak itu juga menambahkan ucapan selamat ulang tahun. Kini kue itu sudah selesai dibuat dan siap untuk dinikmati diacara nanti Neyna kembali kepada orang tuanya. Dia mencari orang tuanya kedalam ruangan itu, namun tidak ada siapapun kecuali para juru masak yang mulai menata makanan. Kemudian Neyna pun berteriak memanggil. Terdengar suara jawaban dari lantai dasar, Neyna pun segera turun dan dan menghampiri orang tuanya. Disana orang tua Neyna menyambut kedatangan tamu. Satu per satu mulai tampak para tamu memasuki gerbang rumah Neyna. Disana terlihat Shawn dan keluarganya sedang memakirkan mobil. Neyna langsung melambaikan tangan kepada Shawn dan menyuruhnya untuk segera berlari. Shawn pun penasaran dan dia berlari mendahului keluarganya yang masih berjalan dibelakangnya. "Ada apa Ney" "Sini cepat aku tunjukkan sesuatu" Neyna menarik tangan Shawn menuju tempat kue ulang tahunnya. Namun tiba-tiba ibunya melarang pergi terlebih dahulu. "Sayang beri salam dulu baru boleh pergi" Neyna pun memberi salam kepada orang tua Shawn. Orang tua Shawn juga memberikan ucapan dan hadiah kepada Neyna. Neyna semakin senang karena ada yang memberinya hadiah selain orang tuanya. "Sudah Mom" "Baiklah" Neyna pun segera menarik tangan Shawn ke tempat kue itu. Neyna menunjukkan kue itu ke Shawn. "Ini kuemu?" Tanya Shawn tidak percaya, Neyna menganggukkan kepalanya. Shawn mengitari kue itu. Matanya tidak lepas dari kue itu. "Kau harus melihat yang lain juga Shawn" Neyna pun menarik Shawn keruangan acara ulang tahunnya. Namun Shawn salah fokus dengan kue yang sedang tertata rapi diatas piring cantik itu. "Ney, aku lebih tertarik dengan makanan daripada ruangan" "Tapi aku juga suka ruanganmu. Ini sesuai denganmu" "Haha. Tapi kau jangan makan terus Shawn" "Makanan ini enak sekali Ney, aku tidak bisa berhenti. Nanti aku minta Mom membungkusnya pulang. Haha" "Dasar" Neyna pun meninggalkan Shawn diruangan itu. Dia memilih menghampiri orang tuanya yang sedang menerima tamu. Namun tiba-tiba mata Neyna tertuju kepada wanita yang berdiri ditengah-tengah pintu rumahnya. Neyna tidak bisa berkata apa-apa. Wanita itu seperti wanita yang waktu itu muncul saat lampu rumahnya padam. "M,m.." Neyna berusaha berbicara namun lidahnya seperti ditekan sehingga sulit untuk mengeluarkan suara. Neyna berusaha berteriak memanggil ibunya disana namun tidak bisa. Neyna pun terus berusaha. Tiba-tiba wanita itu menghilang. Seketika Neyna pun kembali bisa berbicara lagi.  Neyna langsung berlari kearah orang tuanya dan memeluk ibunya.  "Kamu kenapa Sayang" tanya ibunya panik, "Tidak ada Mom" Namun Neyna masih terus memeluk ibunya. Akhirnya ibunya pun mengajaknya masuk ke dalam ruangan. Ibu Neyna melihat Shawn sedang menikmati kue yang dihidangkan. "Kamu menyukainya?" Tanya ibu Neyna, "Tentu saja. Boleh aku bungkus pulang?" "Haha. Boleh saja" "Dasar" ucap Neyna lirih, "Aku mendengarnya Ney"  Satu per satu tamu mulai memenuhi ruangan. Tampak semua keluarga Miedelton memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk Neyna dan memberikan hadiah. Seorang pembawa acara memimpin acara tersebut. Mereka semua pun menikmati kue yang tersedia. Sampai pada larut malam mereka pun kembali pulang ke rumah. Neyna dan keluarganya sedang mengantarkan para tamu kembali ke pintu rumah. Para juru masak juga mulai merapikan peralatan yang tadi dipakai. Neyna pun langsung masuk kedalam kamarnya. Dia sudah kelelahan dan ingin segera pergi tidur. Neyna pun melirik beberapa hadiah yang tersusun diatas meja. Nenya tersenyum dan kembali berjalan menuju lantai atas.  *** Pagi harinya Neyna pun membuka hadiah - hadiahnya. Dia senang melihat banyak hadiah didepannya. Hari sudah mulai siang hari Neyna pun pergi untuk makan. Didapur masih ada sisa makanan tadi malam yang belum sempat Neyna cicipi. Neyna pun memakannya sendiri. Kedua orang tua Neyna masih bekerja. Tampak beberapa piring kotor masih menumpuk diatas wastafelnya. Neyna pun segera menyelesaikan makannya dan mencuci piring-piring itu bersamaan dengan piring yang ia gunakan. Selesai makan dia pun meletakkan piring-piring itu ditempatnya. Neyna mencuci sambil bersenandung. Namun tiba-tiba terdengar suara orang menata piring disebelahnya. Seketika Neyna pun terdiam. Dia menoleh namun tidak ada siapapun. Neyna pun melanjutkan mencuci piring. Tiba-tiba sekarang terdengar suara orang bersenandung seperti dirinya. Neyna yang waktu itu masih bisa menahan rasa takutnya kini tidak bisa lagi karena wanita itu muncul lagi. Wanita itu sedang menirukan Neyna mencuci piring. Dengan perlahan wanita itu mengusap dan membersihkan piring- piring kotor itu. Kemudian menatanya. Wanita itu terus seperti itu sampai piring-piring itu habis. Neyna hanya bisa menatap dengan badan yang bergetar. Bibirnya sulit membuka, lidahnya keluh seperti ditarik keluar. Keringat bercucuran.  Tiba-tiba wanita itu berhenti. Dia berhenti lama menatap jendela dekat wastafel. Neyna semakin tidak kuat jika terus melihatnya.  "Tok tok" suara pintu rumah diketuk. Tiba-tiba wanita itu menghilang begitu saja. Neyna langsung terduduk lemas diatas lantai.  Lututnya sakit karena hampir dua jam dia seperti itu. Nafasnya mulai tidak teratur. Namun Neyna merasa lega karena wanita itu sudah hilang.  "Tok tok" pintu rumahnya kembali diketuk. Neyna pun segera berlari dan membukakan pintu. Dia berusaha berlari sekencangnya agar tamu tersebut tidak menunggunya terlalu lama. Neyna takut itu adalah tamu penting orang tuanya. Penampilan Neyna berantakan, dia segera bercermin dan merapikan pakaiannya. Setelah dirasa rapi, Neyna pun pergi ke lantai dasar. Namun saat sampai dilantai dasar dia lupa membawa kunci pintunya. Neyna pun kembali keatas untuk mengambilnya. "Tok tok tok" suara pintu seperti didobrak masuk, Neyna khawatir tamunya akan mengamuk. Neyna pun segera bergegas turun. Dia pun memasang kunci itu ditempatnya dan mulai memutar kunci itu. Dibukalah pintu perlahan dan nampaklah disana. Tidak ada siapapun disana.  Neyna melihat ke halaman depan tidak ada juga. Neyna berlari ke sekeliling halamannya tidak ada juga disana.  "Apa mungkin tamunya sudah pergi?" Batin Neyna,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD