Malam Takbir

885 Words
        Malam ini malam takbir, gema takbir saling bersahut-sahutan dari masjid dan mushola-mushola. Gema takbir di malam terakhir ramadhan. Hiyya POV         Mas Hamzah baru saja pulang dari ponpes, kini ia akan pergi ke kamarnya bersiap-siap untuk ke masjid. Saat itu aku memanggilnya. Dia baru saja datang dari Ponpes abi. Semenjak dia lulus dari Al Azhar di Kairo. dia kini membantu abi mengurus Ponpes yang dulunya juga menjadi tempatku menuntut ilmu. Dia memang ingin menjadi ulama sehingga ketika lulus dari Ponpes milik eyang, ia ingin melanjutkan kuliah di Kairo. Dia bahkan lulus lebih cepat dari waktu seharusnya. Aku pun sebenarnya ingin kuliah disana tapi sayang abi dan ummi tidak mengizinkan. Jadinya sekarang aku tidak kuliah, aku memutuskan untuk mengabdi di ponpes milik abi. “Mas, Mas Hamzah..” panggilku pada kakak laki-laki satu-satunya yang kupunya dari belakang. “Iya dek, ada apa to?” tanyanya. “Eh enggak Mas, Hiyya cuma mau tanya aja.” kataku.                               “Oalah iyo-iyo arep takon opo ?” katanya sambil manggut-manggut. “Mm nanti mas sama abi mau ke masjid setelah buka puasa ?” tanyaku. “Oalah dek tak kirain mau tanya apa, lha ini mas mau ke Masjid.” katanya sambil cengengesan. “Oh iya iya, eh tapi mas nanti kesana kan sama abi kalo abis buka ?” “Iya memangnya kenapa to ?” katanya. “Aku ikut ya ya. Hiyya mau lihat suasana takbir mas. Sekalian juga Hiyya mau kerumahnya Tasmira ada pertemuan sama temen-temen yang lain juga. Ya, boleh ya!” kataku sambil memohon dan menaik-naikkan alis. “Mmm gimana ya....?” katanya sambil pura-pura berpikir. “Ih Mas Hamzah, ayolah, boleh ya...?” kataku. Ku tambah lagi wajah memelasku agar dia mau. “Ahaha iya-iya dek. Gak usah gitu ih mukanya jelek tau.” “Ih selalu deh ya udah gihh sana pergi ke masjid. Telat alhamdulillah.” kataku ngambek. “Ye ngambek ya udah mas mau pergi. Jangan kangen lho ya, oh ya tapi jangan lama-lama mainnya kasian ummi sendirian nanti” katanya sambil menggoda lagi. “Mas Hamzah lagian siapa yang kangen wlee, ngarep banget sih, iya-iya gak lama kok. Siap bos” kataku sambil mengangkat tangan layaknya hormat kemudian aku berlalu ke kamar. Ia hanya terkikik di bawah sana melihat kelakuan adik tersayangnya ini. ### Di kamar         Aku bersiap-siap untuk ke masjid nanti setelah berbuka. Setelah itu aku keluar untuk membantu ummi menyiapkan buka puasa yang tidak akan lama lagi. Ku turuni tangga lantai duaku dan dengan cepat aku telah sampai di dapur. Aku melihat wanita dengan hijab syar’inya sedang menyiapkan hidangan buka puasa. “Assalamu’alaikum ummi cantik, ada yang bisa Iyya bantu ummi.” kataku. “Wa’alaikumsalam lho anak ummi udah rapi arep nangdi to nduk ?” “heehe iya dong Hiyya kan selalu rapi ummi plus cantik juga hehe. Itu ummi nanti Iyya...mau bareng abi sama mas Hamzah ke masjid. Hiyya mau liat malam takbir sama mau ke rumahnya Tasmira.” kataku. “Oohh gitu jadi ummi di tinggal sendirian nih di rumah.” katanya. “Mm sebentar aja ya. mi cuman mau bahas acara halal bihalal kok, boleh ya mi sebentar aja.” kataku sambil bergelanyut di pundaknya. “Iya sayangnya ummi boleh kok tapi iling pulangnya aja dalu-dalu, jangan malam-malam ya.” katanya sambil mencubit pipiku. “Iya ummiku sayang siap.” kataku sambil mengankat jempol. Kemudian ummi mencium pipiku dengan sayang. “Yo wis kalo gitu udahan deh sayang-sayangnya kasian nanti abi sama masmu pulang gak ada makanan buat buka puasanya. Nangis nanti mereka. Wis saiki kamu susun makanannya di meja ya nduk.” kata ummi. “Inggih ummi.” kataku kemudian beranjak mengambil makanan dan menyusunnya di meja makan. Sepeninggalku, di dalam hatinya ummi berkali mengucap syukur memiliki putri sepertiku. Namun tidak menutup kemungkinan hatinya yang sedih karena salah satu anaknya telah tiada. Dug....Dug....Dug Allahuakbar....Allahuakbar Allahuakbar.....Allahuakbar Adzan magrib telah berkumandang. Hal itu menandakan waktu berbuka puasa telah tiba. Ummi pun telah berada di meja makan “Alhamdulillah, Allahumma lakasumtu, wabika amantu, wa’ala rizkika afthortu birahmatika yaa arhamarrahimin. aamiin” kataku dan ummi namun lirih. setelah itu aku dan ummi minum teh hangat dan kemudian mengambil 3 buah kurma seperti sunnah nabi Muhammad SAW. Setelah itu aku dan ummi melaksanakan sholat maghrib berjamaah dengan ummi sebagai imam. Selesai sholat .maghrib, aku menyalimi tangan ummi. Kemudian aku dan ummi bersiap-siap untuk berbuka bersama abi dan mas Hamzah. Ummi menuangkan nasi di piring sedangkan aku yang menuang minumnya. Saat itu juga Abi dan Mas Hamzah masuk dengan beruluk salam. “Assalamu’alaikum..” kata abi dan Mas Hamzah bersama-sama. “Wa’alaikumusalam.” jawabku dan ummi pun bersama-sama. “Subhanallah! bidadari-bidadari abi lagi nyiapain makan buat abi.” katanya. “Bidadari Hamzah juga bi.” kata mas Hamzah. “Inggih bidadarinya semuanya....” kata ummi menengahi         Setelah itu kami berbuka puasa bersama dengan diam. Memang kebiasaan ini sudah di terapkan oleh keluarga besarku. Di saat makan tidak boleh ada yang bicara. Eyang Kakung yang mengajarkannya.         Acara buka puasa di ramadhan terakhir ini telah usai. Aku pun membantu ummi membersihkan semuanya. Setelah itu aku dan mas Hamzah pergi ke masjid. sebenarnya abi ikut. Tapi tadi katanya kami disuruh berangkat duluan, nanti abi dan ummi akan sholat di masjid lain karena abi di undang sebagai imamnya. ♠♠♠
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD