Part 1 - Malam Pertama

1321 Words
Tik ... Tok ... Tik ... Tok ... Hanya suara jam yang berdetak yang mengisi keheningan di dalam kamar pengantin baru ini. Yebin berulang kali melirik dengan canggung ke arah pria yang baru beberapa jam yang lalu resmi menjadi suaminya. "Aku akan mandi lebih dulu." Jaehoon kabur ke kamar mandi. Meninggalkan Yebin yang semakin gelisah. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan? "Byun Jaehoon pakai bajumu sebelum kau keluar!" teriak Yebin. Jaehoon hanya membalas teriakan Yebin dengan bergumam. Membuat istrinya itu hanya bisa berbisik, "kau takkan tahu kapan aku lepas kendali dan menyerangmu." "Aku baru tahu aku menikahi seekor hewan buas!" Yebin tersentak saat Jaehoon membalas perkataannya, "Dia bisa mendengarku?!" Yebin menatap kesekelilingnya untuk meninggalkan kebosanan. Ranjang yang penuh dengan kelopak bunga mawar, lilin aroma terapi yang disusun sedemikian rupa, dan berbagai pernak-pernik lain yang membuat kamar ini semakin romantis. "Ibu pasti secara khusus mengatur semua ini untuk malam pertama kami." desah Yebin sambil tersenyum miris. Ah ... Sayang sekali takkan ada yang namanya 'malam pertama' bagi Jaehoon dan Yebin. Mereka memang menikah, tapi baik bagi Jaehoon maupun Yebin itu hanya sebagai status saja. Takkan ada yang berubah. Mereka akan tetap bersikap seperti biasa. "Aku sudah selesai. Pergilah mandi dan bersihkan tubuhmu." Jaehoon melempar kemeja dan juga celana pendek pada Yebin. "Untuk apa kemeja ini?" tanya Yebin heran. "Percayalah, kau takkan mau melihat isi kopermu walau sedikit pun." ucap Jaehoon sambil menyeringai. Pria tu pasti sudah lebih dulu membuka kopernya. Karena penasaran, Yebin membuka kopernya dan terperangah. Berbagai lingerie seksi dan juga alat-alat yang Yebin kira hanya ada di blue film ada disana. Yebin mengambil secarik kertas yang di atas benda-benda itu. 'Dear Kakakku tercinta ... Ini hadiah pernikahan dariku. Siapa tahu saja Kak Jaehoon tiba-tiba normal karena kau menggunakan ini?' Yebin menutup kopernya dengan kasar. Ia akan membakar koper beserta benda-benda laknat itu nanti. "Aku tak peduli kau adikku, tapi aku pasti akan membunuhmu! Pasti akan membunuhmu!" *** Minkyu menghibur Jungmyeong yang masih bersedih. Rencana pria itu kacau. Padahal Jungmyeong sudah mengeluarkan senjata pamungkasnya untuk membatalkan pernikahan Yebin. "Sudah kuduga, aku memang harus menunggu hingga ia bercerai dengan Kak Jaehoon," keluh Jungmyeong. "Mengapa kau terobsesi begini pada Kak Yebin? Dengarlah, kau masih bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari Kak Yebin." "Kau mengatakan itu tapi kau sendiri belum melupakan Yeonsoo." cibir Jungmyeong. Minkyu merengut saat Jungmyeong mengungkit perasaannya pada Yeonsoo, "Hei! Walau belum melupakannya tapi aku sudah merelakannya bersama Kak Woojin! Mengapa kau mengungkitnya lagi! Lagipula rencanamu tadi benar-benar tidak berguna!" "Tidak berguna katamu? Rencanaku itu rencana yang bagus tahu!" Rencana apa yang mereka maksud? Mari mundur ke beberapa jam yang lalu, di pesta pernikahan Jaehoon dan Yebin. #Flashback Sekumpulan gadis berpakaian serba hitam masuk ke ruangan pesta. Para tamu mulai saling berbisik-bisik membicarakan kedatangan para gadis itu. Saat Jaehoon melihat sekumpulan gadis itu, wajahnya memucat. Yebin yang menyadari ekspresi pria itu pun menatapnya dengan penuh tanda tanya. Sebenarnya ada alasan mengapa Jaehoon terlihat gelisah karena melihat sekumpulan wanita berpakaian hitam itu. Mereka adalah para mantan kekasih Jaehoon. Jadi mari kita memanggilnya mereka 'Barisan Para Mantan'. Jaehoon tak tahu mengapa bagian dari masa lalunya itu tiba-tiba datang ke pesta pernikahannya. Padahal seingatnya ia tak mengundang seorang pun dari mereka. Sekarang yang bisa Jaehoon lakukan hanya berdoa agar para mantannya tidak menghancurkan pesta pernikahannya. "Hei Byun Jaehoon!" Jaehoon segera bersembunyi di belakang punggung Yebin. Menyesali perbuatannya yang selalu mengencani wanita agresif lagi tidak punya otak dan tidak tahu malu. "Kau berjanji akan selalu bersamaku tapi apa ini? Kau menikah dengan wanita lain?" bentak salah satu wanita itu. "Aku bahkan mengira kau sudah menjadi gay, tapi kau malah menikah dengan wanita ini!" ucap wanita lainnya. "Wanita ini? Wanita ini apanya? Kau iri karena aku yang menikah dengan Byun Jaehoon?" Yebin membalas perkataan mereka. "Hei, bahkan kami lebih cantik daripada kau! Aku tak tahu selera Jaehoon telah menurun ke tingkat yang paling bawah!" "Walau kau berkata begitu, itu tetap tidak mempengaruhi fakta bahwa Jaehoon memilihku bukannya wanita bodoh seperti kalian!" Itu tindakan yang salah. karena begitu Yebin membalas ucapan mereka, para wanita itu mulai maju dan menjambak rambut Yebin dan juga Jaehoon. Pihak keamanan yang turun tangan bahkan kewalahan menghadapi mereka. Pesta menjadi kacau. Yeonsoo yang memang suka dengan kerusuhan ikut bergabung memerangi team 'Barisan Para Mantan' membuat Woojin juga harus turut ikut serta. Dan pada akhirnya, Jaehoon dan Yebin diam-diam diamankan ke ruangan lain hingga suasana mulai kembali aman untuk melangsungkan pesta. #flashback off Dan yang mengundang 'Barisan Para Mantan' adalah Jungmyeong. Rencana itu hampir berhasil, sebenarnya. "Kau berhasil menghancurkan pestanya, tapi kau tak berhasil membatalkan pernikahannya. Menyerahlah, ya?" pinta Mingkyu. "Tidak! Aku masih belum menyerah! Oh iya, kau tiba-tiba menghilang di pesta tadi. Kau darimana saja?" tanya Jungmyeong. MInkyu terdiam sebentar. Lalu ia berdiri dengan wajah yang memerah. "Aku ... Aku dari toilet!" "Benarkah?" "Eumm! Kau tak percaya padaku?" Minkyu menatap Jungmyeong kesal. Ia berdiri dan mengambil jasnya, "Aku pulang dulu, ya? Masih banyak yang harus kukerjakan di rumah." Jungmyeong menatap punggung Minkyu yang menghilang ditelan pintu kamarnya. Kalau Minkyu bersikap kikuk begitu tentu saja akan memancing kecurigaan Jungmyeong. "Hmm ... Tak biasanya ia menyembunyikan sesuatu dariku." *** "Eummm ... Ssshhh ... Ahhh ... Enghhh ... Aku tidak kuat lagi!" Nyonya Kang melotot saat mendengar suara-suara aneh dari kamar Yebin. Ia pun tertawa kecil. "Pengantin baru memang selalu bersemangat, ya?" Ia pun berhenti menguping dan berjalan kembali ke kamarnya. Sementara itu di dalam kamar ... "... Ngghhh ...," Yebin terus mendesah. "Sudah cukup. Yeonsoo bilang ibumu sudah pergi," ucap Jaehoon sambil menyeringai. Yebin menghela nafas lega. Ia ikut menyeringai bersama Jaehoon. "Kau benar-benar berbakat!" goda Jaehoon. "Yah, aku belajar dari ahlinya. Yeonsoo sudah mempersiapkanku untuk ini." balas Yeonsoo, "Karena aku sudah bekerja dengan baik, sekarang kau harus tidur di sofa." "Apa? Kenapa? Walau kita tidur di ranjang yang sama pun aku takkan melakukan apapun padamu." ucap Jaehoon heran. "Kau memang takkan melakukan apapun padaku," Yebin merangkak ke atas tubuh Jaehoon sambil tersenyum s*****l, "Tapi aku yang akan melakukan sesuatu padamu jika kau tidak berjaga-jaga. Jadi ...," Yebin mendorong Jaehoon dengan kasar hingga pria itu jatuh ke lantai, "Kau tidurlah di sofa!" "Hei! Tidak perlu sampai mendorongku begitu!" protes Jaehoon. Yebin tertawa jahat dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Jaehoon berjalan dengan bersungut-sungut ke arah sofa dan berusaha memejamkan matanya. Tok ... Tok ... Tok ... Mata keduanya terbuka bersamaan. Jaehoon dan Yebin saling berpandangan sebelum menatap pintu dengan wajah panik. "Eungghhh ... Jaehoon-ah jangan disituhh ... Enghhh ... Ahh ...," Yebin kembali berpura-pura mendesah. Terdengar suara cekikikan dari luar. Tunggu! Sepertinya baik Jaehoon maupun Yebin mengenali suara itu. Drrtt ... Drrt ... Jaehoon mengambil ponselnya yang bergetar tanda ada pesan masuk. Wajahnya berubah kesal saat melihat isi dari pesan yang ia terima. Jaehoon berdecak dan melangkah ke arah pintu. Yebin sontak menghentikannya. "Apa yang kau lakukan?" Jaehoon menunjukkan isi dari pesan yang ia terima tadi pada Yebin. Kang Yeonsoo Berhentilah mendesah dan buka pintunya sebelum ibuku melihatku dan mengira aku berusaha mengacaukan malam pertama kalian! Yebin tak mengatakan apapun dan memasang wajah masam setelah itu. Benar saja, begitu Jaehoon membuka pintu, wajah Yeonsoo dan Woojin yang sedang menyeringailah yang menyambut mereka. "Wuoo desahanmu benar-benar hebat! Tidak sia-sia aku mengajarimu, Kak." goda Yeonsoo. "Bukannya kau bilang kau akan pulang ke apartemen kalian? Mengapa kalian masih ada disini?" tanya Jaehoon. "Ah itu ... Siapa tahu saja kalian membutuhkan seseorang untuk merekam malam pertama kalian? Kami kemari untuk menawarkan ini." ucap Woojin. "Park Woojin kau benar-benar sudah tidak sayang pada nyawamu ya? Kemarilah! Biar kubunuh kau!" Yebin sendiri kembali menjatuhkan dirinya ke atas ranjang dan menutupi kepalanya dengan bantal sementara Woojin dan Jaehoon mulai saling pukul. Yeonsoo ikut berbaring disebelah Yebin. "Kak Yebin ...," bisik Yeonsoo, "Sampai kapan kalian akan berpura-pura menjadi suami istri normal begini? Kalian tahu kalian tidak bisa membohongi orang-orang selamanya bukan?" "Aku tahu," ucap Yebin pelan, "Tapi semua sudah terlanjur. Aku sudah tidak bisa mundur. Kau tahu itu bukan?" ****** Makassar, 17 Januari 2017 Dipublikasikan di dreame 19 Juli 2020
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD