Chapter 1

1032 Words
"Bagaimana kondisi ibuku?" Lucas melontarkan pertanyaan itu kepada Ben yang menunggu di depan ruangan. Ben adalah orang kepercayaannya. Lelaki yang selalu Lucas andalkan dalam keadaan apapun. Untungnya dia sudah ada di rumah sakit ini untuk membereskan semuanya. "Nyonya Amanda baik-baik saja. Hanya luka ringan. Sekarang sudah bisa dijenguk." Lucas merasakan kelegaan yang sungguh luar biasa. Ia sudah begitu panik ketika selama perjalanan menuju rumah sakit. Jika sampai kecelakaan yang kali ini juga merenggut nyawa seseorang yang ia sayangi, Lucas tidak akan pernah memaafkannya. Ia tidak akan pernah memaafkan siapapun yang menyebabkan ibunya celaka. Entah itu disengaja ataupun tidak disengaja. Setelah mendengar jawaban Ben, Lucas segera masuk ke ruangan tempat ibunya berada. Rasa lega semakin membuncah di dadanya ketika ibunya tersenyum. Wanita itu dalam keadaan sadar dengan wajah sedikit pucat. Selebihnya, terlihat baik-baik saja seolah tidak ada luka apapun sehabis kecelakaan. "Mom." Lucas langsung memeluk ibunya. Ia sungguh cemas dan takut terjadi apa-apa. Lucas tidak siap untuk kehilangan lagi, sungguh. Ia sudah terlalu banyak kehilangan selama ini. "Aku baik-baik saja. Tenanglah." Amanda sungguh paham akan seperti apa keadaan Lucas kala mendengar dirinya kecelakaan. Wajah putranya itu begitu kacau ketika memasuki ruangan tadi. Amanda bersyukur dia masih baik-baik saja dan masih hidup. Jika tidak, entah akan seperti apa hidupnya nanti. "Katakan padaku mana yang sakit? Apa dokter sudah memeriksamu dengan benar? Kita harus lakukan rontgen untuk pemeriksaan lanjutan." "Lucas, tenanglah. Mommy baik-baik saja." Amanda kembali tersenyum sambil menyentuh tangan putranya. Ia sungguh baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Kau harus berterima kasih kepada gadis yang menyelamatkanku." "Gadis?" tanya Lucas bingung. Lucas tidak tahu seperti apa cerita kecelakaan yang dialami ibunya. Setelah mendengar kabar dari Anne, ia langsung mengajak wanita itu menuju rumah sakit tanpa bertanya lebih lanjut. Ia tidak ingin mendengarkan informasi tambahan yang membuatnya akan semakin panik. Anne tidak tahu bagaimana keadaan ibunya, jadi Lucas memintanya diam dan tidak mengatakan apapun tanpa ditanya. "Seorang gadis menyelamatkanku. Jika tidak, mungkin aku sudah menyusul Daddymu dan-" "Mom!" potong Lucas cepat. "Kejadiannya di jalanan dekat restoran. Aku keluar dari restoran itu dan hendak menyebrang saat lampu merah. Tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang. Gadis itu berniat mengembalikan ponselku yang tertinggal di restoran. Dia menarikku dan kami jatuh bersama. Aku hanya luka kecil tapi dia mengeluarkan cukup darah." "Aku akan mencarinya," ujar Lucas. Amanda jadi tersenyum. Lucas akan menemukan gadis itu dan mengucapkan terima kasih. Yang paling terpenting sekarang adalah keadaan ibunya baik-baik saja. Mungkin hanya perlu beberapa perawatan dan semuanya akan baik-baik saja. Lucas keluar ruangan ibunya untuk menemui Ben. Begitu melihat Anne. Lucas mempersilahkannya masuk untuk menjenguk Amanda. Sehingga kini hanya tinggal Lucas dan Ben saja. "Kenapa kecelakaan itu bisa terjadi?" tanya Lucas. "Pengendara itu sedang mengantuk, Tuan. Jadi ia tidak melihat lampu merah dan hampir menabrak Nyonya." "Sudah kau selidiki pelakunya?" tanya Lucas dengan pandangan serius. Ben menganggukkan kepalanya. "Ya, Tuan. Lelaki itu memang mengantuk dan ia adalah seorang pegawai biasa di sebuah kantor kecil." Lucas menganggukkan kepalanya. Berarti semua ini memang murni sebuah kecelakaan, bukan pembunuhan yang direncakan. Ben sudah menyelidikinya jadi pasti semua itu benar. "Bagaimana dengan pelakunya?" biar bagaimana pun juga, Lucas harus tetap membuat perhitungan dengan lelaki itu karena hampir membahayakan nyawa ibunya. "Sudah ditangani. Aku sudah memastikan dia mendapatkan hukuman yang setimpal." Lucas menganggukkan kepalanya kemudian menggumamkan terima kasih. Ia hendak kembali ke ruang rawat ibunya namun berbalik karena baru teringat sesuatu. "Gadis yang menyelamatkan ibuku?" "Saya sudah meminta tim untuk mencari tahu. Sebentar lagi informasi lengkapnya akan dikirim." Amanda sudah sadar hampir dua puluh menit yang lalu. Begitu beliau sadar, ia langsung meminta Ben untuk mencari tahu siapa gadis yang menolongnya. Itu sebabnya Ben segera bergerak dengan cepat. Asistennya sedang bekerja untuk mencari tahu informasi mengenai gadis itu. Seharusnya cukup mudah mengingat Ben sudah memberikan informasi lokasi kejadian dan informasi tambahan bahwa gadis itu bekerja di restoran sekitar tempat kejadian. "Bagus. Segera beri dia uang sebanyak mungkin. Lalu sampaikan ucapan terima kasih karena sudah menolong ibuku." Ben menganggukkan kepalanya. "Jika dia terluka, pastikan ia mendapat perawatan terbaik." Ben kembali menganggukkan kepalanya. Jika Lucas terdengar bersikap dingin dan ketus kepada siapa pun, maka hal itu tdiak berlaku kepada Ben. Hanya tiga orang yang masih bisa mendengar ucapan panjang Lucas ketika lelaki itu bicara. Yaitu ibunya, Anne, dan Ben. Meski Lucas sudah tidak bicara sesering dan sebanyak dulu. Setidaknya ketika bicara dengan ketiga orang itu, Lucas akan berbicara sedikit lebih banyak dan bersikap lebih baik. "Terima kasih. Tolong pastikan pekerjaanku terkendali, aku akan menemani Mommy sampai keadannya benar-benar baik." *** Lucas memperhatikan gambar gadis yang menyelamatkan ibunya. Ia sudah terdiam sejak satu jam yang lalu hanya untuk memperhatikan detail wajah gadis itu. Dirinya tidak bisa berbohong bahwa gadis itu nampak sangat menarik secara visual. Ia sangat berterima kasih atas bantuannya. Karena dengan begitu, Amanda masih tetap baik-baik saja sekarang. “Pelayan restoran Dave secantik ini,” gumam Lucas. Ia ingin menemui gadis itu untuk mengucapkan terima kasihnya dengan sangat tulus. Akan tetapi ia berpikir bahwa akan jauh lebih baik bagi dirinya apabila tidak bertemu dengan gadis itu. “Siapa yang tahu, bisa saja kau berniat memanfaatkanku.” Lucas tidak boleh melupakan fakta bahwa ia masih menjadi lelaki yang paling diinginkan sebagian besar perempuan di New York. “Harusnya dia sedikit bijak memanfaatkan kecantikannya. Menjadi model sepertinya cocok.” Lalu Lucas kembali memperhatikan wajah gadis itu. Tidak menyadari bahwa ia telah memperhatikan wajah seorang gadis sejak tadi. Memperhatikan foto seorang gadis setelah begitu lama. Lucas tidak menyadari bahwa ini pertama kalinya ia memperhatikan perempuan cukup lama setelah kematian istri tercinta, Carissa Dixie. Bahkan Lucas memperhatikannya hanya melalui foto. Hal yang sebenarnya tidak mungkin dilakukan oleh seorang Lucas Dixie yang tidak mau membuang waktu untuk orang asing. Amanda Dixie mengintip dengan hati-hati agar Lucas tidak menyadari bahwa dirinya terbangun. Sejak tadi sebenarnya Amanda sangat penasaran dengan apa yang Lucas tatap di tabletnya. Putranya itu tersenyum. Demi apapun, Lucas tersenyum. Bahkan sudah beberapa waktu berlalu, lelaki itu masih tersenyum. Entah apa yang membuat Lucas akhirnya bisa tersenyum secara rahasia seperti itu. Hanya saja Amanda menyadari satu hal. Sejak ia melihat gadis yang menyelamatkan nyawanya tadi, ia berpikir bahwa gadis itu cocok untuk menikah dengan Lucas. Akan tetapi, ia harus tetap hati-hati dalam memilih. Lucas harus menikah dengan perempuan yang bisa membuatnya bahagia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD