3 - You Pull Me In

517 Words
Dalam hati Jaemin terasa berbagai macam emosi seperti teraduk-aduk. Di depannya Jeno menatapnya tak percaya. "Apa kamu gila? Disini kamu yang akan hancur jika salah satu rekaman ini tersebar. Apa kamu tak peduli dengan tanggapan orang lain?" Seru Jeno yang entah kenapa justru kesal dengan Jaemin yang seakan tak peduli dengan perbuatannya. Jaemin berusaha menenangkan pikirannya sejenak. Ini pertama kalinya ia merasa begitu bersemangat akan satu hal. "Sudah kubilang, kamu saja yang terlalu naif. Ingat anak baru, kamu disini bahkan belum satu hari. Dan sudah berpikir mengancamku? Jangan membuatku tertawa." Jawab Jaemin sambil mengusap bibirnya. "Aku tidak pernah menyembunyikan apapun pada orang lain. Aku juga tidak masalah jika mereka tahu." Lanjut Jaemin. Kini Jeno terdiam. Dia masih belum tahu kenapa dia kesal dengan Jaemin seperti ini, seakan ia tidak menghargai dirinya sendiri. "Kau..!!" Ucapan Jeno terpotong. "Sekarang kupikir-pikir, ini membuatku kesal juga. Apa yang membuatmu berpikir untuk mengancamku? Apa yang kamu mau dari mengancamku..?" Tukas Jaemin, kini ia menatap Jeno sebelah mata. "Aku hanya..." Lagi-lagi ucapannya terpotong dengan suara bel masuk. Jaemin menghela nafas, ia menatap Jeno sejenak. Kemudian berlalu begitu saja. Jeno mendengar suara langkah Jaemin yang perlahan menghilang. Tiba-tiba niatnya untuk masuk kelas hilang. Ia pun melangkah mencari ruangan kesehatan. Jeno menghela nafas setelah berhasil menemukan ruangan kesehatan walaupun dengan sedikit keberuntungan ia tidak nyasar. Dalam pikirannya masih terbayang jelas wajah Jaemin yang meremas kupu-kupu begitu cantik dimatanya. Tak ada senyuman, tak ada perasaan, hanya menyiratkan wajah bosan. Ia menghela nafas keras sambil tertidur memjamkan matanya. Ia tak pernah bertindak impulsif seperti tadi. Tapi dengan Jaemin di hadapannya, ia menginginkan wajah itu berada di bawahnya. *** Jeno terbangun akibat suara keras di sampingnya. Ia mengerjapkan matanya melihat Jaemin yang membawakan tasnya dengan wajah datar. "Merepotkan." Ujar Jaemin sambil menatapnya rendah. Ia hendak berbalik sebelum Jeno menariknya. Entah sadar atau tidak yang jelas kini posisi Jaemin tepat berada dibawah Jeno. Sepertinya Jeno belum sadar sepenuhnya. Jaemin mengerang merasa punggungnya terhentak buku didalam tasnya. Ia menatap wajah Jeno diatasnya, penuh nafsu. Ia seakan tak mengenal Jeno saat itu. "Apa yang kau lakukan, b******k!" Seru Jaemin berusaha bangun. Namun dengan sekali hentakan, tangan Jaemin ditahan Jeno diatas kepalanya nya. Jaemin tak tahu apa, tapi perasaannya seperti tertekan dari sorot mata Jeno. Mata Jaemin memanas, ia merasa terancam. Dihadapannya, Jeno yang masih mengumpulkan kesadarannya semakin b*******h melihat Jaemin yang berhasil didominasinya. "Jangan salahkan aku, kau yang membangunkan diriku." Guman Jeno di telinga Jaemin. Bibir Jeno dengan perlahan mengusap telinga Jaemin membuat yang punya menggigit bibirnya kuat-kuat. Jaemin merasa sentuhan bibir Jeno mulai turun ke lehernya. "Ahh.. Mmphh.. Jen, henti.. Akkhh.." Desahan Jaemin tidak tertahan lagi, akibat Jeno yang menghisap kulit lehernya sangat kuat. Tangan Jeno mulai melepas dasi Jaemin hingga kancing bajunya. Jeno justru makin liar mendengar desahan Jaemin. Ia mulai menggigit tulang di sekitar bahu Jaemin sambil tangan satunya bermain dengan p****g merah muda yang sangat menggiurkan itu. Air mata Jaemin sudah mengalir jatuh. Ia seakan tak berdaya untuk menolak Jeno, tubuhnya lemas tak bertenaga. Saat Jeno mulai melonggarkan tangannya Jaemin hanya bisa menutup mulutnya mencegah makin banyaknya suara menjijikkan itu keluar dari mulutnya.. *** To Be Continued...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD